Kamis, 29 November 2012

TUGAS SOFTSKILL (PROGRAM CSR BUMI SERPONG DAMAI TBK)

PROGRAM CSR BUMI SERPONG DAMAI TBK Bumi Serpong Damai Tbk. adalah suatu perusahaan property yang membangun sebuah Kota Mandiri. Dalam perkembangan sebuah kota tentu diperlukan adanya komunitas masyarakat yang baik selain dari sekedar infrastruktur fisik. Agar sebuah kota dapat sustain ( hidup berkelanjutan dan dapat diwariskan kepada anak cucu) ada 3 (tiga) hal penting yang perlu dibina, yaitu : pembentukan pusat-pusat perekonomian, pengembangan sosial budaya masyarakatnya, dan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Ketiga hal tersebut harus dapat terintegrasi dengan baik mulai dari tahap gagasan, perencanaan, pembangunan, sosialisasi, dan pengelolaan. Agar ketiga hal tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan dan diwariskan (sustainable) diperlukan adanya kerjasama yang baik antara para stakeholders, yaitu : perusahaan termasuk para karyawannya, pemerintah baik pusat maupun daerah, konsumen dari perusahaan, maupun komunitas di lingkungan itu sendiri. Seperti dalam skema di bawah ini : Sejalan dengan itu PT BSD berkomitmen untuk menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) melalui pelaksanaan beberapa program community development yang cakupan kegiatannya antara lain : a. Memperkuat dan mengefektifkan kehidupan bermasyarakat, baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, maupun lingkungan. b. Tanggung jawab sosial perusahaan, baik terhadap lingkungan di dalam maupun di luar perusahaan. Contoh-contoh program Community Development PT BSD yang telah dilaksanakan di BSD City berdasarkan kerangka penerapan CSR dalam upaya membangun komunitas BSD City agar kehidupan kota dapat berjalan dengan baik, yaitu: 1. Bidang Ekonomi Agar suatu kota / permukiman dapat sustainable memerlukan perekonomian yang baik dan berkesinambungan yang dapat menyentuh segala lapisan masyarakat. Pembangunan ekonomi tidak hanya dalam skala besar tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah harus dapat hidup dengan baik. PT BSD dalam hal ini telah melaksanakan beberapa hal: • Mendedikasikan 25% Lahan Untuk Perekonomian Kota BSD Dari 6000 hektar luas BSD City yang akan dikembangkan, 25% (sekitar 1.500 ha) telah didedikasikan untuk pusat perekonomian seperti CBD (Central Business District), Kawasan Industri Ramah Lingkungan Taman Tekno, Pertokoan, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar perekonomian dapat tumbuh dengan baik yang didukung tulang punggung ekonomi yang kuat dalam menunjang pertumbuhan komunitasnya. • Memberi Prioritas kepada Informal Sektor Informal sektor tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebuah kota. Sektor ini dapat membangun perekonomian terutama di lapisan bawah, karena sebuah kota harus seimbang dalam pembangunannya. Usaha-usaha mikro dan kecil sangat didorong oleh PT BSD agar dapat hidup dan berkembang mengikuti pertumbuhan kota BSD City. Beberapa contoh yang telah dilakukan adalah : o Pedagang Kaki Lima (PKL) PKL di BSD City dahulu tersebar hampir di semua tempat baik itu area komersial maupun hunian. Hal itu menimbulkan berbagai masalah, mulai dari soal kebersihan hingga keamanan. Di lain pihak banyak yang membutuhkan jasa para PKL ini, karena harganya yang murah. Untuk mengatasinya PT BSD berusaha memindahkan dan mengumpulkan para PKL tersebut ke lokasi yang lebih tertata dan rapi yang sekarang diberi nama Taman Jajan. Taman jajan di BSD City saat ini telah ada 8 buah yang lokasinya tersebar mulai dari Taman Kota, area-area bisnis, hingga sekolah. Dengan adanya Taman Jajan ini dapat mengatasi masalah kebersihan, kerapihan kota, keamanan, serta membantu para karyawan yang bekerja di lingkungan BSD City untuk mendapatkan makanan yang murah dan bersih. Taman Jajan yang dibangun mampu menampung ratusan pedagang dengan bangunan yang terjaga kebersihannya sehingga para PKL tidak sembarangan dalam berjualan. . • Sentra Penjualan Tanaman Hias Dalam memenuhi kebutuhan akan hobi komunitasnya, BSD City membangun suatu pusat penjualan tanaman hias yang berlokasi di Taman Kota 2. Lokasi ini menjadi tempat berkumpulnya para pecinta tanaman. Di sini mereka dapat menyalurkan hobinya mulai dari bertukar informasi sampai pada Event Pameran Tanaman Hias. • Koperasi Karyawan PT BSD Koperasi Karyawan PT BSD pertama kali dibentuk pada 11 Maret 1991 yang beranggotakan karyawan PT BSD. Saat ini Koperasi Karyawan sudah beranggotakan 1200 orang. PT BSD membentuk Koperasi Karyawan PT BSD yang bertujuan untuk kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan para karyawannya. Koperasi ini berjalan dengan sangat baik dan memiliki bermacam jenis usaha, mulai dari simpan-pinjam sampai pengadaan barang dan jasa. Banyak karyawan yang sangat terbantu dengan adanya koperasi ini, karena mereka dapat meminjam uang dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari. 2. Bidang Sosial dan Budaya Bidang Sosial dan Budaya sangat diperlukan dalam pengembangan sebuah kota. Apabila infrastruktur kota sudah baik namun komunitasnya tidak ada atau tidak memperhatikannya, maka fisik yang baik itu tidak akan bertahan lama. Maka dari itu diperlukan Program Community Development atau Program Pemberdayaan Komunitas dalam bidang ini. Dengan adanya komunitas yang baik dan terus berkembang, tentunya kota juga dapat terus sustain dan berkembang. Contoh kegiatan yang telah dilaksanakan PT BSD: • Pembangunan Infrastruktur di Lingkungan Perkampungan dan Bantuan Sekolah-sekolah PT BSD juga membangun jalan-jalan perkampungan agar akses keluar masuk lebih mudah. Selain itu juga membantu pembangunan jembatan-jembatan, masjid, maupun sekolah. PT BSD memberikan bantuan ke sekolah-sekolah dengan bentuk yang bermacam-macam. Ada yang diberikan tanahnya saja, bahkan ada yang dibangun sampai dapat beroperasi. Semua dilaksanakan oleh PT BSD untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. • Mendorong Tersedianya Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan di BSD City sangat lengkap. Mulai dari Puskesmas, Klinik 24 jam, Rumah Sakit Ibu dan Anak, sampai Rumah Sakit Internasional. Saat ini terdapat 27 Klinik dan Rumah sakit yang tersebar di seluruh wilayah BSD City. • Sarana-sarana Ibadah Di dalam BSD City saat ini terdapat 15 masjid dan 2 gereja yang tersebar di seluruh wilayahnya. Semua pembangunan sarana ibadah ini didukung oleh PT BSD. • Penyediaan Sarana Olahraga dan Rekreasi Suatu komunitas tentunya memerlukan sarana untuk berolahraga untuk menjaga kesehatannya dan rekreasi untuk melepas kepenatan. Dengan kesehatan yang baik maka dapat beraktivitas dengan baik. PT BSD dengan kesadaran itu membangun berbagai macam sarana olahraga dan rekreasi untuk warganya. Sarana yang tersedia mulai dari lapangan bulutangkis, voli, futsal, tenis, sampai kolam renang ukuran Internasional. Juga terdapat banyak Club House di dalam cluster-cluster di BSD City. Sarana rekreasi air terbesar di BSD City adalah Ocean Park yang di dalamnya terdapat kolam untuk anak balita sampai dewasa. • Penyelenggaraan Jajan Jazz dan sebagai Komunitas Musisi Sejak setahun lalu tepatnya Maret 2006, Jajan Jazz dilaksanakan bekerja sama dengan Komunitas Musik BSD setiap hari Kamis malam pada minggu pertama tiap bulannya. Acara yang dibuat oleh warga dan untuk warga ini selain menampilkan musisi dari wilayah BSD sendiri, juga selalu dihadiri oleh para musisi jazz profesional. Acara yang berkonsep street music performance ini mengajak interaksi antara penonton dengan pemain musik. Apabila ada yang ingin menunjukkan kebolehannya dipersilahkan untuk pentas. Acara yang digelar di Taman Jajan sektor 1.3 BSD City ini juga menjadi ajang tukar ilmu dari yang profesional kepada yang amatir. 3. Bidang Lingkungan Dalam membangun suatu kota, aspek lingkungan sangat penting, karena dengan adanya lingkungan yang baik maka seluruh kegiatan dalam suatu kota dapat berjalan dengan lancar. Bidang lingkungan sangat berhubungan dengan kesehatan dan kelancaran dalam beraktivitas. Bayangkan apabila terjadi banjir atau tanah longsor tentunya akan mengganggu perekonomian. Juga apabila kota kotor akan timbul berbagai macam penyakit. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut maka PT BSD melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain : • Pembangunan Taman Kota 1 & 2 Taman Kota 1 berada di pusat kota BSD dibuka pada tahun 2004 dengan luas 2,5 hektar memiliki 60 jenis tanaman dengan jumlah pohon mencapai 2.500 pohon. Jenis pohon yang ada antara lain Nam-nam hutan, Keben, Pulai, Nyamplung, Menteng, Bintaro, Beringin sabre, Saraca, Meranti, sawo Duren, dan Sosis Afrika, dll. Taman ini berfasilitas plaza dan panggung, jogging track, fitness ground, acupuncture walk, tempat bermain anak, papan pendidikan lingkungan, dan kios jajanan. Taman Kota 2 dibuka pada tahun 2006 memiliki fasilitas yang lebih banyak dibanding Taman Kota 1 antara lain Bursa Tanaman Hias, Jembatan Gantung, Gazebo, Tree House, Mini Water Flow (air terjun dengan tinggi hanya 1 m) dengan luas yang lebih besar yaitu 9 hektar termasuk danau buatan (2 ha) dan sentra tanaman hias. Dengan area yang lebih besar jumlah pohon juga lebih banyak, sekitar 7.000 pohon. Jenis pohonnya antara lain Waru Gunung, Nam-nam hutan, Keben, Pulai, Nyamplung, Menteng, Bintaro, Beringin sabre, Saraca, Meranti, sawo Duren, dan Sosis Afrika, Flamboyant, dll. Fungsi Taman Kota ini selain sarana rekreasi dan olahraga warga juga berfungsi sebagai laboratorium alam / botani, melindungi kesuburan tanah dan air, daerah resapan air, penyedia oksigen / paru-paru kota, juga sarana pendidikan lingkungan. Setiap harinya kedua taman ini selalu dikunjungi oleh warga BSD City. Beragam acara komunitas warga dilaksanakan di Taman Kota ini. Untuk Taman Kota 1, setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pagi ada Senam Taichi. Jum’at dan Sabtu pagi ada Senam Aerobik. Setiap harinya Taman Kota dikunjungi 2000 orang dan pada saat akhir pekan bisa mencapai 4000 orang. • Pembangunan Nursery PT BSD membangun Nursery untuk memenuhi kebutuhan tanaman seluruh wilayah BSD City. Dengan luas 1 hektar dan memiliki 4 Green House. Nursery dapat memproduksi tanaman 300.000 polybag / bulan. Nursery menunjukkan bahwa PT BSD sangat peduli dengan penghijauan. • Instalasi Kompos Sampah-sampah Organik dari seluruh wilayah BSD City dikumpulkan dan diolah di sini untuk dijadikan kompos. Kompos yang sudah jadi dipergunakan untuk pembibitan tanaman baru atau perawatan tanaman di dalam area BSD City. • Bekerjasama dalam Pengelolaan Lingkungan PT BSD selalu mengajak warga untuk bersama-sama dalam pengelolaan lingkungan. Terutama lingkungan di wilayah RW masing-masing. PT BSD dapat memberikan asistensi dalam pengelolaan lingkungan yang baik, dengan tujuan agar komunitas nantinya dapat mengelola lingkungannya sendiri. • Penanaman Ribuan Pohon PT BSD hingga saat ini telah menanam ratusan ribu pohon di dalam wilayah BSD City. Hal ini dilaksanakan agar pembangunan lingkungan dapat seimbang dengan pambangunan fisik. Dengan lingkungan yang hijau dan asri kegiatan komunitas dapat berjalan dengan nyaman. • Gerakan Cinta Pohon (GCP) Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan khususnya pohon kepada anak-anak usia sekolah dasar. Program yang digagas pada bulan November 2005 ini mengajak anak-anak untuk menanam pohon serta memeliharanya. Kita membentuk kelompok yang terdiri dari 20 orang anak. Kelompok diambil dari seluruh RW dan sekolah yang ada di BSD City. Masing-masing kelompok diberikan 20 pohon yang harus dirawat dan akan dinilai setiap tahunnya. • Festival Hijau BSD City Acara ini adalah program rutin yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Juli untuk kampanye lingkungan hidup. Festival Hijau selalu mengangkat isu-isu lingkungan seperti penanaman pohon, kebersihan lingkungan, banjir, kesegaran udara, dan lain-lain. Acara ini bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup RI, media massa, serta sponsor lain yang peduli dengan lingkungan hidup. Kegiatan yang dilaksanakan adalah Fun Bike, Jalan sehat, Penanaman Pohon, Cek Emisi Kendaraan Bermotor, dan lain-lain. • Souvenir Benih Biji Tumbuhan Kepada setiap tamu yang datang ke BSD City, kita memberikan souvenir unik yaitu biji-bijian. Biji-biji tersebut kita kumpulkan dari seluruh tanaman yang tumbuh di lingkungan BSD City. Biji-biji dibungkus dalam kantung dari kertas. Tiap kantung terdiri dari 4-5 jenis biji. Pada kantung tersebut kita memberikan petunjuk penanamannya serta puisi mengenai lingkungan.

Selasa, 23 Oktober 2012

Tugas softskill teori , definisi , prinsip etika bisnis

1.Definisi Etika bisnis Sepanjang sejarah, kegiatan perdagangan ataupun bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis seumur dengan bisnis itu sendiri. Sejak manusia terjun ke bidang perniagaan, disadari juga kegiatan ini tidak terlepas dari masalah etika. Sesuai fungsinya baik secara makro maupun mikro, sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Pada nantinya, jika suatu bisnis dijalankan berdasarkan etika dan tanggung jawab sosial, tidak hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang mendapat keuntungan, namun perusahaan itu sendiri juga akan mendapatkan keuntungan secara langsung. Pengertian etika sering kali disamakan dengan pengertian moral. Yang dimaksud ajaran moral adalah wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan ketetapan baik lisan maupun tertulis, tentang bagaimana manusia harus hidup dan ia bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan etika adalah pemikiran yang kritis dan mendasar mengenai ajaran moral. Oleh karena itu harus dibedakan dengan ajaran moral. Etika harus dibedakan dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis ‘etiquette’ yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sementara itu, etika berasal dari bahasa Latin ‘ethos’ yang berarti falsafah moral dan dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai pada arti yang sama. Karena itu pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Etika sebagai praksis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Sedangkan etis merupakan sifat dari tindakan yang sesuai dengan etika. Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4). Ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005). Pada kesempatan lain, ada juga yang mengemukakan pengertian etika bisnis secara sederhana adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan berbisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana menjalankan bisnis secara adil sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak bergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam bisinis seringkali ditemukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh hukum. Dari berbagai pendapat diatas, ada banyak pengertian tentang etika bisnis. Yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yang pantas di dunia bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah berorientasi pada norma-norma moral. Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dia selalu berusaha dalam kerangka ‘etis’, yaitu tidak merugikan siapapun secara moral. 2.Prinsip-Prinsip dalam etika bisnis Etika bisnis mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar mempunyai standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasional perusahaan, Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut : 1) Prinsip otonomi Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya. 2)Prinsip kejujuran Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut. 3) Prinsip tidak berniat jahat Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu. Selain yang tersebut di atas, Sony Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut : 1. Prinsip otonomi Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. 2. Prinsip kejujuran Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. 3. Prinsip keadilan Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan. 1) Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) Pada prinsip ini, pebisnis dituntut agar menjalankan bisnis sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. 2) Prinsip integritas moral Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya. Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat ke arah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam. Pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti visi ini kemudian menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar maupun kedalam. Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut. Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan. Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan tersebut. Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi. Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar hukum. Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar, dan lain sebagainya. 3.Faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya. Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain : 1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik 2. Ingin menambah pangsa pasar 3. Ingin menguasai pasar. Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain. Selain ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gwynn Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing memberikan kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat curang, yaitu : 1. Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan kecurangan. 2. Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung menjadi pendusta. 3. Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat menangguhkan keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang. 4. Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat curang. 5. Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang yang dungu (ignorant). 6. Orang yang berkedudukan menengah atau tinggi cenderung menjadi lebih jujur. 7. Kesempatan yang mudah untuk berbuat curang atau mencuri, akan mendorong orang melakukannya. 8. Masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan karena itu menempati tingkat yang berbeda, sehingga mudah tergerak untuk berbohong, berlaku curang atau menjadi pencuri. 9. Kehendak berbohong, main curang dan mencuri akan meningkat apabila orang mendapat tekanan yang besar untuk mencapai tujuan yang dirasakannya sangat penting. 10. Perjuangan untuk menyelamatkan nyawa mendorong untuk berlaku tidak jujur.

Kamis, 11 Oktober 2012

Garuda Indonesia melakukan etika bisnis dan Etika kerja yang baik

4.Garuda Indonesia melakukan Etika bisnis dan Etika kerja yang baik Tata Nilai Perusahaan Garuda Indonesia telah mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai Perusahaan, yaitu eFficient & effective; Loyalty; customer centricitY; Honesty & Openness dan Integrity yang disingkat menjadi “FLY HI” sejak tahun 2007, dilanjutkan dengan rumusan code of conduct yang diluncurkan pada tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan etika Perusahaan merupakan soft structure dalam membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. Etika Bisnis dan Etika Kerja Pada tahun 2011, Perusahaan menetapkan etika bisnis & etika kerja perusahaan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011. Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari pedoman perilaku (code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal 14 Januari 2008 tentang Nilai-nilai Perusahan dan Pedoman Perilaku (code of conduct) Insan Garuda Indonesia. Penyempurnaan dilakukan berdasarkan umpan balik dari hasil proses implementasi internalisasi serta rekomendasi hasil GCG assessment tahun 2009. Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan himpunan perilaku-perilaku yang harus ditampilkan dan perilaku-perilaku yang harus dihindari oleh setiap Insan Garuda Indonesia. Etika dan perilaku tersebut dalam hubungannya dengan: 1. Hubungan Sesama Insan Garuda. 2. Hubungan dengan Pelanggan, Pemegang Saham dan Mitra Usaha serta Pesaing. 3. Kepatuhan Dalam Bekerja, mencakup Transparansi Komunikasi dan Laporan Keuangan; Penanganan Benturan Kepentingan; Pengendalian Gratifikasi; Perlindungan Tehadap Aset Perusahaan dan Perlindungan Terhadap Rahasia Perusahaan. 4. Tanggung jawab Kepada Masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan. 5. Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja mencakup: Pelaporan Pelanggaran; Sanksi Atas Pelanggaran; Sosialisasi dan Pakta Integritas. Tata nilai, etika bisnis dan etika kerja merupakan tanggung jawab seluruh Insan Garuda Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama Perusahaan dalam Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan serta sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011, ketetapan ketiga bahwa seluruh pegawai Perusahaan wajib memahmai, menerapkan dan melaksanakan Etika Bisnis dan Etika Kerja serta menandatangani “Pernyataan Pakta Integritas Kepatuhan Terhadap Etika Perusahaan.” Internalisasi nilai-nilai dan etika Perusahaan dilakukan secara intensif melalui berbagai saluran komunikasi, pelatihan dan terintegrasi dengan sistem penilaian pegawai. Sosialisasi melalui saluran komunikasi internal perusahaan baik cetak maupun elektronik, tatap muka dan diskusi ke semua Unit Kerja baik di kantor Pusat maupun di Kantor Cabang serta melalui program pelatihan. Melalui proses sosialisasi, pada tahun 2011 ini jumlah pegawai yang telah menandatangani lembar komitmen kepatuhan terhadap etika Perusahaan telah mencapai 2.980 pegawai dari berbagai profesi dan unit kerja. Jumlah tersebut berarti sudah mencapai lebih dari separuh dari total pegawai Perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan whistleblowing system sebagai alat manajemen untuk membantu Penegakan etika perusahaan. Melalui sistem ini diharapkan semua pemangku kepentingan mau melaporkan dugaan pelanggaran etika yang dilakukan oleh oknum pegawai Garuda. Etika Bisnis dan Etika Kerja serta whistleblowing system disosialisasikan pula kepada Mitra Usaha sehingga Mitra usaha dapat membantu proses penegakkan etika di Perusahaan serta bersama-sama menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan bermartabat. Budaya Perusahaan Tata nilai “FLY HI” dan etika Perusahaan merupakan soft structure untuk membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis

Faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya. Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain : 1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik 2. Ingin menambah pangsa pasar 3. Ingin menguasai pasar. Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain. Selain ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gwynn Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing memberikan kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat curang, yaitu : 1. Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan kecurangan. 2. Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung menjadi pendusta. 3. Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat menangguhkan keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang. 4. Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat curang. 5. Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang yang dungu (ignorant). 6. Orang yang berkedudukan menengah atau tinggi cenderung menjadi lebih jujur. 7. Kesempatan yang mudah untuk berbuat curang atau mencuri, akan mendorong orang melakukannya. 8. Masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan karena itu menempati tingkat yang berbeda, sehingga mudah tergerak untuk berbohong, berlaku curang atau menjadi pencuri. 9. Kehendak berbohong, main curang dan mencuri akan meningkat apabila orang mendapat tekanan yang besar untuk mencapai tujuan yang dirasakannya sangat penting. 10. Perjuangan untuk menyelamatkan nyawa mendorong untuk berlaku tidak jujur.

Prinsip-Prinsip dalam etika bisnis

Prinsip-Prinsip dalam etika bisnis Etika bisnis mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar mempunyai standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasional perusahaan, Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut : 1) Prinsip otonomi Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya. 2)Prinsip kejujuran Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut. 3) Prinsip tidak berniat jahat Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu. Selain yang tersebut di atas, Sony Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut : 1. Prinsip otonomi Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. 2. Prinsip kejujuran Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. 3. Prinsip keadilan Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan. 1) Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) Pada prinsip ini, pebisnis dituntut agar menjalankan bisnis sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. 2) Prinsip integritas moral Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya. Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat ke arah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam. Pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti visi ini kemudian menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar maupun kedalam. Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut. Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan. Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan tersebut. Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi. Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar hukum. Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar, dan lain sebagainya

Definisi etika bisnis

1.Definisi Etika bisnis Sepanjang sejarah, kegiatan perdagangan ataupun bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis seumur dengan bisnis itu sendiri. Sejak manusia terjun ke bidang perniagaan, disadari juga kegiatan ini tidak terlepas dari masalah etika. Sesuai fungsinya baik secara makro maupun mikro, sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Pada nantinya, jika suatu bisnis dijalankan berdasarkan etika dan tanggung jawab sosial, tidak hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang mendapat keuntungan, namun perusahaan itu sendiri juga akan mendapatkan keuntungan secara langsung. Pengertian etika sering kali disamakan dengan pengertian moral. Yang dimaksud ajaran moral adalah wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan ketetapan baik lisan maupun tertulis, tentang bagaimana manusia harus hidup dan ia bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan etika adalah pemikiran yang kritis dan mendasar mengenai ajaran moral. Oleh karena itu harus dibedakan dengan ajaran moral. Etika harus dibedakan dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis ‘etiquette’ yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sementara itu, etika berasal dari bahasa Latin ‘ethos’ yang berarti falsafah moral dan dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai pada arti yang sama. Karena itu pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Etika sebagai praksis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Sedangkan etis merupakan sifat dari tindakan yang sesuai dengan etika. Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4). Ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005). Pada kesempatan lain, ada juga yang mengemukakan pengertian etika bisnis secara sederhana adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan berbisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana menjalankan bisnis secara adil sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak bergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam bisinis seringkali ditemukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh hukum. Dari berbagai pendapat diatas, ada banyak pengertian tentang etika bisnis. Yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yang pantas di dunia bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah berorientasi pada norma-norma moral. Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dia selalu berusaha dalam kerangka ‘etis’, yaitu tidak merugikan siapapun secara moral.

Tugas softskill contoh kasus pelanggaran etika bisnis

Bisnis modern merupakan realitas yang sangat kompleks. Hal ini tidak hanya terjadi pada bisnis makro, namun juga mikro. Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Karena bisnis merupakan kegiatan sosial, yang di dalamnya terlibat banyak orang, bisnis dapat dilihat sekurang-kurangnya dari 3 sudut pandang berbeda, antara lain: sudut pandang ekonomi, sudut pandang hukum, dan sudut pandang etika. Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah timbul dalam hubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf internasional. Walaupun terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma etika, namun dua macam hal itu tidak sama.Berikut adalah sebagian contoh-contoh perusahaan yang melanggar etika bisnis di Indonesia Contoh 1 Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban Sebuah perusahaan PJTKI di Jogja melakukan rekrutmen untuk tenaga baby sitter. Dalam pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan berjanji akan mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training dijanjikan akan dikirim ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan bahwa segala biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak jadi berangkat ke negara tujuan. B yang terarik dengan tawaran tersebut langsung mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak Rp 7 juta untuk ongkos administrasi dan pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2 bulan training, B tak kunjung diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada kejelasan. Ketika dikonfirmasi, perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa Perusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang seharusnya diberangnka ke negara tujuan untuk bekerja. Contoh 2 Pelanggaran etika bisnis oleh PT F • Mogoknya hampir seluruh pekerja PT F tersebut disebabkan perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional PT F di seluruh dunia. Pekerja PT F di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja PT F di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang per jam USD 1,5–USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain mencapai USD 15–USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui jalan buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar pertimbangannya. • Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua yang digembor-gemborkan itu pun tidak seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT F. Malah rakyat Papua membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan alam serta punahnya habitat dan vegetasi Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut tidak akan bisa ditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan. Selain bertentangan dengan PP 76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, telah terjadi bukti paradoksal sikap Freeport (Davis, G.F., et.al., 2006). Kestabilan siklus operasional PT F, diakui atau tidak, adalah barometer penting kestabilan politik koloni Papua. Induksi ekonomi yang terjadi dari berputarnya mesin anak korporasi raksasa Freeport-McMoran tersebut di kawasan Papua memiliki magnitude luar biasa terhadap pergerakan ekonomi kawasan, nasional, bahkan global.

Rabu, 25 April 2012

TUGAS SOFTSKILL "ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KORELASINYA DENGAN HARGA SAHAM"

BAHASA INDONESIA 2 ATI HARMONI MENGANALISIS JURNAL TENTANG “ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KORELASINYA DENGAN HARGA SAHAM” Kelompok Aditya Rian Ramadhan(11209044) Fernando Valintino (12209376) Ibnu Cahyo Ramadhan(11209327) Novia Septiningsih(12209019) 3EA01 Universitas Gunadarma MENGANALISIS JURNAL TENTANG “ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KORELASINYA DENGAN HARGA SAHAM”  Berdasarkan Abstraknya,Jurnal tersebut kurang baik,karna tidak memuat hasil dari penelitiannya,hanya memuat tujuan dan metode saja.  Berdasarkan Pendahuluan,sudah cukup baik memuat latar belakang penelitian secara ringkas,padat dan tujuan.  Berdasarkan Tinjauan pustaka atau Landasan Teori,kurang baik,karna hanya memuat teori yang mendukung dan berhubungan langsung dengan topic penelitian saja tetapi tidak memuat kajian sejenis tentang penelitian tersebut.  Berdasarkan Metode penelitian,metode penelitian yang digunakan penulis jurnal sudah memenuhi standar penulisan.  Berdasarkan hasil dan pembahasan,hasil dan pembahasan yang ditulis sangat baik,dengan menyertakan data beserta hasil perhitungan yang didapat,secara ringkas,padat,sesuai dengan rumusan masalah yang ada.  Berdasarkan kesimpulan,penulisan kesimpulan sudah baik,karena didalam kesimpulan,penulis menjelaskan tahap-tahap yang memiliki hubungan satu sama lain dan menjawab dari tujuan penelitian tersebut.  Berdasarkan saran,Penulisan saran di jurnal ini kurang baik,karena penulis tidak menyertakan saran akan penelitian lanjutan yang masih harus dilakukan.  Berdasarkan Daftar pustaka, sudah cukup baik karena,referensinya lengkap tertulis dan mengikuti sistematika syarat penulisan daftar pustaka dengan benar.

Rabu, 28 Maret 2012

Contoh kalimat induktif

Contoh 1 : Setelah diadakan peninjauan ke wilayah kampung XYZ Surabaya, diketahui persentase penggunaan listrik di RW 01 desa tersebut sebanyak 92%. Rumah penduduk yang telah menggunakan listrik, di RW 02 sebanyak 87%, RW 03 sebanyak 100%, dan RW 04 sebanyak 95%. Boleh dikatakan, di Kampung XYZ Surabaya, 93% rumah penduduk sudah menggunakan listrik.





Contoh 2 : Di era zaman globalisasi ini, banyak orang yang memiliki Handphone. Itu disebabkan, karena sekarang mereka bisa memiliki Handphone dengan harga murah dan banyak model nya.Bahkan anak sekolah dasar pun tidak mau kalah. Mereka membawa handphone ke sekolah. Begitu juga dengan ibu-ibu.Ibu-ibu zaman sekarang sudah menjadikan handphone sebagai barang wajib yang harus dimiliki.Hal ini menunjukkan bahwa sekarang Handphone dianggap sebagai barang yang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh paragraf deduktif

Contoh 1 : Kanker masih menjadi pembunuh nomor 1 di Indonesia.Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak baik,pola makan yang tidak teratur,merokok,dll.Setiap manusia beresiko untuk terkena penyakit kanker,karena di dalam setiap tubuh manusia terdapat sel kanker pasif yang sewaktu-waktu bisa menjadi aktif akibat dari penurunan antibodi yang disebakan gaya hidup yang tidak baik.



Contoh 2 : Setiap hari selalu terjadi kemacetan di Jakarta.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor , antara lain : Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.