Jumat, 30 September 2011

Analisis jurnal 3 ( Tugas metode riset 2 )

Judul : KEPUASAN PELANGGAN: RIVIU DAN PENGEMBANGANNYA DALAM MELAKUKAN
PENELITIAN. ( CUSTOMER SATISFACTION: RIVIEW AND ITS DEVELOPMENT IN DOING RESEARCH).

Tahun : 1 juli 2009

Pengarang : Johannes

Tema : Kepuasan terhadap hasil penelitian

Latar Belakang masalah:

Kepuasan adalah hal yang umum diucapkan, didiskusikan dan dipublikasikan. Mulanya konsep kepuasan dekat dengan kegiatan pemasaran karena adanya orientasi pemasaran terhadap kebutuhan pelanggan. Sekarang, konsep kepuasan telah merasuk ke seluruh jajaran organisasi karena keyakinan bahwa tanpa dapat membangun kepuasan pelanggan niscaya satu organisasi dapat bertahan dan berkembang. Sehingga diyakini bahwa seluruh bagian dalam organisasi mempunyai misi memberikan kepuasan terbaik kepada pelanggan internal maupun eksternal.

Kepuasan tidak saja sebagai tujuan organisasi, akan tetapi juga menjadi strategi (instrumen)perusahaan. Sebagai strategi, kepuasan berkaitan dengan penyusunan konsep, metode, dan evaluasi untuk dapat memenangkan persaingan. Selanjutnya diyakini adanya hubungan terpola bersifat positif antara kepuasan dengan berbagai hal yaitu word of mouth, menahan pelanggan, loyalitas, dll. Pelanggan yang memperoleh tingkat kepuasan tinggi diyakini akan menjadi pelanggan yang loyal, dan pelanggan loyal tidak akan berpindah sehingga memungkinkan perusahaan memperoleh laba sepanjang masa.


Perumusan Masalah :
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :

1.Bagaimanakah kepuasan penulis dan pembaca terhadap penelitian yang dihasilkan.
2.Apakah ada kesamaan factor antara kepuasan penulis dan pembaca .

Tujuan Penulisan

a)Menjelaskan perkembangan konsep kepuasan pelanggan terkini secara akademis dalam melakukan penelitian.

b)Menjelaskan pengelolaan kepuasan sebagai bagian strategi perusahaan


METODOLOGI

Definisi kepuasan opersional yang banyak digunakan termasuk yang dikemukakan oleh
Kotler. Kotler dan Keller (2006) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa yang berasal dari perbandingan antara persepsi (perception) terhadap hasil (perfomance) suatu produk dengan harapannya (expectation). Bila kinerja produk dari pengalaman mengkonsumsi berada di bawah harapannya, kondisi ini menunjukan hal tidak puas (dissatisfied), bila sama puas (satisfied), dan bila di atas sangat puas (higly satisfied).

Konsekuensi daripada definisi ini yaitu pengukuran kepuasan didasarkan kepada kesenjangan antar harapan dan pengalaman, tanpa harus mempermasalahkan dulu dimensi maupun indikator yang dijadikan ukuran kepuasan pelanggan. Secara implisit konsep ini harus memenuhi asumsi bahwa responden sudah lebih dahulu mempunyai harapan atas barang dan jasa yang akan dikonsumsi, dan asumsi ini tidak selalu terpenuhi. Lebih jauh, bila definisi di atas disimak, kondisi puas dapat diketahui dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah mengkonsumsi. Posisi sebelum yang ditunjukkan oleh harapan terkait dengan kecenderungan, reaksi, atas berbagai atribut produk terkait. Sementara itu, dalam rentang waktu tertentu, konsumen dapat mengalami perubahan kondisi kepuasan, sebagai akibat perubahan persepsi terhadap atribut kepuasan itu sendiri. Sementara itu kondisi setelah ditunjukkan oleh keadaan
konsumen mengkonsumsi, apakah yang dialami dapat memenuhi yang diharapkan.

Dalam kaitannya dengan kepuasan, Kotler dan Keller (2006) secara implisit meyakini tiga hal: Nilai Pelanggan, Kepuasan dan Loyalitas. Semakin tinggi nilai yang diterima pelanggan, akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan, dan sebagai akibatnya pelanggan akan semakin loyal. Dalam kaitan ini, nilai pelanggan didefinisikan sebagai perbandingan antara Nilai Total yang diterima dengan Biaya Total. Oleh karena itu, peningkatan harga tidak bisa dilihat akan mengurangi kepuasan, bilamana pemasar dapat memberikan nilai lebih dibanding dengan biaya yang muncul karena peningkatan harga tersebut.


Atribut kepuasan

Bagaimanapun pengukuran kepuasan pelanggan berkaitan dengan atribut, dimensi, maupun
indikator yang secara akademis menjadi gambaran objek penelitian. Secara teknis atribut ini yang dinilai konsumen yang kemudian dikalkulasikan. Atribut ini sendiri tunduk kepada konsep maupun teori. DAlam hal ini, Giesse dan Cote (2002) menjelaskan bahwa definisi apapun tentang kepuasan harus mempertimbangkan tiga hal:

i. kerangka definisi yang digunakan harus didasarkan yang berlaku umum di mata konsumen.

ii. diskusikan bagaimana kerangka ini dapat dikembangkan dalam satu operasionalisasi sehingga sesuai dengan konteks, dan

iii. pastikan bahwa definisi ini konsisten dengan pandangan konsumen, sehingga bilamana dinyatakan puas maka konsumen akan setuju dengan peneliti tentang apa yang dimaksud dengan puas.


Langsung vs Tak Langsung
Mengukur kepuasan dapat dilakukan secara langsung atau tak langsung.. Secara langsung
dilakukan dengan cara memperoleh gambaran kepuasan sebagai satu konsep ataupun variabel, sementara secara tidak langsung dilakukan melalui konsep atau variabel lain. Hal demikian dapat diperiksa melalui konsep yang disampaikan Kotler, (2006) yang menunjukkan hubungan antara Customer Value (CS), Satisfaction dan Loyalty. CS dalam hal ini ditentukan oleh perbandingan antara Total Customer Value (TCV) dan Total Customer Cost (TCC). Bila TCV melebihi TCC akan menunjukkan bahwa pelanggan
akan merasa puas, karena nilai yang diterima melebihi dari pengorbanan yang dilakukan. Artinya lebih banyak nilai yang diterima, lebih puas pelanggan. Cara seperti ini dapat juga dapat ditunjukkan kepada penanganaan keluhan. Bila pelanggan merasa puas terhadap penanganan keluhannya, hal ini juga menunjukkan didapatnya kepuasan. Selain itu, melalui importance and performance analysis dapat juga diketahui keadaan puas atau tidak. Bilamana performance dapat memenuhi importance, kondisi ini juga menunjukkan keadaan puas. Penjelasan ini menunjukkan bahwa kepuasan dapat dilihat dari ukuran lain.


Mengelola Kepuasan pelanggan

Dari sisi perusahaan , ada dua hal penting yang mengharuskan mereka peduli terhadap
kepuasan pelanggan 1) memberikan pemahaman tentang bagaimana konsumen mendefinisikan kualtias barang dan jasa, dan 2) fasilitas yang disediakan perusahaan sehingga dapat tercipta kepuasan. Kepuasan pelanggan adalah kondisi atau keadaan yang dapat bermakna bagi seluruh organisasi ataupun perusahaan. Perkembangan terhadap kepedulian pelanggan telah menjelma menjadi bagian tersendiri dalam bidang manajemen dengan berkembangnya Customer Relationship Marketing (CRM). Konsep ini sebagaimana dinyatkan oleh Lucas (2005) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan harus fokus
kepada organisasi perusahaan. Artinya organisasi perusahaanlah yang pada akhirnya menjadikan kepuasan pelanggan sebagai bagian perusahaan yang mutlak. Sehingga disimpulkannya bahwa yang lebih penting perusahaan harus membangun kultur yang peduli kepada kepuasan. Dijelaskan bahwa upaya membangun kultur kepuasan meliputi dimensi falsafah dan misi daripada pelayanan, peran dan harapan daripada karyawan, kebijakan dan posedur, dukungan manajemen, barang dan jasa, motivator dan imbalan,
pelatihan, dan sistem pengiriman. Sejalan dengan ini Vranesevic (2002) menjelaskan bahwa yang penting dalam hubungannya dengan kepuasan pelanggan adalah bagaimana membenahinya melalui kultur perusahaan. Kepuasan pelanggan hanya dapat muncul dari perusahaan yang menjadikan kepuasan bagian dari kultur perusahaan. Kinsey dalam Vranesevic (2002) mengurai bagaimana kepuasan dapat diterjemahkan menjadi operasional dengan urutan berikut: 1) strategy, 2) structure, 3) system, 4) style, 5)
staff, 6) shared value, and 7) skills. Hal ini searah dengan model kesenjangan dan sumber kesenjangan seperti dijelaskan di atas, dimana permasalahan kepuasan pelanggan juga ditentukan oleh pemahaman karyawan, rancangan jasa yang disampaikan, dan bagaimana itu dikominikasikan ke pelanggan.

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas, agar dapat merancang satu studi pengukuran kepuasan pelanggan harus mempertimbangkan hal berikut :

1. Secara konseptual didapat perbedaan konstruksi teoritis antara deteminan kepuasan yang masing-masingnya secara empiris mempunyai kebenaran ilmiah sesuai dengan situasi penelitian. Konsep demikian pada dasarnya menunjukkan bahwa kondisi objek dan lingkungan sosialnya akan menentukan konstruksi yang paling sesuai .

2. Selalu ada kesempatan untuk tidak mengikuti atribut yang digunakan oleh peneliti terdahulu
sepanjang atribut yang diajukan berorientasi kepada pemahaman pelanggan. Atribut ini
tergantung kepada pemahamam responden atas barang dan jasa yang dikonsumsi dan pentingnya
atribut ini kepada responden.


DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of
Management, http://seam.pascafe.ui.ac.id.
Yuskel, A. And Rimmington, M. 1998. Customer Satisfaction Measurement, Perfomace Account., cornel
University.
Zeithaml, V.A, Bitner, M.J, dan Gremler.D.D. 2006. Service Marketing: Integrating Customer focus

Analisis jurnal 2 (tugas metode riset 2)

Judul : ANALISIS KEPUASAN NASABAH PRIORITAS BERDASARKAN BAURAN PEMASARAN (THE ANAYLISIS OF PRIORITY CUSTOMER SATISFACTION BASED ON THE MARKETING MIX ATTRIBUTE)

Tahun : 17 juni 2009

Pengarang : Johannes , Mulyadi Raf , M. Lukman

TEMA : KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN BANK BCA

Latar Belakang masalah
Masa suram perbankan yang bersamaan dengan terjadinya krisis sejak Tahun 1997 perlahan-lahan
pulih. BCA, salah satu Bank yang diterpa krisis, berangsur-angsur memasuki fase pertumbuhan. Fase ini
juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri perbankan untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk
itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi
ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi (Kaplan dan Norton, 1996).
Menghadapi kondisi pentingnya nasabah, Perbankan mengenali dengan baik nasabah yang potensial yang diharapkan dapat memberi keuntungan sepanjang masa. Untuk itu, produk yang ditawarkan harus mengandung pelayanan (service) sebagai tambahan produk inti atas produk yang dihasilkan. Artinya adapun konsep produk yang dikembangkan tidak akan dapat berhasil tanpa diiringi oleh penambahan jasa.

Dalam kaitan ini, PT.Bank Central Asia,Tbk. mengeluarkan Layanan BCA Prioritas, bentuk
layanan yang diberikan kepada pangsa pasar premium. Segmen nasabah demikian sangat penting bagi
perusahaan, karena dana yang ditanamkan di perusahaan sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi kepuasan nasabah ini sekaligus menjadikannya sebagai bagian daripada
strategi perusahaan . Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Sebagaimana jasa perbankan sesungguhnya tidak berbentuk jasa.

Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan Nasabah Prioritas terhadap bauran pemasaran yang diterapkan
BCA.
2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan Nasabah Prioritas berdasarkan
kategori nasabah individu, nasabah pinjaman dan nasabah kemitraan.

Tujuan
Penelitian bertujuan untuk:
1) Mejelaskan tingkat kepuasan Nasabah Prioritas atas pelaksanaan bauran pemasaran di PT.BCA

2) Menjelaskan perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan antarnasabah Prioritas. Sedangkan manfaat penelitian berkontribusi dalam perkayaan khasanah kepuasan pelanggan khususnya terhadap bauran pemasaran


METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel

Populasi adalah nasabah prioritas BCA Cabang Utama Jambi. Dengan menggunakan formula
penentuan sampel (n) dan tingkat kesalahan maksimal 10 persen (e) diperoleh jumlah sampel adalah 78
unit (Cooper, 2003) Adapun pemilihan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling sesuai dengan daftar nasabah, selanjutnya jumlah sampel dialokasikan ke setiap kecamatan secara proporsional.

Analisis Data

Data diolah secara deskriptif, dimana hasil tabulasi kuesioner dimuat dalam analisis pentingnya dan kinerja (Importance-Performance Analysis). Untuk itu variabel diukur dalam skala ordinal yang selanjutnya dikategorikan baik bila nilai rata-rata antara 3,5 sampai dengan 4,5; dan kurang baik bila nilai rata-rata yang diperoleh antara 1,5 sampai dengan 2,5 (Supranto, 2003). Untuk memperoleh kedalaman
analisis, kategori jawaban dimuat dalam satu Diagram Kartesius yang menginformasikan kesesuaian antara apa yang dialami (kinerja atribut pemasaran ) dan pentingnya terhadap nasabah Untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas data, maka digunakan fasilitas SPSS (Cronbach’s Alpha), dengan ketentuan bahwa penelitian dinyatakan valid apabila item pertanyaan untuk variabel nilai korelasinya (r) lebih besar
dari 0,5. Sedangkan instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila koefisien keandalannya (Cronbach’s Alpha) lebih besar dari 0,6 (Sekaran, 2003).

Variabel Penelitian

Variabel penelitian utamanya diturunkan dari 7P dengan indikator sebagai berikut.
1. Produk: Indikatornya adalah besarnya syarat saldo minimal/plafon pinjaman dan jangka waktu kartu
prioritas.
2. Harga: indikatornya pembebasan biaya layanan dan pembebasan biaya penalti
3. Tempat. Indikatornya adalah kemudahan menjangkau ruang pelayanan dan fasilitas yang tersedia untuk melakukan pelayanan.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Bank BCA

NV Perseroan Dagang dan Industri Semarang Limiting Factory yang berdiri Tanggal 10 Agustus 1955 merupakan cikal bakal berdirinya PT. Bank Central Asia,Tbk. Pada Tahun 1957, perseroan ini memperluas usahanya dan merubah salah satu anak perusahaan menjadi NV Bank Central Asia dan resmi beroperasi pada tanggal 21 Februari 1957 dan nama ini yang kemudian menjadi Bank Central Asia.

BCA terus berkembang menjadi bank swasta besar, pada tahun 1977 BCA menyandang predikat sebagai bank devisa sesuai SK Bank Indonesia No. 9/110/KEP/DIR/UD. BCA kemudian terus berkembang dan lingkup operasionalnya juga merambah hingga ke luar negeri dengan membuka kantor perwakilan di Singapura dan Hongkong. Pada dekade 1990-an, BCA juga mengembangkan delivery channel alternatifnya berupa jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kemudian diakui menjadi salah satu penentu
keberhasilannya dalam memenangkan persaingan di industri perbankan.

Kondisi yang harus dikonsentrasikan maknanya adalah bahwa BCA harus konsentrasi karena tingkat kepentingnannya tinggi sementara BCA belum mampu memberikan kinerja yang sesuai.Atribut proses dalam hal ini tingkat kepentingannya tinggi, akan tetapi belum terpenuhi oleh BCA. Proses sesungguhnya merupakan interaksi antara orang dan aturan yang lebih dikenal sebagai (standard operating procedure) yang harus diterapkan. Bilamana nasabah prioritas merasakan bahwa proses belum berkinerja di atas kepentingannya, maka hal yang harus diperhatikan adalah aturan yang digunakan. Apakah aturan tentang mekanisme pelayanan, pengenaan penalty kepada nasabah sudah dilakukan sesuai dengan aturan.

Kondisi yang harus dipertahankan menunjukkan bahwa atribut pemasaran tingkat kepentingannya tinggi dan kinerja BCA dalam hal ini mampu mememnuhinya. Atribut yang termasuk ke dalam hal ini adalah orang, tempat, dan bukti fisik. Selain hal di atas didapat kondisi dengan kepentingan rendah dan tingkat pemenuhan kinerjanya rendah. Secara konseptual kondisi ini tidak menjadi perhatian karena rendahnya tingkat kepentingan kepada nasabah dan belum terpenuhi.


Implikasi Penelitian

Hal penting yang harus diperhatikan dari analisis kepentingan dan kinerja yang dirasakan nasabah bahwa kepuasan terhadap atribut pemasaran bersifat dinamis. Nasabah sesaat diketahui merasa puas, akan tetapi akan dapat berbeda pada masa yang akan datang. Wahyuningsih (2007) menjelaskan adanya perbedaan perilaku nasabah yang merasa puas terhadap pencarian informasi, artinya pelanggan yang tidak
puas akan selalu mencari informasi yang dibutuhkan guna memperoleh sesuatu yang dapat menciptakan kepuasannya. Selanjutnya, dari presfektif manajerial persoalannya adalah bagaimana mengelola kepuasan menjadi modal untuk program loyalitas BCA. Untuk kepentingan manajemen Barley (2006) menjelaskan akan pentingnya pengelolaan kepuasan sebagai bagian dari komitmen manajemen sehingga seluruh lapisan manajemen komitment terhadap penciptaan kepuasan.

Mencatat penjelasan lanjutan tentang pengelolaan kepuasan, dibutuhkan informasi tuntas tentang kesenjangan yang terjadi dalam pelayanan sehingga bisa diidentifikasi penyebabnya. Dengan demikian akan diperoleh tindakan manajerial yang efektif guna
membangun kepuasan pelanggan. Kegiatan demikian dapat dilakukan menjadi kegiatan survey yang sifatnya dalam kurun waktu tertentu ataupun kegiatan rutin, merupakan kegiatan satu devisi di BCA.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian atas tiga jenis Nasabah dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Nasabah telah merasa puas akan penerapan bauran pemasaran pada atribut Product,
Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence.

b. Penerapan Price khususnya pembebanan biaya penalti belum cukup memuaskan nasabah,
sehingga perlu konsentrasi untuk perbaikan pada penerapan variabel tersebut.

Saran

1. Untuk meningkatkan kepuasan para Nasabah Prioritasnya, maka BCA perlu untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan variabel-variabel bauran pemasaran yang sudah
dinilai baik oleh nasabah yaitu: People, Place dan Physical Evidence agar perbaikan variabel bauran pemasaran yang lainnya tidak menggeser atau menurunkan tingkat kepuasan nasabah atas variabel tersebut. Peningkatan ini utamanya dilakukan oleh pegawai yang berhubungan langsung dengan pelanggan prioritas dimana interaksi dan proses sangat menentukan kualitas pelayanan.

2. Memperbaiki dan terus mengembangkan pelayanan kepada Nasabah Prioritas agar lebih
memenuhi harapan nasabah, dengan meningkatkan sistem informasi pemasaran khususnya
marketing intelegen. Dimana proses pelayanan dapat dijadikan dasar membangun
keunggulan BCA atas pesaingnya.



DAFTAR PUSTAKA

Parker, C dan Mathews B.P. (2001). Marketing Intelligence & Planning, MCB University Press. Hal 38-44.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT.Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pa

Analisis jurnal 1 ( tugas metode riset 2 )

Judul : PENGARUH BESARAN GAJI TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN ( MAJOR INFLUENCE ON THE SATISFACTION OF THE COMPANY’S EMPLOYEES SALARIES )

Tahun : -

Pengarang : Erida

Tema : KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN “A” ( Company employees satisfaction )


1.1. Latar Belakang masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu
perusahan disamping sumber daya yang lain . Misalnya modal, material, mesin,sehingga menjadi bermanfaat . Tanpa adanya sumber daya manusia , perusahaan tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya teknologi dan sumber daya lain nya untuk mendukung kinerja perusahaan.. Hal ini karena manusia lah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam
perusahaan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut salah satunya adalah kepuasan kerja para karyawan.

Bekerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material, seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya.

Dalam hal kesejahteraan karyawan, PT.A telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalanya dengan memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan system rotasi dan mutasi yang baik antar
bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam kenyatannya masih timbul
ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demonstrasi karyawan dengan salah satu
tuntutannya adalah perbaikan sistem pemberian upah/gaji. Berdasarkan pemikiran inilah, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konpensasi dan karateristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan PT A di Palembang

1.2 Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1. Apakah variabel-variabel yang ada dalam kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan ?
2. Variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan manakah yang merupakan variabel
paling dominan dalam menentukan kepuasan kerja karyawan ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit produksi PT.A
secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah karateristik pekerjaan diunit produksi PT.A secara parsial
maupun simultan mepengaruhi kepuasan kerja karyawan?
3. Untuk mengetahui variabel- variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominan.


METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas, dimana penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi yang diberikan perusahan dan karakteristik
yang ditetapakan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan diunit Produksi PT.A Palembang. Sedangkan Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey.

3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan diUnit Produksi PT. A
Palembang, baik yang menduduki jabatan struktural maupun fungsional dan level pimpinan/
Staf samapai dengan pelaksana / non staf.
Kelompok Jumlah
-Pimpinan /Staf 491 orang
-Pelaksana 734 orang
Jumlah Karyawan 1.225 orang

Ukuran dari sampel yang akan dijadikan obyek penelitian ditentukan dengan pendekatan rumusan Slovin dengan persentase sampling error yang ditolerir 10 %.
Rumusan Slovin adalah sebagai berikut :
n = N / 1 + N. e2

n = Ukuran sampel
e = Sampling error yang ditolerir atau diinginkan
N = Ukuran populasi

Berdasarkan pendekatan tersebut ,maka jumlah sampel ditetapkan sebanyak 93 ( 37
karyawan staf dan 56 karyawan non staf) karyawan. Sedangkan jumlah sampel pada masing masing kelompok ditetapkan proposional sesuai dengan jumlah karyawan pada masing- masing kelompok (sub populasi).

3.3. Variabel Penelitian.
Berdasarkan penjelasan- penjelasan diatas , terdapat 2 variabel yang termasuk dalam
penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Variabel independen meliputi :
1. Kompensasi terdiri dari :

a. Kompensasi finansial (X1), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang gaji, upah, bonus dan Tunjangan.

b. Kompensasi non finansial (X2), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
non-finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang promosi jabatan dan penghargaan


3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisi butiran-butiran pertanyaan yang berkaitan dengan indikator-indikator yang ada pada variabel-variabel. Selain itu juga dilakukan studi dokumen, laporan dan data tertulis lainnya.

3.5. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian sebagaian besar adalah data primer
serta beberapa data sekunder. Data primer yang merupakan data utama yang akan digunakan untuk analissis, diperoleh langsung dengan menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh oleh responden yang dituju ( target subject). Sedangkan data sekunder lainnya yang ada di unit Produksi PT. A Palembang


IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Reliabilitas

Data yang diperoleh telah terlebih dahulu diuji dengan uji Reliabilitas.
Hasil Pengujian data-data tersebut memperhatikan bahwa kesempatan penelitian adalah valid dan reliabel seperti disajikan pada data berikut :
Tabel.4.1. Hasil Uji Reliabilitas
No Kode Variabel Hasil Pengukuran(x) Reliabilitas
1. Kompensasi finansial 0,7519 Reliabel
2. Kompensasi non finansial 0,7984 Reliabel
3. Otonomi 0,7321 Reliabel
4. variasi pekerjaan 0,8343 Reliabel
5. Identitas Tugas 0,8109 Reliabel
6. Signifikansi tugas 0,7964 Reliabel
7. Umpan balik 0,7919 Reliabel


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

1. Variabel-variabel Kompensasi financial, kompensasi non-finansial, otonomi, variasi
pekerjaan, identitas tugas, signifikansi tugas dan umpan balik, secara bersama-sama/
serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Kesimpulan ini
didasarkan pada hasil analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi linier berganda pada tingkat kemaknaan p=0,000 (p<0,05), F hitung = 7,230 yang lebih besar dari F tabel (2,703) dan nilai koefisien korelasi secara keseluruhan (R) sebesar 0,611 atau 61,1%, yang menunjukkan bahwa kompensasi dan karakteristik pekerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.

2. Koefisien determinasi (Adj R2)= 0,322, menunjukkan bahwa variabel kompensasi dan
karakteristik pekerjaan hanya mampu menjelaskan variabel terikat kepuasan kerja karyawan sebesar 32,2%. Ini berarti bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Unit Produksi PT. A sebesar 67,8%.


5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka terdapat beberapa hal yang dapat
disarankan antara lain:

1. Dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan unit produksi PT. A, maka
manajemen unit produksi PT. A harus benar-benar memperhatikan variabel-variabel
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan penelitian secara berkala, sehingga dengan demikian
perusahaan dapat dengan cepat mengantisipasi dan memperbaiki factor-faktor yang
diketahui sebagai penyebab penurunan kepuasan kerja karyawan unit produksi.

2. Variabel otonomi dan umpan balik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. Bredasarkan hal tersebut, maka
manajemen unit produksi PT. A perlu lebih memberikan keleluasaan / kebebasan
kepada para karyawan dalam hal merencanakan dan mengendalikan sendiri
pelaksanaan tugasnya, sepanjang sesuai dengan uraian dan spesifikasi pekerjaan
yang dibebankan kepadanya serta tujuan perusahaan tercapai. Selain itu manajemen
unit produksi PT. A, Khususnya para pemimpin, juga perlu lebih memberikan umpan
balik terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah selesai dilakukan. Hal ini dapat
berupa bimbingan, petunjuk, pengarahan, perhatian, tanggapan dan mungkin juga
pujian terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto (1998). Prosedur Penelitian. Cetakan kesebelas, penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
As’ad, Moh. (1998). Psikologi Industri. Edisi kelima, liberty, Yogyakarta.
Davis, K. & Newstrom, J.W. (1996). Perilaku dalam organisasi. Ahli bahasa Agus Dharma, Edisi
kedua, jilid -1, Erlangga, Jakarta.
Dessler, G. (2000). Human Resource Management. Eighth Edition, Prentice Hall International
Inc., USA.
Gomolski, B.C. (1998). Technies Want More Than Pay. Journal of Computerworld, 11, 49-50.

Jumat, 23 September 2011

analisis jurnal ke-4 buatan aditya rian ramadhan

1.1 Judul : KUALITAS LAYANAN , KEPUASAN , KEPERCAYAAN , KESETIAAN PADA PT “KAI” MENURUT PENILAIAN PELANGGAN KRL . ( SERVICE QUALITY , SATISFACTION , TRUST , FIDELITY , to The PT “KAI” ACCORDING to CUSTOMER KRL )

Tahun : 20 september 2011

Pengarang : Mr. Aditya Rian Ramadhan

Tema : Pengaruh pelayanan PT KAI terhadap jumlah pelanggan kereta KRL ( influence of PT KAI service to total customer train KRL )


1.2 Latar belakang masalah :
Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi tertua di dunia (Wikipedia, 2008), memiliki berbagai keunggulan komparatif dan kompetetif, hemat lahan dan energi, rendah polusi, bersifat masal, dan juga adaptif dengan perubahan teknologi(www.kereta-api.com).

Industri perkeretaapian saat ini dikelola sepenuhnya oleh negara sebagai sebuah perusahaan layanan publik dengan nama PT. Kereta Api Indonesia yang disingkat dengan PT. KAI (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian Bab 3 Pasal 4). Sehingga PT. KAI memiliki tanggung jawab melayani kebutuhan transportasi seluruh lapisan masyarakat dengan produk dan layanan dan biaya yang terjangkau. Saat ini PT KAI mempunyai KRL sebagai terobosan untuk mengurai kemacetan di ibukota . KRL memiliki daya angkut hingga 200 orang / gerbong , dan waktu tembuh nya pun relative singkat , serta harga nya pun murah. Hal inilah yang menjadikan KRL diminati sebagai moda transportasi massal.


1.3 Perumusan masalah
1. Seberapa besar kepuasan masyarakat terhadap KRL
2. Peningkatan pelayanan yang diberikan PT KAI untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.


1.4 Tujuan
1. Menjelaskan tingkat kepuasan masyarakat terhadap KRL dan PT KAI
2. Mengetahui pelayanan seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat


DAFTAR PUSTAKA

WWW.KERETA-API.COM
WWW.GOOGLE.COM

Analisis jurnal 3

Judul : KEPUASAN PELANGGAN: RIVIU DAN PENGEMBANGANNYA DALAM MELAKUKAN
PENELITIAN. ( CUSTOMER SATISFACTION: RIVIEW AND ITS DEVELOPMENT IN DOING RESEARCH).

Tahun : 1 juli 2009

Pengarang : Johannes

Tema : Kepuasan terhadap hasil penelitian

Latar Belakang masalah:

Kepuasan adalah hal yang umum diucapkan, didiskusikan dan dipublikasikan. Mulanya konsep kepuasan dekat dengan kegiatan pemasaran karena adanya orientasi pemasaran terhadap kebutuhan pelanggan. Sekarang, konsep kepuasan telah merasuk ke seluruh jajaran organisasi karena keyakinan bahwa tanpa dapat membangun kepuasan pelanggan niscaya satu organisasi dapat bertahan dan berkembang. Sehingga diyakini bahwa seluruh bagian dalam organisasi mempunyai misi memberikan kepuasan terbaik kepada pelanggan internal maupun eksternal.

Kepuasan tidak saja sebagai tujuan organisasi, akan tetapi juga menjadi strategi (instrumen)perusahaan. Sebagai strategi, kepuasan berkaitan dengan penyusunan konsep, metode, dan evaluasi untuk dapat memenangkan persaingan. Selanjutnya diyakini adanya hubungan terpola bersifat positif antara kepuasan dengan berbagai hal yaitu word of mouth, menahan pelanggan, loyalitas, dll. Pelanggan yang memperoleh tingkat kepuasan tinggi diyakini akan menjadi pelanggan yang loyal, dan pelanggan loyal tidak akan berpindah sehingga memungkinkan perusahaan memperoleh laba sepanjang masa.


Perumusan Masalah :
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :

1.Bagaimanakah kepuasan penulis dan pembaca terhadap penelitian yang dihasilkan.
2.Apakah ada kesamaan factor antara kepuasan penulis dan pembaca .

Tujuan Penulisan

a)Menjelaskan perkembangan konsep kepuasan pelanggan terkini secara akademis dalam melakukan penelitian.

b)Menjelaskan pengelolaan kepuasan sebagai bagian strategi perusahaan


DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of
Management, http://seam.pascafe.ui.ac.id.
Yuskel, A. And Rimmington, M. 1998. Customer Satisfaction Measurement, Perfomace Account., cornel
University.
Zeithaml, V.A, Bitner, M.J, dan Gremler.D.D. 2006. Service Marketing: Integrating Customer focus

analisis jurnal 2

Judul : ANALISIS KEPUASAN NASABAH PRIORITAS BERDASARKAN BAURAN PEMASARAN (THE ANAYLISIS OF PRIORITY CUSTOMER SATISFACTION BASED ON THE MARKETING MIX ATTRIBUTE)

Tahun : 17 juni 2009

Pengarang : Johannes , Mulyadi Raf , M. Lukman

TEMA : KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN BANK BCA

Latar Belakang masalah
Masa suram perbankan yang bersamaan dengan terjadinya krisis sejak Tahun 1997 perlahan-lahan
pulih. BCA, salah satu Bank yang diterpa krisis, berangsur-angsur memasuki fase pertumbuhan. Fase ini
juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri perbankan untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk
itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi
ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi (Kaplan dan Norton, 1996).
Menghadapi kondisi pentingnya nasabah, Perbankan mengenali dengan baik nasabah yang potensial yang diharapkan dapat memberi keuntungan sepanjang masa. Untuk itu, produk yang ditawarkan harus mengandung pelayanan (service) sebagai tambahan produk inti atas produk yang dihasilkan. Artinya adapun konsep produk yang dikembangkan tidak akan dapat berhasil tanpa diiringi oleh penambahan jasa.

Dalam kaitan ini, PT.Bank Central Asia,Tbk. mengeluarkan Layanan BCA Prioritas, bentuk
layanan yang diberikan kepada pangsa pasar premium. Segmen nasabah demikian sangat penting bagi
perusahaan, karena dana yang ditanamkan di perusahaan sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi kepuasan nasabah ini sekaligus menjadikannya sebagai bagian daripada
strategi perusahaan . Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Sebagaimana jasa perbankan sesungguhnya tidak berbentuk jasa.

Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan Nasabah Prioritas terhadap bauran pemasaran yang diterapkan
BCA.
2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan Nasabah Prioritas berdasarkan
kategori nasabah individu, nasabah pinjaman dan nasabah kemitraan.

Tujuan
Penelitian bertujuan untuk:
1) Mejelaskan tingkat kepuasan Nasabah Prioritas atas pelaksanaan bauran pemasaran di PT.BCA

2) Menjelaskan perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan antarnasabah Prioritas. Sedangkan manfaat penelitian berkontribusi dalam perkayaan khasanah kepuasan pelanggan khususnya terhadap bauran pemasaran

DAFTAR PUSTAKA

Parker, C dan Mathews B.P. (2001). Marketing Intelligence & Planning, MCB University Press. Hal 38-44.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT.Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pa

Analisis jurnal 1

Judul : PENGARUH BESARAN GAJI TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN ( MAJOR INFLUENCE ON THE SATISFACTION OF THE COMPANY’S EMPLOYEES SALARIES )

Tahun : -

Pengarang : Erida

Tema : KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN “A” ( Company employees satisfaction )


1.1. Latar Belakang masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu
perusahan disamping sumber daya yang lain . Misalnya modal, material, mesin,sehingga menjadi bermanfaat . Tanpa adanya sumber daya manusia , perusahaan tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya teknologi dan sumber daya lain nya untuk mendukung kinerja perusahaan.. Hal ini karena manusia lah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam
perusahaan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut salah satunya adalah kepuasan kerja para karyawan.

Bekerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material, seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya.

Dalam hal kesejahteraan karyawan, PT.A telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalanya dengan memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan system rotasi dan mutasi yang baik antar
bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam kenyatannya masih timbul
ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demonstrasi karyawan dengan salah satu
tuntutannya adalah perbaikan sistem pemberian upah/gaji. Berdasarkan pemikiran inilah, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konpensasi dan karateristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan PT A di Palembang

1.2 Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1. Apakah variabel-variabel yang ada dalam kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan ?
2. Variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan manakah yang merupakan variabel
paling dominan dalam menentukan kepuasan kerja karyawan ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit produksi PT.A
secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah karateristik pekerjaan diunit produksi PT.A secara parsial
maupun simultan mepengaruhi kepuasan kerja karyawan?
3. Untuk mengetahui variabel- variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominant.

Selasa, 20 September 2011

persaingan industri kerajinan (just example)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya dalam menjalankan usahanya, kondisi industri rumah tangga, industri kecil dan menengah di Indonesia ini tengah menghadapi persaingan dari berbagai pihak. Tidak hanya dengan sesama industriawan yang mempunyai skala yang sama tetapi juga dengan pengusaha-pengusaha besar. Bahkan dengan diberlakukannya Association South East Asian Nation Free Trade Area (AFTA) pada awal tahun 2003 sebagai persiapan untuk menuju pada era pasar global pada tahun 2020 bagi Negara berkembang, tingkat persaingan yang mereka hadapi akan menjadi semakin berat dengan makin mudahnya produk-produk buatan Negara-negara asing untuk beredar di Indonesia. Karena konsekuensi bagi Negara-negara yang turut serta menandatangani kesepakatan tersebut, harus menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan diantara mereka. Konkritnya hambatan non-tarif harus dihilangkan, serta tarif atau pajak impor yang terlalu tinggi harus diturunkan bahkan dihapus (Suwandi, dalam kompas 17 februari 2003).
Berdasarkan pendapat Lisk (dalam Tambunan 2002:44), perubahan dari proteksi ke liberalisasi yang cepat bisa mengakibatkan banyak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mengalami penurunan pangsa pasar. Hal ini terjadi karena produk mereka tidak mampu bersaing dengan barang-barang impor yang harganya relatif lebih murah dan kualitasnya lebih baik. Hal ini juga diramalkan akan menimpa UKM di banyak Negara berkembang lainnya. Dimana dampak negatifnya bisa berdampak pada pangsa pasar domestik maupun pasar ekspornya.
Menurut Firdausy (dalam Thoha, 1998:20) untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Industri rumah tangga, industri kecil dan menengah tersebut, diperlukan adanya berbagai terobosan pasar baru, penetapan strategi pasar yang jitu, peningkatan kualitas produk, dan daya saing produk yang dihasilkan. Hal–hal tersebut dapat dirangkum dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai keunggulan bersaing, yang dirumuskan dengan menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya. Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan sosial sebagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah lingkungan industri dalam mana perusahaan tersebut bersaing (Porter, 1992:3)
Pada dasarnya persaingan dalam suatu industri tidak hanya disebabkan oleh adanya pesaing-pesaing yang ada, namun ada beberapa kekuatan lain yang turut membantu struktur persaingan. Kekuatan-kekuatan tersebut, yaitu ancaman pendatang baru, pesaing yang ada, adanya produk pengganti (substitution), besarnya kekuatan tawar-menawar pembeli dan kekuatan tawar-menawar pemasok. Sebagai contoh, suatu perusahaan dengan posisi pasar yang sangat kuat dalam industri dimana tidak ada ancaman pendatang baru akan mendapatkan laba yang rendah apabila berhadapan dengan produk pengganti yang lebih murah dan berkualitas. Contoh ekstrim dari intensitas persaingan adalah industri yang dinamakan industri persaingan sempurna, dimana pendatang baru dapat masuk dengan bebas, perusahaan yang ada tidak mempunyai daya tawar menawar yang baik terhadap pemasok dan pelanggan, serta persaingan menjadi tidak terkendali karena sejumlah besar perusahaan dan produk yang ada serupa (Porter, 1992:6). Lemahnya posisi perusahaan dalam lingkungan industrinya dapat menimbulkan kesulitan dalam memasarkan produk dengan harga dan kualitas yang sesuai, hal ini seperti yang dialami oleh industri kerajinan mebel di Pasuruan.
Kekuatan-kekuatan yang paling besar dalam persaingan industri akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi (Porter,1992:6) hal tersebut pada akhirnya juga akan menentukan kegiatan yang perlu bagi suatu perusahaan untuk berprestasi, seperti inovasi, budaya yang kohesif atau implementasi strategi pemasaran yang baik. Akan tetapi, faktor-faktor persaingan tersebut dapat juga menjadi sumber kegagalan apabila perusahaan tidak berhasil mengatasi kekuatan-kekuatan persaingan yang ada dalam industri tersebut.
Hal yang sama juga dapat terjadi pada pengusaha-pengusaha berskala industri rumah tangga, industri kecil dan menengah yang ada di sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Apabila para pelaku usaha yang ada tidak dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan persaingan ini, maka dikhawatirkan produk-produk mereka tidak akan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan dengan produk lain, sehingga akan berdampak pada kelangsungan usaha mereka di masa yang akan datang. Akan terus mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya sebagai salah satu sentra yang diunggulkan untuk mencerminkan citra kota pasuruan sebagai kota industri, atau akan makin tenggelam dan menghilang di tengah-tengah ketatnya persaingan. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji secara mendalam industri tersebut dan pengaruhnya terhadap strategi pemasaran pada industri rumah tangga, kecil dan menengah di sentra kerajinan mebel tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Faktor-faktor Apa saja yang mempengaruhi persaingan dalam industri yang ada pada sentra kerajinan mebel di kelurahan bukir, Kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan?
2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor persaingan dalam industri tersebut terhadap strategi pemasaran industri rumah tangga, industri kecil dan menengah pada sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan?

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan dalam industri yang ada pada sentra kerajinan mebel di kelurahan bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan
2. Untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor persaingan dalam industri tersebut terhadap strategi pemasaran industri rumah tangga, kecil dan menengah pada sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan, serta lembaga terkait dalam mempertimbangkan kekuatan faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan sebagai bagian dari perumusan strategi pemberdayaan UKM.
2. Bagi Fakultas Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana untuk penelitian selanjutnya dan menambah wawasan tentang faktor-faktor persaingan yang mempengaruhi kemampulabaan dalam industri.
Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan, pengetahuan, ketrampilan menulis yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, ketrampilan, kecerdasan intelektual, dan emosional.