Renjo blog's
RENJO blog's adalah blog nya orang ter-santai di antara semua mahasiswa di indonesia...wakwaw
Selasa, 25 Juni 2013
Analisis SWOT PT PERTAMINA (Persero)
Analisis SWOT PT Pertamina (Persero)
A. Strength :
1. Penjualan produk relatif mudah, karena brand/merk Pertamina sangat kuat dan menguasai pangsa pasar LPG.
2. Perusahaan merupakan pelopor jenis usaha jasa yakni LPG Pertamina.
3. Salesman Perusahaan dapat diandalkan dan sudah teruji selama 5 tahun.
4. Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan.
5. Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas seta berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
B. Weakness :
1. Ketergantungan pasokan pada satu pemasok, sehingga apabila terjadi keterlambatan pasokan produk akan mengganggu operasional perusahaan.
2. Pada saat Perusahaan mulai berkembang mengalami kekurangan modal kerja, sehingga tidak dapat melaksanakan sistem Iron Stock (Persediaan Minimum).
3. Hasil produksi mengakibatkan limbah yang sangat merugikan bagi masyarakat sekitar.
4. Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah masih harus diolah kembali ke luar negeri untuk menjadi minyak matang.
5. Masih banyak SDM yang belum terampil sehingga harus dilatih agar bisa mengolah sendiri
C. Opportunity :
1. Peluang untuk menaikkan strata keagenan menjadi Agen LPG Pertamina.
2. Peluang untuk menjadi Agen LPG Pertamina kemasan 3 kg yang baru saja di-launching Pertamina sebagai produk konversi pengganti Minyak Tanah.
3. Peluang untuk berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
4. Jaringan ratusan outlet pelanggan dapat dieksplorasi untuk menjual produk selain LPG Pertamina.
5. Saat ini perusahaan bidang jasa mendapat prioritas kucuran Kredit Modal Kerja dari Perbankan Indonesia.
D. Threat :
1. Persaingan yang tajam di antara sesama Sub Agen LPG Pertamina.
2. Pencabutan ijin Sub Agen LPG Pertamina apabila melakukan pelanggaran peraturan-peraturan keagenan.
3. PT Pertamina sepakat untuk mengakiri kerjasama dengan Mitsui & Co., Ltd. Mitsui dalam Proyek RFCC di Refinery Unit IV Pertamina.
4. Sudah banyak pendirian perusahan minyak berasal dari perusahaan asing di Indonesia seperti Shell dan Petronas.
5. Persaingan dalam pemasaran dengan perusahaan asing untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya.
Penjualan Produk Pertamina
BBM Industri & Marine
Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi Pemasaran BBM dengan tugas pokok menangani semua usaha marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine Fuel Oil).
Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas, Industri Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi lair dan industri lainnya
Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan. Dan memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina di semua Pelabuhan penting di Indonesia.
Kelebihan utama BBM Pertamina adalah adanya jaminan ketersediaan dan supply BBM. Pertamina memiliki jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot, Terminal Transit dan Instalasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta memenuhi standard Internasional .
Pelumas
Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat PERTAMINA merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30 tahun. Bisnis Pelumas PERTAMINA terdiri atas bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar negeri. Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008). Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di segmen industri.
Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak 18 Brand. Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA memasarkan 3 Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri. Untuk Lube Base Oil, PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2 jenis kekentalan untuk LBO Group III.
Pemasaran Pelumas PERTAMINA di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Gas Domestik
Sejak 1968, Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan baku dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji menjadi lebih dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya program Pemerintah untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Elpiji, yang ternyata telah terbukti lebih ekonomis, efisien dan ramah lingkungan dibanding Minyak Tanah.
Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan penting dalam menyukseskan program ini. Disamping Elpiji, sejak tahun 1987 Unit Gas Domestik juga telah mensuplai bahan bakar gas dengan menggunakan CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand "BBG". "Musicool", hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan, yang telah diluncurkan pada tahun 2004, menjadi satu bukti dari komitmen kami untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik dengan menjaga lapisan ozon dari kerusakan dan Efek Pemanasan Global.
Saat ini, diversifikasi energi merupakan suatu keharusan dalam rangka mengantisipasi krisis minyak bumi yang disebabkan adanya kecenderungan penurunan cadangan minyak bumi. Bersama dengan Penelitian dan Laboratorium PT. Pertamina (Persero), Unit Gas Domestik mengembangkan LPG untuk transportasi atau LGV (Liquefied Gas for Vehicle) dibawah brand "Vi-Gas" dan GPC (Gassified Petroleum Condensat), yang juga dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak seperti Elpiji. Perbaikan yang berkelanjutan terus menerus selalu dilakukan oleh Unit Gas Domestik dalam mengembangkan produk-produknya, didukung oleh infrastruktur yang handal dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik serta memberikan dukungan terbaik bagi pemerintah Indonesia, masyarakat, dan lingkungan. Pelayanan dan produk-produk yang terbaik dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan yang diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas.
Niaga
Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat Pemasaran & Niaga dengan bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis ekspor-impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga Non BBM, dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni Fungsi Reneval Niaga.
Bisnis inti Niaga Minyak mentah & BBM adalah melakukan trading dibidang impor BBM sekitar 120.000.000 (seratus duapuluh juta) Barrel per tahun dan ekspor Minyak mentah sekitar 7.000.000 (tujuh juta) Barrel per tahun, serta mengekspor produk minyak 33.000.000 Barrel per tahun, yang terdiri dari produk Naphta 3.600.000 Barrel per tahun, produk Decant Oil sekitar 2,600.000 (dua juta enam ratus ribu) Barrel per tahun dan sekitar 26.800.000 (dua puluh enam juta delapan ratus ribu) Barrel pertahun, yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA.
Sedangkan bisnis inti Niaga Non BBM adalah menjual produk NBBM baik di pasar dalam negeri maupun ekspor yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA sendiri, dengan volume penjualan per tahun mencapai sekitar 2 (dua) juta mt dengan memperoleh revenue sekitar 11 (sebelas) trilyun rupiah dan profit sekitar 1,65 trilyun rupiah.
Sejalan dengan berubahnya PERTAMINA menjadi PT PERSERO yang mulai fokus pada orientasi profit, Niaga Non BBM mulai menjalankan trading (jual-beli) produk NBBM dengan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terutama untuk produk yang mengalami shortage of supply/production dalam rangka untuk meningkatkan profit sekaligus untuk meningkatkan pangsa pasar PERTAMINA.
Adapun Reneval Niaga adalah Fungsi yang melakukan perencanaan, evaluasi, pengembangan serta koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua Fungsi Unit Usaha diatas yakni Fungsi Niaga Minyak Mentah & BBM dan Fungsi Niaga Non BBM.
Aviasi
Sebagai salah satu unit bisnis PERTAMINA - perusahan nasional yang bergerak di bidang energi, minyak, gas dan petrokimia - yang melakukan usaha pemasaran serta penyediaan produk dan layanan bahan bakar penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, PERTAMINA Aviasi memiliki aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia dengan jaringan global. Hal ini tertuang pada Visi PERTAMINA Aviasi, dan telah menjadi komitmen dan tujuan kami untuk senantiasa mengembangkan value propositions perusahaan bagi pelanggan dan stakeholders lainnya.
Dalam penyediaan produk dan layanan, kami memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang ketat dengan perhatian utama pada keselamatan penerbangan melalui pengimplementasian standar internasional tentang persyaratan kualitas dan penanganan produk dengan memperhatikan persyaratan pelanggan, industri dan peraturan lindungan lingkungan.
Contoh surat lamaran kerja , surat penawaran , surat pengunduran diri dan surat permohonan
Surat Lamaran Kerja
Tangerang, July 24, 2012
Attention To:
Mrs. Humaira
Human Resources Department
PT. Sejahtera Abadi Jaya
Jl. Raya Sukabersih no 44
Tangerang
Dear Sir,
On this good opportunity, I would like to apply as a Instrumentation and Control System Engineer in your company. My name is Aditya Rian Ramadhan, 22 years old, male, single, energetic and healthy. I am a Control System Engineer and graduated from GunadarmaUniversity on May 2007 with GPA 3.78. I would like to have career to expand my experience.
My personality as a hard worker and fast learner type of person would bring benefit to your company. I will be very appreciated if you could give in opportunity to work in your company.
Herewith I enclose my curriculum vitae, which will give details of my qualification.
I hope my qualifications and experience merit your consideration and look forward to your reply.
Sincerely yours,
uniknih.com
Aditya Rian Ramadhan
Phone : 083892049723
Jl. Kemandoran No.23
Tangerang - 15712
Surat Penawaran
PT. MITRA AMANAH INDUSTRIAL
KAWASAN NUSANTARA BERGANDA KM. 50, BEKASI – INDONESIA
WWW. MITRAAMANAH.COM, Phone (021) 8819608 e-mail : mitraamanah@gmail.com
September, 25 2012
Marketing Manager
Kyo Kane Corporation
Hakamaru Nakaguya 89
TAKOHAMA
Dear Sir :
Through this letter, we introduce Introduce our company to you. Our company named PT. Mitra Amanah Industrial engaged in the textile.
In this regard, we would like to offer some of our products that we market. Together we submit this letter along with a list of items each price.
We hope that this offer can proceed into a partnership that benefits both parties. We are ready to make presentations and conduct further talks.
Thus we submit the offer letter, we say thank you for your attention.
Marketing Division
Aditya Rian Ramadhan
Surat pengunduran diri
Jakarta, 14 october 2012
Mr. Arif Setiawan
PT. ARIF JAYA MAKMUR SENTOSA
Jalan kemandoran 4 no.20 rt03 rw 003 kelurahan grogol utara , kecamatan kebayoran lama , Jakarta selatan
Dear Sir.....,
This is to formally notify you that I am resigning from PT ... as (your title).(date) will be my last day of employment.
I greatly appreciate the opportunity I have been given to learn and develop. Thank you for your time and consideration and wish you all the best in the future.
Sincerely,
Aditya Rian Ramadhan
Surat Permohonan
Palembang, 17 January 2011
The honourable,
American Host Families
Los Angeles, California
Dear Mr.
According to the ad that I read the ‘Spend a Month with an American Family’ in daily ‘Seputar Indonesia ‘on 12 January 2011 I was intending to participate in these activity.
My name is Randi Mahardika, I live in palembang, place and date of birth Palembang 17th August 1992, I have a very good health condition, and I can speak English both orally and writing. Now, I am studying at the Politeknik Negeri Sriwijaya. I have a height 169 cm, my weight 57 pounds, brown skin, straight black hair, round eyes, and have a good personality, and I am a serious person, optimistic, diligent, and sociable.
I hope I can participate in these activities and can find family when I was in the U.S. later. Thus my application letter, and thank you for your attention.
Respectfully,
Aditya Rian Ramadhan
Melihat kepribadian berdasarkan golongan darah
Sebagai informasi buat Kamu ternyata di Jepang , ramalan tentang seseorang lebih ditentukan oleh golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa? Katanya, golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh kita dan oleh karenanya juga menentukan psikologi kita. Mmmhh... masuk akal juga, oke untuk mengetahui detail kepribadian masing-masing golongan darah, berikut penjelasannya.
SIFAT SECARA UMUM
A : Terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis) yang kadang bikin org mudah sebel, kecenderungan politik: ‘destra’
B : Nyantai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup, kecenderungan politik: ’sinistra’
O : Berjiwa besar, supel, gak mau ngalah, alergi pada yang detil, kecenderungan politik: ‘centro’
AB : Unik, nyleneh, banyak akal, berkepribadian ganda, kecenderungan politik
BERDASARKAN URUTAN
Yang paling gampang ngaret soal waktu:
1 B (karena nyantai terus)
2 O (karena flamboyan)
3 AB (karena gampang ganti program)
4 A (karena gagal dalam disiplin)
Yang paling susah mentolerir kesalahan orang:
1 A (karena perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
2 B (karena easy going tapi juga easy judging/gampang menuduh/menghakimi)
3 AB (karena asal beda)
4 O (easy judging tapi juga easy pardoning/gampang meminta maaf)
Yang paling bisa dipercaya:
1 A (karena konsisten dan taat hukum)
2 O (demi menjaga balance)
3 B (demi menjaga kenikmatan hidup)
4 AB (mudah ganti frame of reference)
Yang paling disukai untuk jadi teman:
1 O (orangnya sportif)
2 A (selalu on time dan persis)
3 AB (kreatif)
4 B (tergantung mood )
Kebalikannya, teman yang paling disebelin/tidak disukai:
1 B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
2 AB (double standard)
3 A (terlalu taat dan scrupulous)
4 O (sulit mengalah)
MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN
Yang paling mudah kesasar/tersesat:
1 B
2 A
3 O
4 AB
Yang paling banyak meraih medali di olimpiade olah raga:
1 O (jago olah raga)
2 A (persis dan matematis)
3 B (tak terpengaruh pressure dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo , renang dan gulat jepang bergoldaro)
4 AB (alergi pada setiap jenis olah raga)
Yang paling banyak jadi direktur dan pemimpin:
1 O (karena berjiwa leadership dan problem-solver/penyelesei masalah)
2 A (karen berpribadi ‘minute’ dan teliti)
3 B (karena sensitif dan mudah ambil keputusan)
4 AB (karena kreatif dan suka ambil resiko)
Yang jadi PM jepang rata2 bergolongan darah: O (berjiwa pemimpin)
Mahasiswa Tokyo University pada umumnya bergol darah: B
Yang paling cocok jadi MC: A (kaya planner berjalan)
Yang paling gampang nabung:
1 A (suka menghitung bunga bank)
2 O (suka melihat prospek)
3 AB (menabung karena punya proyek)
4 B (baru menabung kalau punya uang banyak)
Yang paling kuat ingatannya
1 O
2 AB
3 A
4 B
MENYANGKUT KESEHATAN
Yang paling panjang umur:
1 O (gak gampang stress, antibodynya paling joss!)
2 A (hidup teratur)
3 B (mudah cari kompensasi stress)
4 AB (amburadul)
Yang paling gampang gendut:
1 O (nafsu makan besar, makannya cepet lagi) hahaahha.... bener banget nih....
2 B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3 A (hanya makan apa yang ada di piring, terpengaruh program diet)
4 AB (makan tergantung mood, mudah kena anoressia)
Paling gampang digigit nyamuk adalah golongan dara: O (darahnya manis)
Yang paling gampang flu/demam/batuk/ pilek:
1 A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
2 AB (lemah terhadap hygiene)
3 O (makan apa saja enak atau nggak enak)
4 B (makan, tidur nggak teratur)
Apa yang dibuat pada acara makan2 di sebuah pesta:
O (banyak ngambil protein hewani, pokoknya daging2an)
A (ngambil yang berimbang 4 sehat 5 sempurna)
B (suka ambil makanan yang banyak kandungan airnya seperti sup, soto, bakso dsb)
AB (hobby mencicipi semua masakan, ‘aji mumpung’)
Yang paling cepat botak:
1 O
2 B
3 A
4 AB
Yang tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunin:
1 B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
2 AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
3 A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
4 O (baru tidur kalau benar2 capek dan membutuhkan)
Yang paling cepet tertidur:
1 B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiripun bisa tertidur)
2 O (Kalau lagi capek dan gak ada kerjaan mudah kena ngantuk)
3 AB (tergantung kehendak)
4 A (tergantung aturan dan orario)
Penyakit yang mudah menyerang:
A (stress, majenun/linglung)
B (lemah terhadap virus influenza , paru-paru)
O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut) ini juga bener...
AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)
Apa yang perlu dianjurkan agar tetap sehat:
A (Karena terlalu perfeksionis maka nyantailah sekali-kali, gak usah terlalu tegang dan serius)
B (Karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
O (Karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai, jalan-jalan)
AB (Karena gampang capek, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan bikin lega).
Yang paling sering kecelakaan lalu lintas (berdasarkan data kepolisian)
1 A
2 B
3 O
4 AB
benar tidaknya tergantung kalian...saya cuma asal ramal
Memahami perbedaaan barang original , OEM (Original Equipment Manufacturing) , dan KW
Barang Original
Jenis produk dengan kualitas Original adalah produk yang merupakan barang resmi dari pihak pembuatnya. Barang ini murni di produksi, di seleksi, di standarisasi oleh sang produsen sendiri sehingga kualitas barang benar-benar terjaga dan tidak mengecewakan para pembelinya.
Membeli produk Original juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang membelinya apalagi jika merk produk tersebut cukup terkenal di dunia.
Produk kualitas OEM
Produk OEM sering kali disamakan dengan KW padahal ini sangatlah salah dan jelas berbeda! OEM sendiri singkatan dari Original Equipment Manufacturer dimana merupakan produk yang memiliki kualitas sama dengan Original, lalu dimana perbedaannya? Jika produk Original di produksi oleh pihak pembuatnya sendiri, produk OEM merupakan produk Original pihak pembuat yang diproduksi produsen lain yang juga memiliki nama besar. Masih bingung? Berikut sedikit gambarannya.
Misalkan Perusahaan A membuat produk bernama SkyDiver, maka SkyDiver dengan kualitas Original dibuat di Perusahaan A itu sendiri. Nah suatu saat pesanan Perusahaan A begitu banyak sehingga harus mencari partner lain yaitu Perusahaan B untuk membantunya dalam melakukan produksi untuk area tertentu. SkyDiver yang di produksi pada Perusahaan B inilah yang dikatakan sebagai produk kualitas OEM. Meskipun begitu, SkyDiver yang diproduksi oleh Perusahaan B akan tetap dijual dengan menggunakan Brand milik Perusahaan A namun harganya lebih murah dari produk Original. Nah sudah mengerti kan?
Produk kualitas KW Super
Mungkin istilah kualitas barang ini paling banyak dikenal oleh China dan Indonesia. Bagaimana tidak, China sangat terkenal mahir dalam membuat barang yang sangat mirip dengan produk Original dan bahkan mempunyai kualitas yang hampir 100% sama namun tanpa lisensi / ijin dari produk yang ditiru.
Nah barang inilah yang disebut sebagai produk kualitas KW Super. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Nah Indonesialah yang paling banyak menjadi pembelinya sehingga kita bisa menikmati barang berkualitas dengan harga yang lebih murah dari produk OEM, bukan begitu sobat? Hehehe...
Produk kualitas KW 1, 2, dan seterusnya
Inilah produk dengan kualitas paling bawah atau paling jelek dibandingkan dengan ketiga kualitas diatas. Produk KW dibuat untuk memiliki bentuk semirip mungkin dengan produk Original. Ingat bentuknya saja lho ya bukan kualitasnya, mengapa?
Karena produk KW dijual dengan harga yang sangat-sangat murah dan ditujukan pada kaum muda yang ingin bergaya tanpa menguras banyak uang. Untuk produk KW, kualitas KW1 adalah yang paling bagus dan semakin kebawah (KW2, KW3,dst) kualitasnya akan semakin jelek dan lebih murah
Senin, 24 Juni 2013
Analysis of Organizational Culture, Leadership, Compensation, and Work Environment on Employee Performance PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution
CHAPTER I
INTRODUCTION
1.1 BACKGROUND
Employees is an important resource for the company. As an executive in the existing activities within the company, and therefore the employees are required to have a good mental attitude, dedicated, disciplined, honest and has a good performance that can support the company's activities for the company to achieve its objectives. Employee performance is a part or the most important element for the company because it provides considerable influence to the survival of the company. Therefore, the management of human resources must be well managed and benar.Dalam this company should always maintain and improve the quality of employee performance. For companies, employees are the most important element in determining the success or failure of a company in achieving its goals.
Factors that influence employee performance including organizational culture, leadership, compensation and work environment. According to Gordon (2002:374) organizational culture is seen as one of the sources that support the company's employees to obtain a good performance. Organizational culture enables enterprises to obtain superior employee performance, and organizational culture that are unik.Efektivitas employee performance can also be influenced by the factor of leadership.
Effectiveness of employee performance can also be supported by a conducive working environment. This Padakonteks, Davis (2008:129) argues that working in a corporate environment is of significant importance for the employee to perform the activity as this will affect directly or indirectly the activities of workers in it. Oatley in fan Baron Armstrong (2005), argues that performance is not just about what one achieves, but also how to achieve it are concerned. In addition, this opinion is also in line with the opinion of Schermerhorn, Hunt and Osborn (2004) which states that individual performance should be measured through outputs and activities in producing these outputs.
Choosing study sites in PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution, because it is one branch company very much counted on to support the three main objectives of the current government, ie: able to boost national economic growth (pro-growth); expand the provision of field employment (pro-job) and eradicate poverty (pro-poor). One heavy duty performed by PT PLN (Persero) is the national electricity needs, in this case almost 20% of domestic needs from PT PLN (Persero) Distribution Jakarta and Tangerang. Therefore the reliability of human resources owned by PT PLN (Persero) Distribution Jakarta and Tangerang in particular can be expected as the company's assets must be maintained and enhanced both individual skills and abilities as a group.
Factors such as organizational culture, leadership, compensation and work environments to determine the performance of employees participate themselves. The fourth variable is also the explanations for why the performance of employees at PT PLN (Persero) Distribution of Jakarta and Tangerang tends to decrease when the resource development efforts of its employees remains unclear and do not with a planned and programmed efforts lead to a reliable system that can impact on improving employee performance.
Based on the above, the author became interested in creating a research titled "Analysis of Organizational Culture, Leadership, Compensation, and Work Environment on Employee Performance PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution".
1.2 PROBLEMS
1. Are variable Organizational Culture, Leadership, Compensation, and Work Environment simultaneous significant effect on Employee Performance PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution?
2. Are variable Organizational Culture, Leadership, Compensation, and Work Environment Roa partially significant effect on Employee Performance PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution?
1.3 PURPOSE
1. To determine and analyze the influence of organizational culture, leadership, compensation, and simultaneously work environment on employee performance PT PLN (Persero) Distribution of Jakarta and Tangerang.
2. To determine and analyze the influence of organizational culture, leadership, compensation, and work environment on employee performance partially PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution
1.4 ADVANTAGE
The benefits to be gained from this study are as follows:
1. Benefits for Researchers: The research subjects closely related to Human Resource Management, so by doing this research is expected to writers and all interested parties can better understand it.
2. Benefits For University Gunadarma: Can be used to complete the requirements for a degree thesis at the University Gunadarma and can be used as a library collection Gunadarma University
3. Practical Benefits: This study focused on employees of PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution as a research object, so expect employees and other interested parties can use this research as a material consideration in decision making
CHAPTER II
DISCUSSION
2.1 LITERATURE REVIEW
2.1.1 Organizational Culture
According Siagian (2001:188), organizational culture is the willingness, ability, and willingness to adjust one's behavior to organizational culture, which is relevant to the willingness, ability, and willingness improve their productivity. Wibowo (2006:347), defines organizational culture is the norms and habits are accepted as true by everyone in the organization, from a few experts in the above definitions can be concluded organizational culture is a system of values that are believed to all members of the organization studied, applied and developed on an ongoing basis function as adhesive systems can be used as a reference and behave within the organization to achieve corporate objectives that have been set.
2.1.2 Compensation
According to some expert opinion include the Hasibuan Wather and Davis (2001:133), the compensation is something that a worker received in reply that it provides jobs, both hourly wage or salary periodically, designed and managed by the Human Resources Department. By Handoko (2003:155) compensation was received everything the employee as remuneration for their work, if given the right compensation, the employees will be more satisfied and motivated to achieve organizational goals. Compensation is important for employees as individuals because of the large size of the compensation reflects the value of their work among the employees themselves, their families and communities. Compensation, the employees need to be motivated to keep them working properly and always give the best performance for the company. Goals will be difficult to achieve if the company's employees do not want to explore the potential that was in him to work as closely as possible.
2.1.3 Leadership
in an organization, leadership is one of the main factors that contributed to its success in achieving organizational goals. Many experts are trying to define leadership. According to Hughes (2006) states that leadership is a complex phenomenon that involves three main issues, namely the leader, follower, and situation.
2.1.4 Work Environtment
According to (Darji Darmodiarjo; 2008; 47) The working environment is an important factor that needs to get the attention of leaders in order to create a good working atmosphere that will result in high employee performance. He also stated that leaders need regular attention to the work environment indicators include: working equipment, comfort, safety, and relationships.
2.1.5 Employee Performance
Understanding performance by Mangkunagara (2000:67) is the result of the quality and quantity of work accomplished by an employee in carrying out their duties in accordance with the responsibilities assigned to him.
Results of an individual's performance on the performance of the required information, by way of assessing the performance target by comparing with the standard job requirements that have been set. Standard work can be made qualitatively and quantitatively.
Performance can only be pushed forward if the person or employee knows and understands the goals that must be achieved as individuals and groups, therefore a leader must be able to define what performance is to be achieved by any individual or group, and ensure that they are aware of what is at them hope, and to keep employees focused on achieving maximum performance, efficient, and effective, while according to Bernardin & Russell (2001:379) performance or performance is as a record of results generated from a particular job function or activity during the period given time.
.
CHAPTHER 3
RESEARCH METHODOLOGY
3.1. Object Research
Research object in this study were employees of PT PLN (Persero) Distribution Jakarta and Tangerang Jalan Raya 1 M.Ridwan Rais in Central Jakarta
3.2 Source of Data
Data taken at PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution is the primary data. Primary data is data obtained by putting a question on the participants intended to shed some light on this previous research
3.3 Data Analysis and Testing Techniques
Data processing was performed using the computer program SPSS version 19 for Windows. Simple linear regression analysis was used to analyze. Simple regression analysis model can be formulated as follows:
Description:
Y : Employee Performance X2 : Compensation
X1 : Organizational Culture X3 : Leadership
X4 : Work Environtment a : Konstanta
b1- b4 : Koefisien e : error
CHAPTER 4
RESULT AND DISCUSSION
4.1 Validity test
Table 4.1
Validity test Result
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
BO1 71,21 36,592 ,630 ,930
BO2 71,64 36,374 ,729 ,934
BO3 71,36 34,243 ,744 ,934
KE1 71,21 36,592 ,730 ,930
KE2 71,37 32,781 ,880 ,931
KE3 71,31 34,853 ,688 ,937
KE4 71,37 38,781 ,780 ,931
KO1 71,37 32,781 ,780 ,931
KO2 71,32 30,745 ,626 ,934
KO3 71,37 30,781 ,780 ,931
LK1 71,21 39,592 ,830 ,930
LK2 71,39 39,884 ,907 ,939
LK3 71,52 31,709 ,602 ,932
LK4 71,35 31,316 ,702 ,939
KP1 71,21 32,392 ,730 ,930
KP2 71,39 40,544 ,607 ,939
KP3 71,52 37,990 ,702 ,932
source : spss 19.0 processing results (2013)
4.2 Reliability Test
Based on the above table, it can be concluded that the overall insturumen used are reliable because the numbers obtained Cronbach's Alpha of .876. Following the calculation of all instruments:
Tabel 4.2
Overall Reliability Test Results
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,876 17
source: spss 19.0 processing results (2013).
4.3 Normality Test
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardized Residual 100 -.52566 .59397 0E-7 .16672222 .046 .241 1.005 .678
Valid N (listwise) 100
Seen that the ratio of skewness: 0.46 / 0,241 = 1.9087, while the kurtosis ratio: 1,005 / 0,678 = 1.4823. Because the ratio of skewness and kurtosis ratio is between -2 to 2, it can be concluded that the distribution of data is normal
4.4 Heteroscedastic Test
Based on Figure scatter plot shows that there are points that do not form a specific pattern, and the points spread above and below the 0 on the Y axis, so that it can be concluded that in this study used regression models did not have heteroscedasticity.
4.5 Multicollinearity Test
Multicollinearity occurs when the VIF value is more than 10 and tolerance values less than 0.1. To determine whether there is multicollinearity in a regression model can be seen from the VIF (Variance Inflation Factor) contained in each variable. Here are the test results of Multicollinearity.
Tabel 4.3
Multicollinearity Test Result
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
BOrata ,137 3,904
KErata ,164 5,836
KOrata ,187 4,359
LKrata ,423 3,799
source: spss 19.0 processing results (2013).
Based on the table above can be seen the value of tolerance of variable organizational culture, leadership, compensation, and work environment that shows work no less than 10% or saw Variance Inflation Factor (VIF) no more than 10, it can be said that the regression model these variables are of no multicollinearity problem.
4.6 Multiple Linear Regression
Multiple linear regression analysis was conducted to determine the influence of independent variables Organizational Culture (BO), Leadership (KE), Compensation (KO), and Work Environtment (LK) the dependent variable is the Employee Performances (KP)
.
Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.633 .783 3.362 .001
BO .144 .069 .258 2.073 .041 .461 2.171
KE .212 .087 .254 2.426 .017 .651 1.536
KOM .168 .082 .181 2.042 .044 .907 1.103
LING .122 .078 .177 1.667 .120 .558 1.793
a. Dependent Variable: KIP
source: spss 19.0 processing results (2013).
Dengan melihat pada tabel diatas, di dapat persamaan regresinya adalah:
Y = 0,2633 + 0, 144X1 + 0,212X2 + 0,168X3 + 0,122X4 + e
4.7 Discussion of Results
From the equation above, it can be seen that:
- Constants worth 2,633; This means that if the variable of organizational culture, leadership, compensation, and work environment is 0, then its effect on the performance of employees is 2,633.
- Organizational culture variable regression coefficient value 0.144; This means that if the variable of organizational culture to increase by 1 the performance of employees will increase by 0144 assuming a fixed value independent of other variables.
- Leadership variable coefficient value 0.212; This means that if the leadership variable increased by 1, the performance of employees will increase by 0212 assuming a fixed value independent of other variables.
- The coefficient of the variable compensation is worth 0168; This means that if the variable compensation increased by 1, the performance of employees will increase by 0168 assuming the other independent variables fixed value.
- The working environment variable coefficient value 0.122; This means that if the variable compensation increased by 1, the performance of employees will increase by 0122 with another independent variable assuming value is fixed
CHAPTER 5
CONCLUSION
CONCLUSION
1. Organizational Culture, Leadership, Compensation, and Work Environment simultaneously (together) have a significant effect on the performance of employees of PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang .
2. Organizational Culture, Leadership, Compensation, and Work Environment are partially influential on the performance of employees of PT PLN (Persero) Jakarta and Tangerang Distribution.
3. The most influential variable in this study is leadership variable
references
Dr.A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Drs., M.Si. Psi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Mangkuprawira, Syafry. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tuti hairani. 2010. pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada sekolah tinggi ilmu ekonomi lampung di bandar lampung.Jurnal manajemen dan bisnis vol.1 no.1 (oktober) hal (88-100)
Eduard L peswanessa. 2008. Pengaruh kesesuaian penempatan kerja terhadap prestasi kerja pegawai (studi pada pegawai kantor BAPPEDA kabupaten nabire, papua). Jurnal aplikasi manajemen. Vol 6 no.2 Agustus 2008 hal (41-48)
Falai.2009. Pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai kecamatan lowokwari kota malang. Jurnal aplikasi manajemen. Vol.6 no 2. Agustus 2008 hal (98-103)
Totok sasongko. 2009. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja Pegawai (studi pada KPAI bina jaya pasuruan). Jurnal aplikasi manajemen vol.7 no.4 november hal (620-628)
Muhammad ridha suaib. 2008. Pengaruh lingkungan, prilaku, struktur organisasi dan implementasi system informasi berbasis computer terhadap kinerja Pegawai pemerintah kabupaten sorong, papua. Jurnal aplikasi manajemen. Vol.6 no.2 Agustus 2008. Hal (123-130)
Senin, 28 Januari 2013
contoh proposal
CONTOH (cover warna kuning laminating)
USULAN
PROPOSAL SKRIPSI MANAJEMAN
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI , KEPEMIMPINAN , KOMPENSASI , DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KERJA KARYAWAN PADA PT PLN (PERSERO) AREA KEBON JERUK
Nama : Aditya Rian Ramadhan
NPM : 11209044
Kelas: 4EA01
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2012/2013
Februari-2013
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PROPOSAL SKRIPSI MANAJEMEN
1. Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Budaya Organisasi , Kepemimpinan , Kompensasi, Dan Lingkungan Kerja terhadap Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Area Kebon Jeruk
a. Nama Lengkap : Aditya Rian Ramadhan
b. Jenis Kelamin : Laki‐laki
c. Kelas : 4EA01
d. NPM : 11209044
e. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen
f. Alamat Rumah : Jalan Kemandoran 4 no 20 rt 03 rw 003 kelurahan grogol utara kecamatan kebayoran lama , Jakarta Selatan
g. Telpon/HP : 083892049723 / 089650044430
h. e‐mail : rianrenjo@yahoo.com
Depok, ….Februari 2013
Mengetahui, Mahasiswa
Ketua Prodi Manajemen Mahasiswa,
a. Identitas Penelitian
1. Judul Usulan : Analisis Pengaruh Budaya Organisasi , Kepemimpinan , Kompensasi, Dan Lingkungan Kerja terhadap Kerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Area Kebon Jeruk
2. Nama Mahasiwa : Aditya Rian Ramadhan
3. Topik Penelitian : Menganalisis/menguji pengaruh/menguji hubungan antar variable
4. Objek Penelitian : Karyawan PT PLN (Persero) Area Kebon Jeruk , Jakarta Barat
5. Lokasi Penelitian : Kantor PT PLN (Persero) Area Kebon Jeruk , Jakarta Barat
b.ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah….
Untuk mengetahui :
1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja kerja karyawan pada PT PLN Area Kebon Jeruk
2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap kinerja kerja karyawan pada PT PLN Area Kebon Jeruk
3. Pengaruh Kompensasi terhadap kinerja kerja karyawan pada PT PLN Area Kebon Jeruk
4. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap kinerja kerja karyawan pada PT PLN Area Kebon Jeruk
5. Pengaruh Budaya Organisasi , Kepemimpinan , Kompensasi dan Lingkungan Kerja secara simultan terhadap kinerja kerja karyawan pada PT PLN Area Kebon Jeruk
Metode penelitian ini adalah ....
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf karyawan di Kantor PT PLN (Persero) Area Kebon Jeruk , Jakarta Barat sebanyak 100 orang. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder, sedang jenis datanya adalah data kualitatif.Teknik pengumpulan data menggunakan (1) Dokumentasi , digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan yang bersumber dari Kantor PT PLN Area Kebon Jeruk Jakarta Barat. Data ini digunakan untuk melengkapi hasil kuesioner , sedangkan data dokumentasi yang diperlukan berupa profil pegawai PT PLN Area Kebon Jeruk Jakarta Barat. (2) Kuesioner , adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyusun instrumen kuesioner yang diberikan kepada eresponden. Instrumen Budaya Organisasi , Kepemimpinan , Kompensasi , Lingkungan Kerja dan Kinerja Pegawai diukur dengan skala likert 5 (lima ) poin dengan bentuk pernyataan positif (favorable).Alat analisis menggunakan (1) Analisis Regresi Linier Berganda, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi , Kepemimpinan , Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai.Uji instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas , dilanjutkan dengan uji korelasi dan determinasi , serta uji F dan uji t.
Hasil akhir yang diharapkan pada penelitian ini adalah….. (paragraph 3).
Kata Kunci : Kinerja Karyawan , Kepemimpinan , Sumber Daya Manusia
c. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan energi listrik di Indonesia . Pada awalnya PT PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa ketenagalistrikan.Namun sejak tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan pada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Oleh karena itu , bulan juni 1994 PLN dialihkan dari perusahaan umum menjadi perusahaan perseroan ( persero) , sehingga nama perusahaan ini menjadi PT PLN (Persero).
1.2 Tujuan Khusus (belum)
1.3 Urgensi Penelitian Skripsi Manajemen (contoh, harus dijelaskan ada gejala/persoalan
apa yang dianggap perlu diteliti, semisal: penjualan turun, kinerja laba rendah, pasar sepi,
banyaknya konsumen yang komplain. dll) (belum)
Keutamaan penelitian ini adalah memecahkan persoalan/menganalisis……………………..
2.TELAAH PUSTAKA
setyaningsing utami. 2010. pengaruh kepemimpinan, motivasi, komunikasi dan lingkungan kerja terhadap kenerja pegawai kecamatan jumantono kabupaten karanganyar.Jurnal manajemen sumber daya manusia. Vol.4 no.1 (juni) hal (58-67)
sunarso. 2010. pengaruh kepemimpinan, kedisiplinan, beban kerja terhadap kinerja guru sekolah dasar. Jurnal manajemen sumber daya manusia. vol.4 no.1 (juni) hal (68-75)
alwi suddin. 2010. pengaruh kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai kecamatan laweyan kota surakarta. Jurnal sumber daya manusia. Vol.4 no.1 (juni) hal (1-8)
untung sriwidodo. 2010. pengaruh kompetensi motivasi, komunikasi dan kesejahteraan terhadap kinerja pegawai dinas pendidikan. Jurnal manajemen sumber daya manusia. Vol.4 no.1 (juni) hal (47-57)
Tuti hairani. 2010. pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada sekolah tinggi ilmu ekonomi lampung di bandar lampung. Jurnal manajemen dan bisnis vol.1 no.1 (oktober) hal (88-100)
2.1 MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan baik secara teoritis maupun praktis, yaitu :
1. PT PLN (Persero) Area Kebon Jeruk
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengevaluasi Kinerja Karyawan serta memaksimalkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada di PT PLN Area Kebon Jeruk .
2. Penulis
Dapat menyelesaikan program studi sarjana S1 dalam bentuk mata kuliah Tugas Akhir sebagai bentuk eksistensi dalam menjalankan pendidikan di Universitas Gunadarma.
3. Akademisi atau peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis
3. METODE PENELITIAN ( contoh, halaman terpisah)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf karyawan di Kantor PT PLN (Persero) Area Kebon Jeruk , Jakarta Barat sebanyak 100 orang. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder, sedang jenis datanya adalah data kualitatif.Teknik pengumpulan data menggunakan (1) Dokumentasi , digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan yang bersumber dari Kantor PT PLN Area Kebon Jeruk Jakarta Barat. Data ini digunakan untuk melengkapi hasil kuesioner , sedangkan data dokumentasi yang diperlukan berupa profil pegawai PT PLN Area Kebon Jeruk Jakarta Barat. (2) Kuesioner , adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyusun instrumen kuesioner yang diberikan kepada eresponden. Instrumen Budaya Organisasi , Kepemimpinan , Kompensasi , Lingkungan Kerja dan Kinerja Pegawai diukur dengan skala likert 5 (lima ) poin dengan bentuk pernyataan positif (favorable).Alat analisis menggunakan (1) Analisis Regresi Linier Berganda, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi , Kepemimpinan , Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai.Uji instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas , dilanjutkan dengan uji korelasi dan determinasi , serta uji F dan uji t.
3.1.Data dan Variabel Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Adapun data primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari hasil jawaban responden melalui kuesioner. Sedangkan data sekunder nya adalah dokumentasi berupa profil karyawan yang didapat dari internet serta buku-buku terkait.
2. Variable penelitian
Data/variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pada Kompensasi (x1), Budaya Organisasi (x2), Kepemimpinan (x3), Kompensasi (x4), Lingkungan Kerja dan (y), Kinerja Karyawan
3.2 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, yakni metode survei, maka untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut :
1. Teknik penyebaran angket/kuesioner
Pada penelitian survei, penggunaan kuesioner merupakan hal pokok untuk pengumpulan data. Teknik penyebaran angket/kuesioner adalah penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respon) tertulis seperlunya. (Kartono, 2000 : 217), dengan metode ini, instrumen yang diajukan adalah kuesioner/daftar pertanyaan yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan pilihan jawaban.
2. Dokumentasi
Salah satu metode pengumpulan data dengan cara membaca , mengamati , mengumpulkan data/informasi dari website perusahaan yang menunjang untuk penelitian ini (Singarimbun, 2000 : 192).
3.3 Tahapan Kegiatan Penelitian (contoh, halaman terpisah)
Berikut ini adalah tabel uraian kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
4. Daftar Pustaka (halaman terpisah< perhatikan contoh penulisan daftar pustaka di
bawah, daftar pustaka 1 spasi)
Dr.A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Drs., M.Si. Psi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Endang Permadi. Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Distrik Pangkal Pinang. Universitas Widyatama.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, Melayu Sp. 2003. Organisasi dan motivasi ; dasar peningkatan produktivitas, Cetakan ke empat. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Mangkuprawira, Syafry. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Mohammad Abdul Mukhyi, Iman Hadi Saputro. Pengantar Manajemen Umum.
Nasution, MN. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : PT.Gahalia Indonesia.
Peni Sawitri, Eko Hartanto. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Restu Ibu.
Kamis, 29 November 2012
TUGAS SOFTSKILL (PROGRAM CSR BUMI SERPONG DAMAI TBK)
PROGRAM CSR BUMI SERPONG DAMAI TBK
Bumi Serpong Damai Tbk. adalah suatu perusahaan property yang membangun sebuah Kota Mandiri. Dalam perkembangan sebuah kota tentu diperlukan adanya komunitas masyarakat yang baik selain dari sekedar infrastruktur fisik. Agar sebuah kota dapat sustain ( hidup berkelanjutan dan dapat diwariskan kepada anak cucu) ada 3 (tiga) hal penting yang perlu dibina, yaitu : pembentukan pusat-pusat perekonomian, pengembangan sosial budaya masyarakatnya, dan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Ketiga hal tersebut harus dapat terintegrasi dengan baik mulai dari tahap gagasan, perencanaan, pembangunan, sosialisasi, dan pengelolaan.
Agar ketiga hal tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan dan diwariskan (sustainable) diperlukan adanya kerjasama yang baik antara para stakeholders, yaitu : perusahaan termasuk para karyawannya, pemerintah baik pusat maupun daerah, konsumen dari perusahaan, maupun komunitas di lingkungan itu sendiri. Seperti dalam skema di bawah ini :
Sejalan dengan itu PT BSD berkomitmen untuk menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) melalui pelaksanaan beberapa program community development yang cakupan kegiatannya antara lain :
a. Memperkuat dan mengefektifkan kehidupan bermasyarakat, baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, maupun lingkungan.
b. Tanggung jawab sosial perusahaan, baik terhadap lingkungan di dalam maupun di luar perusahaan.
Contoh-contoh program Community Development PT BSD yang telah dilaksanakan di BSD City berdasarkan kerangka penerapan CSR dalam upaya membangun komunitas BSD City agar kehidupan kota dapat berjalan dengan baik, yaitu:
1. Bidang Ekonomi
Agar suatu kota / permukiman dapat sustainable memerlukan perekonomian yang baik dan berkesinambungan yang dapat menyentuh segala lapisan masyarakat. Pembangunan ekonomi tidak hanya dalam skala besar tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah harus dapat hidup dengan baik. PT BSD dalam hal ini telah melaksanakan beberapa hal:
• Mendedikasikan 25% Lahan Untuk Perekonomian Kota BSD
Dari 6000 hektar luas BSD City yang akan dikembangkan, 25% (sekitar 1.500 ha) telah didedikasikan untuk pusat perekonomian seperti CBD (Central Business District), Kawasan Industri Ramah Lingkungan Taman Tekno, Pertokoan, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar perekonomian dapat tumbuh dengan baik yang didukung tulang punggung ekonomi yang kuat dalam menunjang pertumbuhan komunitasnya.
• Memberi Prioritas kepada Informal Sektor
Informal sektor tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebuah kota. Sektor ini dapat membangun perekonomian terutama di lapisan bawah, karena sebuah kota harus seimbang dalam pembangunannya. Usaha-usaha mikro dan kecil sangat didorong oleh PT BSD agar dapat hidup dan berkembang mengikuti pertumbuhan kota BSD City. Beberapa contoh yang telah dilakukan adalah :
o Pedagang Kaki Lima (PKL)
PKL di BSD City dahulu tersebar hampir di semua tempat baik itu area komersial maupun hunian. Hal itu menimbulkan berbagai masalah, mulai dari soal kebersihan hingga keamanan. Di lain pihak banyak yang membutuhkan jasa para PKL ini, karena harganya yang murah. Untuk mengatasinya PT BSD berusaha memindahkan dan mengumpulkan para PKL tersebut ke lokasi yang lebih tertata dan rapi yang sekarang diberi nama Taman Jajan. Taman jajan di BSD City saat ini telah ada 8 buah yang lokasinya tersebar mulai dari Taman Kota, area-area bisnis, hingga sekolah. Dengan adanya Taman Jajan ini dapat mengatasi masalah kebersihan, kerapihan kota, keamanan, serta membantu para karyawan yang bekerja di lingkungan BSD City untuk mendapatkan makanan yang murah dan bersih. Taman Jajan yang dibangun mampu menampung ratusan pedagang dengan bangunan yang terjaga kebersihannya sehingga para PKL tidak sembarangan dalam berjualan. .
• Sentra Penjualan Tanaman Hias
Dalam memenuhi kebutuhan akan hobi komunitasnya, BSD City membangun suatu pusat penjualan tanaman hias yang berlokasi di Taman Kota 2. Lokasi ini menjadi tempat berkumpulnya para pecinta tanaman. Di sini mereka dapat menyalurkan hobinya mulai dari bertukar informasi sampai pada Event Pameran Tanaman Hias.
• Koperasi Karyawan PT BSD
Koperasi Karyawan PT BSD pertama kali dibentuk pada 11 Maret 1991 yang beranggotakan karyawan PT BSD. Saat ini Koperasi Karyawan sudah beranggotakan 1200 orang. PT BSD membentuk Koperasi Karyawan PT BSD yang bertujuan untuk kesejahteraan serta memenuhi kebutuhan para karyawannya. Koperasi ini berjalan dengan sangat baik dan memiliki bermacam jenis usaha, mulai dari simpan-pinjam sampai pengadaan barang dan jasa. Banyak karyawan yang sangat terbantu dengan adanya koperasi ini, karena mereka dapat meminjam uang dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
2. Bidang Sosial dan Budaya
Bidang Sosial dan Budaya sangat diperlukan dalam pengembangan sebuah kota. Apabila infrastruktur kota sudah baik namun komunitasnya tidak ada atau tidak memperhatikannya, maka fisik yang baik itu tidak akan bertahan lama. Maka dari itu diperlukan Program Community Development atau Program Pemberdayaan Komunitas dalam bidang ini. Dengan adanya komunitas yang baik dan terus berkembang, tentunya kota juga dapat terus sustain dan berkembang. Contoh kegiatan yang telah dilaksanakan PT BSD:
• Pembangunan Infrastruktur di Lingkungan Perkampungan dan Bantuan Sekolah-sekolah
PT BSD juga membangun jalan-jalan perkampungan agar akses keluar masuk lebih mudah. Selain itu juga membantu pembangunan jembatan-jembatan, masjid, maupun sekolah. PT BSD memberikan bantuan ke sekolah-sekolah dengan bentuk yang bermacam-macam. Ada yang diberikan tanahnya saja, bahkan ada yang dibangun sampai dapat beroperasi. Semua dilaksanakan oleh PT BSD untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
• Mendorong Tersedianya Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di BSD City sangat lengkap. Mulai dari Puskesmas, Klinik 24 jam, Rumah Sakit Ibu dan Anak, sampai Rumah Sakit Internasional. Saat ini terdapat 27 Klinik dan Rumah sakit yang tersebar di seluruh wilayah BSD City.
• Sarana-sarana Ibadah
Di dalam BSD City saat ini terdapat 15 masjid dan 2 gereja yang tersebar di seluruh wilayahnya. Semua pembangunan sarana ibadah ini didukung oleh PT BSD.
• Penyediaan Sarana Olahraga dan Rekreasi
Suatu komunitas tentunya memerlukan sarana untuk berolahraga untuk menjaga kesehatannya dan rekreasi untuk melepas kepenatan. Dengan kesehatan yang baik maka dapat beraktivitas dengan baik. PT BSD dengan kesadaran itu membangun berbagai macam sarana olahraga dan rekreasi untuk warganya. Sarana yang tersedia mulai dari lapangan bulutangkis, voli, futsal, tenis, sampai kolam renang ukuran Internasional. Juga terdapat banyak Club House di dalam cluster-cluster di BSD City.
Sarana rekreasi air terbesar di BSD City adalah Ocean Park yang di dalamnya terdapat kolam untuk anak balita sampai dewasa.
• Penyelenggaraan Jajan Jazz dan sebagai Komunitas Musisi
Sejak setahun lalu tepatnya Maret 2006, Jajan Jazz dilaksanakan bekerja sama dengan Komunitas Musik BSD setiap hari Kamis malam pada minggu pertama tiap bulannya. Acara yang dibuat oleh warga dan untuk warga ini selain menampilkan musisi dari wilayah BSD sendiri, juga selalu dihadiri oleh para musisi jazz profesional. Acara yang berkonsep street music performance ini mengajak interaksi antara penonton dengan pemain musik. Apabila ada yang ingin menunjukkan kebolehannya dipersilahkan untuk pentas. Acara yang digelar di Taman Jajan sektor 1.3 BSD City ini juga menjadi ajang tukar ilmu dari yang profesional kepada yang amatir.
3. Bidang Lingkungan
Dalam membangun suatu kota, aspek lingkungan sangat penting, karena dengan adanya lingkungan yang baik maka seluruh kegiatan dalam suatu kota dapat berjalan dengan lancar. Bidang lingkungan sangat berhubungan dengan kesehatan dan kelancaran dalam beraktivitas. Bayangkan apabila terjadi banjir atau tanah longsor tentunya akan mengganggu perekonomian. Juga apabila kota kotor akan timbul berbagai macam penyakit. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut maka PT BSD melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain :
• Pembangunan Taman Kota 1 & 2
Taman Kota 1 berada di pusat kota BSD dibuka pada tahun 2004 dengan luas 2,5 hektar memiliki 60 jenis tanaman dengan jumlah pohon mencapai 2.500 pohon. Jenis pohon yang ada antara lain Nam-nam hutan, Keben, Pulai, Nyamplung, Menteng, Bintaro, Beringin sabre, Saraca, Meranti, sawo Duren, dan Sosis Afrika, dll. Taman ini berfasilitas plaza dan panggung, jogging track, fitness ground, acupuncture walk, tempat bermain anak, papan pendidikan lingkungan, dan kios jajanan.
Taman Kota 2 dibuka pada tahun 2006 memiliki fasilitas yang lebih banyak dibanding Taman Kota 1 antara lain Bursa Tanaman Hias, Jembatan Gantung, Gazebo, Tree House, Mini Water Flow (air terjun dengan tinggi hanya 1 m) dengan luas yang lebih besar yaitu 9 hektar termasuk danau buatan (2 ha) dan sentra tanaman hias. Dengan area yang lebih besar jumlah pohon juga lebih banyak, sekitar 7.000 pohon. Jenis pohonnya antara lain Waru Gunung, Nam-nam hutan, Keben, Pulai, Nyamplung, Menteng, Bintaro, Beringin sabre, Saraca, Meranti, sawo Duren, dan Sosis Afrika, Flamboyant, dll.
Fungsi Taman Kota ini selain sarana rekreasi dan olahraga warga juga berfungsi sebagai laboratorium alam / botani, melindungi kesuburan tanah dan air, daerah resapan air, penyedia oksigen / paru-paru kota, juga sarana pendidikan lingkungan. Setiap harinya kedua taman ini selalu dikunjungi oleh warga BSD City.
Beragam acara komunitas warga dilaksanakan di Taman Kota ini. Untuk Taman Kota 1, setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pagi ada Senam Taichi. Jum’at dan Sabtu pagi ada Senam Aerobik. Setiap harinya Taman Kota dikunjungi 2000 orang dan pada saat akhir pekan bisa mencapai 4000 orang.
• Pembangunan Nursery
PT BSD membangun Nursery untuk memenuhi kebutuhan tanaman seluruh wilayah BSD City. Dengan luas 1 hektar dan memiliki 4 Green House. Nursery dapat memproduksi tanaman 300.000 polybag / bulan. Nursery menunjukkan bahwa PT BSD sangat peduli dengan penghijauan.
• Instalasi Kompos
Sampah-sampah Organik dari seluruh wilayah BSD City dikumpulkan dan diolah di sini untuk dijadikan kompos. Kompos yang sudah jadi dipergunakan untuk pembibitan tanaman baru atau perawatan tanaman di dalam area BSD City.
• Bekerjasama dalam Pengelolaan Lingkungan
PT BSD selalu mengajak warga untuk bersama-sama dalam pengelolaan lingkungan. Terutama lingkungan di wilayah RW masing-masing. PT BSD dapat memberikan asistensi dalam pengelolaan lingkungan yang baik, dengan tujuan agar komunitas nantinya dapat mengelola lingkungannya sendiri.
• Penanaman Ribuan Pohon
PT BSD hingga saat ini telah menanam ratusan ribu pohon di dalam wilayah BSD City. Hal ini dilaksanakan agar pembangunan lingkungan dapat seimbang dengan pambangunan fisik. Dengan lingkungan yang hijau dan asri kegiatan komunitas dapat berjalan dengan nyaman.
• Gerakan Cinta Pohon (GCP)
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan khususnya pohon kepada anak-anak usia sekolah dasar. Program yang digagas pada bulan November 2005 ini mengajak anak-anak untuk menanam pohon serta memeliharanya. Kita membentuk kelompok yang terdiri dari 20 orang anak. Kelompok diambil dari seluruh RW dan sekolah yang ada di BSD City. Masing-masing kelompok diberikan 20 pohon yang harus dirawat dan akan dinilai setiap tahunnya.
• Festival Hijau BSD City
Acara ini adalah program rutin yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Juli untuk kampanye lingkungan hidup. Festival Hijau selalu mengangkat isu-isu lingkungan seperti penanaman pohon, kebersihan lingkungan, banjir, kesegaran udara, dan lain-lain. Acara ini bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup RI, media massa, serta sponsor lain yang peduli dengan lingkungan hidup. Kegiatan yang dilaksanakan adalah Fun Bike, Jalan sehat, Penanaman Pohon, Cek Emisi Kendaraan Bermotor, dan lain-lain.
• Souvenir Benih Biji Tumbuhan
Kepada setiap tamu yang datang ke BSD City, kita memberikan souvenir unik yaitu biji-bijian. Biji-biji tersebut kita kumpulkan dari seluruh tanaman yang tumbuh di lingkungan BSD City. Biji-biji dibungkus dalam kantung dari kertas. Tiap kantung terdiri dari 4-5 jenis biji. Pada kantung tersebut kita memberikan petunjuk penanamannya serta puisi mengenai lingkungan.
Selasa, 23 Oktober 2012
Tugas softskill teori , definisi , prinsip etika bisnis
1.Definisi Etika bisnis
Sepanjang sejarah, kegiatan perdagangan ataupun bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis seumur dengan bisnis itu sendiri. Sejak manusia terjun ke bidang perniagaan, disadari juga kegiatan ini tidak terlepas dari masalah etika. Sesuai fungsinya baik secara makro maupun mikro, sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Pada nantinya, jika suatu bisnis dijalankan berdasarkan etika dan tanggung jawab sosial, tidak hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang mendapat keuntungan, namun perusahaan itu sendiri juga akan mendapatkan keuntungan secara langsung.
Pengertian etika sering kali disamakan dengan pengertian moral. Yang dimaksud ajaran moral adalah wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan ketetapan baik lisan maupun tertulis, tentang bagaimana manusia harus hidup dan ia bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan etika adalah pemikiran yang kritis dan mendasar mengenai ajaran moral. Oleh karena itu harus dibedakan dengan ajaran moral.
Etika harus dibedakan dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis ‘etiquette’ yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sementara itu, etika berasal dari bahasa Latin ‘ethos’ yang berarti falsafah moral dan dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.
Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai pada arti yang sama. Karena itu pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Etika sebagai praksis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Sedangkan etis merupakan sifat dari tindakan yang sesuai dengan etika.
Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4). Ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005).
Pada kesempatan lain, ada juga yang mengemukakan pengertian etika bisnis secara sederhana adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan berbisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana menjalankan bisnis secara adil sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak bergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam bisinis seringkali ditemukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh hukum.
Dari berbagai pendapat diatas, ada banyak pengertian tentang etika bisnis. Yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yang pantas di dunia bisnis. Tugas pelaku bisnis adalah berorientasi pada norma-norma moral. Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dia selalu berusaha dalam kerangka ‘etis’, yaitu tidak merugikan siapapun secara moral.
2.Prinsip-Prinsip dalam etika bisnis
Etika bisnis mempunyai prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar mempunyai standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasional perusahaan, Muchlish (1998:31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut :
1) Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2)Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3) Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
Selain yang tersebut di atas, Sony Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :
1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
2. Prinsip kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
1) Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
Pada prinsip ini, pebisnis dituntut agar menjalankan bisnis sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
2) Prinsip integritas moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.
Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langkah yang tepat ke arah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam. Pertama-tama membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti visi ini kemudian menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik keluar maupun kedalam. Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan tersebut. Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus juga menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan. Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan oleh gaya kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.
Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi.
Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar, dan lain sebagainya.
3.Faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya. Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain :
1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
2. Ingin menambah pangsa pasar
3. Ingin menguasai pasar.
Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain.
Selain ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gwynn Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing memberikan kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat curang, yaitu :
1. Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan kecurangan.
2. Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung menjadi pendusta.
3. Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat menangguhkan keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang.
4. Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat curang.
5. Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang yang dungu (ignorant).
6. Orang yang berkedudukan menengah atau tinggi cenderung menjadi lebih jujur.
7. Kesempatan yang mudah untuk berbuat curang atau mencuri, akan mendorong orang melakukannya.
8. Masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan karena itu menempati tingkat yang berbeda, sehingga mudah tergerak untuk berbohong, berlaku curang atau menjadi pencuri.
9. Kehendak berbohong, main curang dan mencuri akan meningkat apabila orang mendapat tekanan yang besar untuk mencapai tujuan yang dirasakannya sangat penting.
10. Perjuangan untuk menyelamatkan nyawa mendorong untuk berlaku tidak jujur.
Kamis, 11 Oktober 2012
Garuda Indonesia melakukan etika bisnis dan Etika kerja yang baik
4.Garuda Indonesia melakukan Etika bisnis dan Etika kerja yang baik
Tata Nilai Perusahaan
Garuda Indonesia telah mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai Perusahaan, yaitu eFficient & effective; Loyalty; customer centricitY; Honesty & Openness dan Integrity yang disingkat menjadi “FLY HI” sejak tahun 2007, dilanjutkan dengan rumusan code of conduct yang diluncurkan pada tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan etika Perusahaan merupakan soft structure dalam membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Etika Bisnis dan Etika Kerja
Pada tahun 2011, Perusahaan menetapkan etika bisnis & etika kerja perusahaan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011.
Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari pedoman perilaku (code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal 14 Januari 2008 tentang Nilai-nilai Perusahan dan Pedoman Perilaku (code of conduct) Insan Garuda Indonesia. Penyempurnaan dilakukan berdasarkan umpan balik dari hasil proses implementasi internalisasi serta rekomendasi hasil GCG assessment tahun 2009.
Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan merupakan himpunan perilaku-perilaku yang harus ditampilkan dan perilaku-perilaku yang harus dihindari oleh setiap Insan Garuda Indonesia. Etika dan perilaku tersebut dalam hubungannya dengan:
1. Hubungan Sesama Insan Garuda.
2. Hubungan dengan Pelanggan, Pemegang Saham dan Mitra Usaha serta Pesaing.
3. Kepatuhan Dalam Bekerja, mencakup Transparansi Komunikasi dan Laporan Keuangan; Penanganan Benturan Kepentingan; Pengendalian Gratifikasi; Perlindungan Tehadap Aset Perusahaan dan Perlindungan Terhadap Rahasia Perusahaan.
4. Tanggung jawab Kepada Masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan.
5. Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja mencakup: Pelaporan Pelanggaran; Sanksi Atas Pelanggaran; Sosialisasi dan Pakta Integritas.
Tata nilai, etika bisnis dan etika kerja merupakan tanggung jawab seluruh Insan Garuda Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama Perusahaan dalam Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan serta sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011, ketetapan ketiga bahwa seluruh pegawai Perusahaan wajib memahmai, menerapkan dan melaksanakan Etika Bisnis dan Etika Kerja serta menandatangani “Pernyataan Pakta Integritas Kepatuhan Terhadap Etika Perusahaan.”
Internalisasi nilai-nilai dan etika Perusahaan dilakukan secara intensif melalui berbagai saluran komunikasi, pelatihan dan terintegrasi dengan sistem penilaian pegawai. Sosialisasi melalui saluran komunikasi internal perusahaan baik cetak maupun elektronik, tatap muka dan diskusi ke semua Unit Kerja baik di kantor Pusat maupun di Kantor Cabang serta melalui program pelatihan. Melalui proses sosialisasi, pada tahun 2011 ini jumlah pegawai yang telah menandatangani lembar komitmen kepatuhan terhadap etika Perusahaan telah mencapai 2.980 pegawai dari berbagai profesi dan unit kerja. Jumlah tersebut berarti sudah mencapai lebih dari separuh dari total pegawai Perusahaan.
Perusahaan mengimplementasikan whistleblowing system sebagai alat manajemen untuk membantu Penegakan etika perusahaan. Melalui sistem ini diharapkan semua pemangku kepentingan mau melaporkan dugaan pelanggaran etika yang dilakukan oleh oknum pegawai Garuda.
Etika Bisnis dan Etika Kerja serta whistleblowing system disosialisasikan pula kepada Mitra Usaha sehingga Mitra usaha dapat membantu proses penegakkan etika di Perusahaan serta bersama-sama menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan bermartabat.
Budaya Perusahaan
Tata nilai “FLY HI” dan etika Perusahaan merupakan soft structure untuk membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis
Faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya. Faktor lain yang membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain :
1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik
2. Ingin menambah pangsa pasar
3. Ingin menguasai pasar.
Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain. Iklan dibuat hanya untuk mengunggulkann produk sendiri, tanpa ada keunggulan dari produk tersebut. Iklan hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan produk iklan lain.
Selain ketiga faktor tersebut, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Gwynn Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing memberikan kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat curang, yaitu :
1. Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan kecurangan.
2. Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung menjadi pendusta.
3. Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat menangguhkan keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang.
4. Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat curang.
5. Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang yang dungu (ignorant).
6. Orang yang berkedudukan menengah atau tinggi cenderung menjadi lebih jujur.
7. Kesempatan yang mudah untuk berbuat curang atau mencuri, akan mendorong orang melakukannya.
8. Masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda dan karena itu menempati tingkat yang berbeda, sehingga mudah tergerak untuk berbohong, berlaku curang atau menjadi pencuri.
9. Kehendak berbohong, main curang dan mencuri akan meningkat apabila orang mendapat tekanan yang besar untuk mencapai tujuan yang dirasakannya sangat penting.
10. Perjuangan untuk menyelamatkan nyawa mendorong untuk berlaku tidak jujur.
Langganan:
Postingan (Atom)