SEBUAH STRATEGI UNTUK MENGURANGI BIAYA TRANSAKSI MELAKUKAN USAHA DI TANZANIA
Abstrak
Ada penelitian terbatas yang memeriksa peran Badan Promosi Investasi (IPA) dan teknik pemasaran masing-masing digunakan dalam menarik Foreign Direct Investment (FDI). Menggunakan pendekatan studi kasus eksploratif, artikel ini terdapat kesenjangan penelitian dengan menjelajahi peran pemerintah sebagai teknik promosi dengan menghilangkan hambatan terhadap arus masuk FDI di Tanzania, khususnya hambatan yang berkaitan dengan aksesibilitas informasi dan prosedur birokrasi yang dihadapi investor asing dalam memperoleh lisensi yang relevan dan izin usaha.
1. Pengantar
Meskipun Investasi Asing Langsung (FDI) telah tumbuh secara global sejak 1990-an, namun masih ada persaingan yang ketat untuk arus masuk investasi asing di antara berbagai bangsa (Mudambi, 1998; Oman, 2000; Ulaga, Sharma, & Krishnan, 2002). Oleh karena itu, negara-negara tujuan mengadopsi teknik pemasaran strategis untuk menarik FDI (Dinnie, 2010; Kotler & Gertner, 2002; Lim, 2007; Metaxas, 2010). Bangsa pemasaran dan mempromosikan negara mereka dalam persaingan yang ketat untuk menarik investor (Azubuike, 2006). Salah satu teknik promosi yang diadopsi oleh bangsa melalui Dinas Promosi Investasi mereka (IPA) adalah untuk memasok informasi berbasis internet kepada investor (Ulaga et al., 2002). Penggunaan Internet oleh instansi pemerintah untuk menyediakan informasi dan layanan lainnya untuk pelanggan seperti perusahaan dan warga negara yang dikenal sebagai e-government (PBB & Aspa, 2002).
2. Tinjauan Literatur
Literatur ini dibagi menjadi 5 bagian utama. Empat bagian pertama memperkenalkan konsep-konsep kunci, termasuk pemasaran lokasi, e-government, promosi Investasi dan pemasaran internet, dan biaya transaksi untuk melakukan bisnis.
2.1 Lokasi Pemasaran
Ketika dunia menjadi kompetitif, sektor publik didesak untuk mengadopsi Manajemen Pemasaran Strategis dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap atribut lokasi berbagai pelanggan seperti warga negara, pariwisata dan perusahaan (Kotler & Gertner, 2002; Halaman & Hardyman, 1996 ). Lokasi pemasaran melibatkan merancang tempat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan pasar target dan dengan demikian akan berhasil ketika warga negara dan bisnis yang senang dengan komunitas mereka dan harapan pengunjung dan investor terpenuhi (Kotler, Hamlin, Rein, & Haider, 2002).
2.2 E-Government
Banyak lembaga pemerintah semakin merangkul e-government sebagai bentuk inovatif dan sangat diperlukan sebagai salah satu pelayanan publik dan administrasi (Koh & Prybutok, 2003). Munculnya perilaku teknologi internet dan sukses perdagangan elektronik (e-commerce) oleh perusahaan swasta telah memotivasi organisasi sektor publik untuk merangkul teknologi dalam memenuhi misi mereka (Lee, Chen, & Zhang, 2001).
2.3 Promosi Investasi dan Pemasaran Internet
FDI telah menjadi fungsi sentral kebijakan industri. Oleh karena itu, IPAS mendirikan sesuatu yang sangat penting bagi strategi pembangunan negara-negara '(Morisset, 2003). Karena persaingan yang ketat, FDI antara bangsa-bangsa, IPAS telah diamanatkan peran promosi penerapan teknik pemasaran strategis yang sama
kepada mereka dalam pemasaran sektor bisnis swasta telah menjadi jelas (Loewendahl, 2001; Wells & Wint, 2000). Promosi dalam konteks ini berarti kegiatan yang berhubungan dengan penyebaran informasi dalam upaya untuk menciptakan citra positif dari situs investasi dan menyediakan layanan investasi untuk calon investor (Wells & Wint, 2000).
2.4 Biaya Transaksi Melakukan Usaha
Biaya transaksi dapat didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh individu atau organisasi dalam hal, waktu dan berbagai pengeluaran dalam rangka untuk memperoleh informasi yang relevan untuk negosiasi kontrak, tawar-menawar dan penegakan (Williamson, 1985). Coiera berpendapat bahwa semua biaya yang berkaitan dengan pencarian dan evaluasi adalah biaya transaksi (Coiera, 2000).
3. Metodologi
Pendekatan studi kasus kualitatif dipilih sebagai metode yang tepat (GAO, 1990; Yin, 1994a) untuk mendapatkan pemahaman kontekstual dan menyelidiki pertanyaan penelitian eksploratif. Studi kasus adalah penelitian strategi pilihan ketika "bagaimana" pertanyaan yang diajukan, dimana peneliti memiliki sedikit kontrol atas peristiwa perilaku aktual, dan di mana fokusnya adalah pada "fenomena kontemporer dalam beberapa konteks kehidupan nyata" (Yin, 1994).
Demikian pula, studi kasus yang dianggap tepat terutama untuk praktek berbasis masalah informasi sistem di mana penelitian dan teori yang pada tahap awal mereka formatif (Benbasat, Goldstein, & Mead, 1987). Pilihan Investasi Tanzania Pusat (TIC) sengaja dilakukan karena reputasinya sebagai salah satu IPAS terbaik di
Afrika dan dunia pada umumnya karena efektivitasnya sebagai 'one stop shop' untuk investor (Kisembo, 2007). Pada tahun 2007, TIC dinominasikan oleh Asosiasi Dunia Badan Promosi Investasi (WAIPA) sebagai salah satu lembaga investasi terbaik.
Metode pengumpulan data meliputi: laporan studi dokumen, wawancara semi terstruktur administrator bekerja di Tanzania Investasi Centre (TIC) di Dar Es Salaam dan Zanzibar Promosi Investment Authority (ZIPA) di Batu-kota, Zanzibar, e-mail wawancara dengan investor asing, sistem observasi, transkripsi
e-mail percakapan (antara investor asing potensial dan aktual dan TIC).
4. diskusi dan kesimpulan
Jurnal yang saya review ini memberikan kontribusi dengan jumlah sangat terbatas dari studi tentang dampak dari layanan e-government di negara berkembang. Kami memberi kontribusi terhadap penelitian oleh pelaporan dari suatu studi kasus eksplorasi berfokus pada penggunaan layanan e-government di IPA . Jurnal ini menunjukkan bahwa eksplorasi e-pemerintah dapat mengurangi beberapa informasi dan biaya birokrasi yang dihadapi investor asing. Dalam hal ini, secara logis cukup untuk berhipotesis bahwa e-pemerintah dapat mempromosikan FDI. Oleh karena itu, munculnya TIK dan peranannya di rumah IPA, memenuhi syarat untuk menjadi salah satu penentu FDI (Gani & Sharma, 2003; Gholami, Tom Lee, & Heshmati, 2006). Berbagai penjelasan mungkin berlaku untuk memasukkan TIK dalam model FDI. Salah satu penjelasan adalah untuk berdebat untuk peran E-pemerintah seperti yang digunakan oleh Lembaga Investasi dalam mengurangi biaya informasi dan birokrasi yang dihadapi investor asing di negara berkembang.
Referensi dan Daftar pustaka
Andersen, K. V., & Henriksen, H. Z. (2006). E-pemerintah jatuh tempo model: Ekstensi Layne dan model Lee. Informasi Pemerintah Triwulanan, 23 (2), 236-248. http://dx.doi.org/10.1016/j.giq.2005.11.008 www.ccsenet.org / ijms Jurnal Studi Pemasaran Vol. 3, No 4; 12 November 2011 ISSN 1918-719X E-ISSN 1918-7203 Anholt, S. (2008). Tempat merek: Apakah pemasaran, atau bukan? Jurnal Branding Place dan Diplomasi Publik, 4, 1-6. http://dx.doi.org/10.1057/palgrave.pb.6000088
Anholt, S. (2010). Definisi tempat merek-Bekerja menuju resolusi. Jurnal Branding Place dan Diplomasi Publik, 6 (1), 1-10. http://dx.doi.org/10.1057/pb.2010.3
RENJO blog's adalah blog nya orang ter-santai di antara semua mahasiswa di indonesia...wakwaw
Selasa, 15 November 2011
Minggu, 16 Oktober 2011
ANALISA PENGARUH BAURAN PEMASARAN ( 4P ) TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK "SPEEDY" PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK . (TUGAS PENGGANTI)
1. PENDAHULUAN
Penelitian ini dibuat dengan didasari pada tingkat penjualan "SPEEDY" dan profit " PT TELKOM INDONESIA TBK " yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan demi mengetahui apakah strategi bauran marketing ( pemasaran ) yang diterapkan oleh pihak manajemen PT TELKOM telah sesuai dengan sasaran nya atau tidak.
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Potensi pasar layanan internet di Indonesia sangat besar. Menurut proyeksi yang ada, diperkirakan Indonesia memiliki potensi 35 juta pelanggan layanan internet. Akan tetapi, sampai 2010 ini tercatat baru 8 juta pelanggan yang bisa dicakup oleh penyedia jasa layanan internet yang ada di Indonesia.
Kebutuhan data Internet yang cukup besar di Indonesia ini membuat PT TELKOM mengeluarkan produk "SPEEDY" yang secara khusus bertugas sebagai penyedia layanan internet di indonesia.
Pada tahun 2008 PT TELKOM mengeluarkan produk unggulan nya yaitu SPEEDY . SPEEDY adalah produk Layanan Broadband Access dari PT TELKOM dengan basis teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line). ADSL dapat menyalurkan data dan suara secara bersamaan (simultan) melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan hingga 384 kbps dari modem sampai dengan BRAS (Broadband Remote Access Server).
Pada awal peluncuran ini, manajemen PT TELKOM menargetkan proses pengenalan produk SPEEDY yang efektif kepada pasar dan kemudian diharapkan menghasilkan penjualan layanan yang telah ditargetkan. Target penjualan sendiri yang ingin dicapai manajemen pada semester 1 (pertama) peluncuran produk SPEEDY ini adalah menutup biaya penggunaan atas layanan yang disediakan kepada pelanggan.
Untuk pengenalan produk dan pemenuhan target penjualan ini, manajemen PT TELKOM mengadopsi strategi bauran pemasaran 4P (Product, Price , Place dan Promotion), yang dikenalkan pertama kali oleh Philip Kotler (1994). Strategi Product didefiniskan sebagai upaya untuk menciptakan produk dengan karakteristik yang diinginkan.
Strategi produk berkaitan dengan produk apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Strategi Price berkaitan dengan penetapan harga yang efektif. Strategi Place berkaitan dengan cara perusahaan menyampaikan produknya ke pelanggan , dan Strategi Promotion berkaitan dengan rangsangan kepada pelanggan untuk membeli produk (Kotler, 1994). Strategi bauran pemasaran ini dianggap sebagai strategi paling mendasar yang harus dimiliki oleh PT TELKOM dalam menjual produk SPEEDY.
Mengutip dari jurnal yang disusun oleh LIA WILLYARTI mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap citra merk terhadap produk , mengemukakan produk yang berkualitas adalah variabel yang dapat digunakan sebagai strategi pemasaran untuk berkompetisi pada pasar yang dipilih. Dalam variabel produk, price , place , promosi, dan pelayanan kepada konsumen (customer service). Strategi bauran pemasaran (4P) apabila dapat dijalankan dengan baik oleh produsen maka akan berpengaruh pada citra merk perusahaan tersebut. Sehingga image perusahaan akan menjadi bagus di mata masyarakat. (Masson, Mayor, F. Ezzel dalam Bob Foster (2008:51))
Menurut Sophia (2008:104), yang terkutip dari jurnal yang sama, menyatakan bahwa citra erk merupakan gambaran jiwa, yang dimiliki oleh produsen berusaha disampaikan kepada pelanggan melalui produk yang dikeluarkan.
Secara umum, strategi bauran pemasaran yang dijalankan oleh PT TELKOM untuk produknya "SPEEDY" adalah sebagai berikut:
- Strategi Product, meliputi :
Konfigurasi SPEEDY di terminal pelanggan. Teknologi ADSL membawa sinyal data dan suara dalam kabel tembaga, kemudian xDSL splitter (Splitter dari DSL-series) memisahkan sinyal suara dan data. Sinyal suara dihubungkan ke pesawat telepon biasa, sedangkan sinyal data disalurkan ke modem ADSL untuk selanjutnya dihubungkan ke komputer. ADSL memberikan privasi serta dedicated bandwidth bagi setiap pengguna, karena setiap pengguna dalam jaringan ADSL mempunyai saluran tersendiri sampai ke perangkat multiplexer di sisi Telkom.
Dunia Broadband
Layanan broadband access memungkinkan berbagai aplikasi multimedia masa depan dapat dinikmati dengan kualitas serta kenyamanan yang optimal. Broadband access sering disebut dengan akses internet kecepatan tinggi (high speed internet access), karena biasanya mempunyai data kecepatan tinggi. Anda bisa mulai menjelajahi dunia Internet masa depan dengan internet 3 dimensi (3D). Aplikasi 3D merupakan layanan terintegrasi yang padat dengan animasi-video-musik.
Siapa yang sebaiknya memilih layanan akses SPEEDY?
SPEEDY tepat digunakan oleh pemakai internet yang sering mengakses data dalam volume besar dengan kecepatan tinggi, serta membutuhkan koneksi internet yang lebih stabil.
SPEEDY juga sesuai untuk kawasan perumahan (households) yang merupakan pengguna internet secara aktif, termasuk SOHO (small office - home office), medium-scale enterprises, sekolah, dan institusi lainnya.
SPEEDY sangat sesuai untuk aplikasi-aplikasi dalam bentuk video interaktif dan kecepatan yang tinggi, seperti aplikasi permainan secara online (game-online) yang memadukan aliran audio dan video (audio and video streaming) hingga menjadi sangat smooth dan jernih.
Aplikasi-aplikasi lainnya dalam dunia broadband internet di antaranya, adalah:
• Akses internet kecepatan tinggi.
• Multitask, download file, browsing, akses ke web-mail pada saat yang bersamaan tetap dengan kecepatan yang nyaman.
• Streaming media, Anda dapat menonton high quality streaming media di PC seperti video musik, movie traillers, konser musik, siaran televisi, siaran radio dan lain-lain.
• Mengoperasikan PC (personal computer) dari lokasi jauh (remote), sampai dengan 24 jam sehari 7 hari seminggu tanpa henti.
• Mengoperasikan PC yang tersambung ke akses LAN (local area network), misalnya untuk teleworking, SOHO. Aplikasi yang mendukung program belajar jarak jauh (distance learning).
• Aplikasi untuk video conference.
• Aplikasi untuk online game, home shopping, video on demand, dll.
- Strategi Price, meliputi:
Speedy menyediakan berbagai pilihan paket layanan sesuai dengan kebutuhan di rumah maupun bisnis Anda, baik paket berjenis time-based maupun paket unlimited dengan pilihan kecepatan yang bervariasi.
Paket Mail (Limited 15 Jam 1 Mb/s)
Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s upstream dan harga yang murah, paket ini ditujukan untuk pengenalan Internet, atau untuk pengguna yang jarang menggunakan Internet tetapi menginginkan koneksi yang cepat.
Paket Chat (Limited 50 Jam 1 Mb/s)
Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s upstream dan harga yang terjangkau, Anda dapat melakukan koneksi internet dengan kecepatan tinggi dengan durasi yang lebih panjang.
Paket Socialia (Unlimited 384 kb/s)
Dengan kecepatan 384 kb/s downstream dan 96 kb/s upstream tanpa batas waktu, Anda dapat berinternet sepuasnya untuk browsing maupun chatting.
Paket Load (Unlimited 512 kb/s)
Dengan kecepatan 512 kb/s downstream dan 128 kb/s upstream tanpa batas waktu, Anda dapat berinternet sepuasnya untuk browsing yang lebih cepat, download, maupun chatting.
Paket Familia (Unlimited 1 Mb/s)
Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s upstream, serta alokasi kapasitas ke gateway internasional yang lebih besar, paket ini ditargetkan bagi para profesional, atau bagi penggunaan internet rumah tangga yang dishare hingga ke 10 pengguna.
Paket Executive (Unlimited 2 Mb/s)
Dengan kecepatan 2 Mb/s downstream dan 512 kb/s upstream, serta alokasi kapasitas ke gateway internasional yang lebih besar, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis dan perkantoran dengan penggunaan Internet yang dishare hingga ke 20 pengguna.
Paket Biz (Unlimited 3 Mb/s)
Dengan kecepatan 3 Mb/s downstream dan 512 kb/s upstream, serta alokasi kapasitas ke gateway internasional yang lebih besar, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis dan perkantoran dengan penggunaan internet yang dishare hingga lebih dari 30 pengguna.
- Strategi Place, meliputi:
Pada saat ini SPEEDY telah masuk ke berbagai kota besar dan kecil di seluruh indonesia. Adapun target SPEEDY adalah pelajar dan mahasiswa , kalangan menengah dan menengah atas yang membutuhkan koneksi internet super cepat. Calon pelanggan SPEEDY dapat mendatangi PLAZA TELKOM untuk berlangganan SPEEDY.
- Strategi Promotion, meliputi:
Promosi produk SPEEDY dilakukan melalui media massa dan media elektronik . Selain itu, banner-banner di tempat-tempat publik juga dimanfaatkan untuk mengenalkan produk SPEEDY kepada masyarakat. Website dan Customer call dimanfaatkan untuk membantu calon pelanggan yang ingin mendapatkan informasi yang lebih detail.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas, maka permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:
- Apakah karakteristik produk SPEEDY yang ditawarkan berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY ?
- Apakah harga produk SPEEDY yang ditawarkan memberikan pengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY?
- Apakah metode distribusi perangkat dan layanan SPEEDY memberikan pengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY?
- Apakah promosi yang dilakukan untuk produk SPEEDY memberikan pengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY?
- Apakah karakteristik produk, harga yang ditetapkan, distribusi dan promosi secara bersama-sama mempengaruhi secara positif keputusan pembelian produk SPEEDY ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Dengan permasalahan penelitian sebagaimana dirumuskan di atas, maka penelitian ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh strategi bauran pemasaran 4P yang dilaksanakan oleh PT TELKOM untuk produk layanan internet SPEEDY terhadap keputusan pembelian. Pengaruh bauran pemasaran ini dilihat dalam pandangan strategi yang bekerja sendiri-sendiri (parsial) maupun pandangan bahwa strategi bekerja secara simultan (bersama-sama).
MANFAAT PENELITIAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah deskripsi tentang pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY. Informasi yang didapat dari penelitian ini dapat digunakan oleh manajemen PT TELKOM untuk menganalisa lebih detil mengenai strategi bauran pemasarannya, dalam rangka meningkatkan volume penjualan produk SPEEDY.
Jika disimpulkan bahwa strategi bauran pemasaran sudah memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY, maka kesimpulan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi perusahaan untuk meneliti lebih lanjut bila terjadi tidak terpenuhinya target penjualan produk SPEEDY.
KERANGKA KONSEPTUAL
Sebenarnya, teori tentang keputusan pembelian telah sangat banyak dirumuskan oleh para peneliti dewasa ini. Akan tetapi, pada penelitian ini, keputusan pembelian akan dianalisa berdasarkan strategi bauran pemasaran karena bauran pemasaran adalah tahapan yang paling mendasar untuk mengenalkan produk baru di pasar, sebagaimana tahapan yang sekarang dilalui oleh produk SPEEDY.
Bauran Pemasaran 4P diperkenalkan pertama kali oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management (1994). Ada empat pilar yang mesti diperhatikan oleh manajemen dalam memasarkan produknya, yaitu karakteristik produk yang ingin dibuat (product), harga yang ingin ditetapkan (price), cara pendistribusian produk ke pelanggan (place) dan cara merangsang calon pelanggan untuk membeli produk (promotion).
2. LANDASAN TEORI
2.1 TEORI-TEORI
Teori tentang "PRODUCT"
Ada banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yang membahasas tentang konsumen dan keputusan yang diambil olehnya dalam pemenuhan kebutuhan. Salah satunya adalah teori kepuasan pelanggan (Customer Satifaction) atau sering disebut juga dengan Total Customer Satisfaction yang dikemukakan oleh Barkelay dan Saylor (1994:82). Begitu juga definisi singkat tentang kualitas yang dinyatakan oleh Juran (1993:3) bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan.
Menurut Porter (1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan di pasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk lain yang ada di pasar.
O’Conner (1994) menyebutkan bahwa karakteristik kualitas produk yang menentukan kelebihannya dalam pandangan pengguna atau pelanggan.
Inovasi produk juga merupakan salah satu pendorong daya saing bagi produk dan perusahaan. Menurut Everett M. Rogers (1961), inovasi dapat dilakukan dengan penciptaan gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang.
Teori tentang "PRICE"
Philip Kotler dan Gary Armstrong (2010), strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya: harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis, dll.
Penggunaan strategi harga sangat bergantung dengan kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan. Dalam kasus produk SPEEDY, perusahaan menggunakan strategi berbasis kompetisi yang dikombinasikan dengan harga berorientasi pasar. Harga layanan SPEEDY ditetapkan bersaing dengan produk lain dalam rangka memenangkan kompetisi dengan para pesaing. Harga yang bersaing ini juga digagas untuk memenuhi kebutuhan sasaran pelanggan yang menghendaki layanan internet super cepat.
Teori tentang "PLACE"
Yang paling mendasar dalam strategi placing adalah metode yang paling memungkinkan produk dapat diakses oleh calon pelanggan (Kotler, 1994). Pada kasus produk SPEEDY, manajemen memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada untuk membangun skala ekonomis dibanding jika harus membangun infrastruktur baru.
Menurut Losch, Lokasi penjualan sangat berpengaruh lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin malas membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar.
Teori tentang "PROMOTION"
Menurut Philip Kotler (1997 : 153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
Menurut Schoell (1993:424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan.
2.2 HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka konseptual yang telah dibangun, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan menjadi sebagai berikut:
Ada pengaruh signifikan secara bersama-sama variabel-variabel bauran pemasaran yaitu PRODUK , PRICE , PLACE , dan PROMOSI terhadap keputusan pelanggan untuk membeli atau tidak membeli produk SPEEDY.
2.3 Pengembangan Hipotesis
Pengaruh yang signifkan dari variabel-variabel bauran pemasaran akan diketahui apabila hasil analisis terhadap beberapa pelanggan telah diketahui besarannya. Variabel itu sendiri berhubungan satu sama lain untuk pembentukan citra yang baik dari produk SPEEDY. Pencitraan itulah yang kemudian membangun loyalitas pelanggan dan pada akhirnya memberikan kepuasan tersendiri bagi masing-masing konsumen.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada analisis ini adalah PLAZA TELKOM, yang beralamatkan di jalan srengseng raya , kelurahan meruya utara , kecamatan kebon jeruk , Jakarta Barat
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dihimpun untuk penelitian ini adalah dari para pelanggan yang datang membayar tagihan speedy ke PLAZA TELKOM. Objek yang diteliti dibatasi hanya pada tingkat kepuasan pelanggan-pelanggan tersebut terhadap variabel-variabel produk , place , price dan promotion yang dirasakan oleh pelanggan internet SPEEDY.
3.3 Identifikasi Variabel
Variabel dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel bebas ( independent ) dan variabel terikat ( dependent ). Dalam penelitian untuk analisis ini yang menjadi varabel bebas yaitu Produk, Place, Price dan Promotion. Sebaliknya, variabel dependent (terikat) adalah kepuasan konsumen terhadap segala sesuatu yang didapati dari pelayanan PT TELKOM dan produk SPEEDY.
STRATEGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakangnya, maka penelitian ini dirancang sebagai jenis penelitian terapan yang secara khusus membahas kasus yang dialami oleh PT TELKOM dalam menjual produk SPEEDY mereka. Berdasarkan tujuannya, maka penelitian ini dirancang sebagi penelitian deskriptif asosiatif yang ingin menguji ada atau tidaknya pengaruh bauran pemasaran terhadap volume penjualan.
Berdasarkan data yang akan diambil, maka penelitian ini akan lebih fokus kepada penelitian data kuantitatif. Proses pencarian data kualitatif mungkin diperlukan pada persiapan penelitian, terutama dalam rangka mengidentifikasi lebih detail strategi-strategi yang sudah diterapkan perusahaan termasuk juga profil pelanggan di berbagai daerah.
Berdasar teknik yang akan digunakan, penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey untuk pengambilan sampel yang diambil dari populasi pelanggan SPEEDY dalam periode September - Oktober 2011 . Penelitian dilakukan dengan pengambilan data di lapangan melalui penyebaran kuesioner.
Jenis dan Pengambilan Data
Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data yang diambil secara langsung dari responden melalui kuesioner. Sedangkan data sekunder meliputi data-data yang dimiliki oleh manajemen PT TELKOM antara lain : data penjualan, laporan rugi-laba, data pelanggan, dokumen-dokumen strategi.
Metode Penyampelan (Sampling)
Populasi dari data primer yang akan diambil melalui kuesioner adalah keseluruhan pelanggan SPEEDY di Indonesia yang terdaftar dalam periode September - Oktober 2011.
Sampel penelitian ini akan diambil dari populasi tersebut dengan menggunakan langkah sebagai berikut:
* · Sampel – Pelanggan SPEEDY
- Purposive Sampling dalam penentuan kota responden
Saat ini SPEEDY dapat melayani hampir di seluruh kota di Indonesia , seperti : Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, Jabodetabek, Denpasar, Solo, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, dll. Penelitian ini tidak akan mengambil responden yang merepresentasikan seluruh kota tersebut, tetapi responden akan diambil dari beberapa kota dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, seperti: jumlah pelanggan di kota tersebut, profil kota, rata-rata profil pelanggan, jumlah komplain di kota tersebut, dll.
- Stratified Sampling dalam pengelompokan pelanggan di masing-masing kota terpilih
Setelah penentuan kota, maka populasi pelanggan di kota-kota terpilih akan distratifikasi (stratified sampling) berdasarkan profilnya, yaitu: pelanggan perusahaan, pelanggan mahasiswa dan pelajar, pelanggan rumah tangga dan pelanggan pekerja.
- Simple Random Sampling
Berdasarkan populasi pelanggan masing-masing kota (yang terpilih), yang sudah distratifikasi, responden akan dipilih dengan metode simple random sampling untuk setiap kelompok populasi berdasarkan stratifikasi. Jumlah sampel di masing-masing kota akan ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah pelanggan.
Kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) pada Semester I/2011 memberikan indikasi terus tumbuh dibandingkan dengan Semester I/2010. Ini ditunjukkan dengan pertumbuhan pelanggan yang cukup berarti Sampai semester I/2011 dengan Jumlah pelanggan Speedy naik sebesar 41,3% dari sebelumnya 1.41 juta menjadi 2 juta pelanggan.
Sebenarnya ada banyak sekali formula untuk penentuan jumlah sampel, dan ini ditentukan oleh tingkat keakuratan penelitian yang diinginkan. Jumlah sampel berlatar belakang sebagai pelanggan (n), yang akan diambil dalam penelitian ini, akan ditentukan berdasarkan formula sampling yang disusun sebagai berikut (Zigmund, 2000):
n = [Z.S / E]^2
(dimana Z adalah nilai standard sesuai dengan tingkat keyakinan, S adalah standar deviasi sampel atau estimasi standar deviasi populasi dan E adalah tingkat kesalahan yang dapat diterima).
Dengan metode ini, maka sampel diharapkan mampu mengarahkan hasil penelitian sesuai dengan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan di awal penelitian.
Model Kuesioner
Kuesioner akan disiapkan dalam bentuk terstruktur dan tidak disembunyikan. Pertanyaan akan dibuat berurutan dalam masing-masing kategori bauran pemasaran dan memungkinkan responden memahami maksud dari pertanyaan yang diajukan.
Semua variabel-variabel ( product , place , price , promotion ) di atas akan diukur dengan skala Likert, seperti yang dilakukan Ni Nyoman Yuliarmi , Lia Wilyarti dan Putu Riyasa di dalam jurnalnya . Kuesioner akan disiapkan dalam skala likert 1-5, dari sikap “tidak setuju” menuju “setuju”.
Uji Validitas dan Reliabilitas (Keandalan) Kuesioner
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, rancangan kuesioner akan diujicobakan dulu kepada 40 responden diluar sampel yang akan diambil untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut. Kuesioner yang valid dan reliable akan mengarahkan kepada terciptanya hasil penelitian yang valid dan reliable pula.
Validitas kuesioner mengandung pengertian bahwa kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang memang ingin diukur dalam penelitian ini. Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi hasil kuesioner atas 40 sampel uji coba. Untuk menguji signifikansi dari korelasi ini, maka akan diuji lanjut dengan rumus t-test. Jika nilai t hitung pada hasil sampel uji coba ini lebih besar dari t tabel maka kuesioner dianggap telah valid.
Keandalan kuesioner mengandung pengertian bahwa kuesioner sebagai alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten jika diujikan pada orang yang sama berulang-ulang tetapi dengan waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, keandalan kuesioner akan diuji dengan mengecek konsistensi internal-nya; yaitu dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja kemudia data yang diperoleh dianalisa dengan formula tertentu. Formula yang akan digunakan untuk menguji keandalan kuesioner penelitian ini adalah dengan formula Kuder Richardson 20 (KR. 20), sebagai berikut:
Ri = [k / (k-1)] [(s^2 – ∑p.q.) / s^2]
(Dimana k adalah jumlah item dalam instrumen, p adalah proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1, q = 1 – p, dan s adalah total varians).
Analisa Data
Rumusan Hipotesis penelitian ini adalah:
Ho: b1, b2, b3, b4 = 0, yaitu bauran pemasaran produk SPEEDY tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berlangganan SPEEDY
H alternatif: bi,b2,b3,b4 ≠ 0, yaitu bauran pemasaran produk SPEEDY berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berlangganan SPEEDY
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa regresi logistik, yaitu analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependennya (responden) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1, dalam hal ini berlangganan atau tidak berlangganan
Dengan standar rumusan sebagai berikut:
Log (P / 1 – P) = b0.0 + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4
Dimana:
P : kemungkinan bahwa Y (keputusan berlangganan) =1
b : koefisien regresi
X1 : nilai product (produk) dalam penilaian responden
X2 : nilai tempat (place) dalam penilaian responden
X3 : nilai harga (price) dalam penilaian responden
X4 : nilai promosi ( promotion) dalam penilaian responden
Setelah regresi didapatkan, maka pengaruh korelasi diukur dengan uji t dan uji F, sebagai berikut:
- Uji t dilakukan untuk mengukur pengaruh X terhadap Y dengan secara individual/parsial. Misalnya pengaruh X1 terhadap Y dengan asumsi X yang lain konstan. Hipotesisnya:
* Ho: b1 = 0, produk tidak mempengaruhi secara positif keputusan berlangganan
* Ha: b1 > 0, produk mempengaruhi secara positif keputusan berlangganan
Dengan tingkat keyakinan 95%, jika t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima.
Jika
- Uji F dilakukan untuk mengukur pengaruh X dan Y secara bersama-sama/simultan. Hipotesisnya:
* Ho: b1,b2,b3.b4 = 0, keseluruhan bauran pemasaran secara bersama-sama tidak berpengaruh secara positif terhadap keputusan berlangganan
* Ha: b1, b2, b3, b4 > 0, keseluruhan bauran pemasaran secara bersama-sama berpengaruh secara positif terhadap keputusan berlangganan
Saran dan Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas, maka peneliti menarik kesimpulan atas penelitan yang telah dilakukan kepada pelanggan SPEEDY , semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berkepentingan dalam meningkatkan upaya persepsi citra merek SPEEDY di masa yang akan datang.
5.1 Saran
- Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel X1 lebih dominan mempengaruhi citra merek SPEEDY maka , peneliti menyarankan kepada PT TELKOM untuk meningkatkan kualitas produk nya yaitu SPEEDY dengan menambah fitur , aplikasi, agar para pelanggan SPEEDY setia untuk berlangganan. Dan agar SPEEDY dapat lebih berkembang dan mampu bersaing dengan produk sejenis di masa yang akan datang.
5.2 Kesimpulan
- Dari hasil pengamatan yang telah diteliti menggunakan regresi logistik Log (P / 1 – P) = b0.0 + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 dengan uji t dan uji F yang diperoleh untuk variabel produk.
- Dari hasil hipotesis sementara yang didapat oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa produk SPEEDY yang mengutamakan kualitas berpengaruh signifikan yang positif dalam meningkatkan citra merek SPEEDY di kalangan pelanggan internet.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno, Metodology Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989
Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004
Nur Indriantoro, Supomo, B., (1999), Metodologi Penelitian Bisnis,
Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta
Liawillyarti.wordpress.com
Mariozefanya.blogspot.com
Penelitian ini dibuat dengan didasari pada tingkat penjualan "SPEEDY" dan profit " PT TELKOM INDONESIA TBK " yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan demi mengetahui apakah strategi bauran marketing ( pemasaran ) yang diterapkan oleh pihak manajemen PT TELKOM telah sesuai dengan sasaran nya atau tidak.
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Potensi pasar layanan internet di Indonesia sangat besar. Menurut proyeksi yang ada, diperkirakan Indonesia memiliki potensi 35 juta pelanggan layanan internet. Akan tetapi, sampai 2010 ini tercatat baru 8 juta pelanggan yang bisa dicakup oleh penyedia jasa layanan internet yang ada di Indonesia.
Kebutuhan data Internet yang cukup besar di Indonesia ini membuat PT TELKOM mengeluarkan produk "SPEEDY" yang secara khusus bertugas sebagai penyedia layanan internet di indonesia.
Pada tahun 2008 PT TELKOM mengeluarkan produk unggulan nya yaitu SPEEDY . SPEEDY adalah produk Layanan Broadband Access dari PT TELKOM dengan basis teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line). ADSL dapat menyalurkan data dan suara secara bersamaan (simultan) melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan hingga 384 kbps dari modem sampai dengan BRAS (Broadband Remote Access Server).
Pada awal peluncuran ini, manajemen PT TELKOM menargetkan proses pengenalan produk SPEEDY yang efektif kepada pasar dan kemudian diharapkan menghasilkan penjualan layanan yang telah ditargetkan. Target penjualan sendiri yang ingin dicapai manajemen pada semester 1 (pertama) peluncuran produk SPEEDY ini adalah menutup biaya penggunaan atas layanan yang disediakan kepada pelanggan.
Untuk pengenalan produk dan pemenuhan target penjualan ini, manajemen PT TELKOM mengadopsi strategi bauran pemasaran 4P (Product, Price , Place dan Promotion), yang dikenalkan pertama kali oleh Philip Kotler (1994). Strategi Product didefiniskan sebagai upaya untuk menciptakan produk dengan karakteristik yang diinginkan.
Strategi produk berkaitan dengan produk apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Strategi Price berkaitan dengan penetapan harga yang efektif. Strategi Place berkaitan dengan cara perusahaan menyampaikan produknya ke pelanggan , dan Strategi Promotion berkaitan dengan rangsangan kepada pelanggan untuk membeli produk (Kotler, 1994). Strategi bauran pemasaran ini dianggap sebagai strategi paling mendasar yang harus dimiliki oleh PT TELKOM dalam menjual produk SPEEDY.
Mengutip dari jurnal yang disusun oleh LIA WILLYARTI mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap citra merk terhadap produk , mengemukakan produk yang berkualitas adalah variabel yang dapat digunakan sebagai strategi pemasaran untuk berkompetisi pada pasar yang dipilih. Dalam variabel produk, price , place , promosi, dan pelayanan kepada konsumen (customer service). Strategi bauran pemasaran (4P) apabila dapat dijalankan dengan baik oleh produsen maka akan berpengaruh pada citra merk perusahaan tersebut. Sehingga image perusahaan akan menjadi bagus di mata masyarakat. (Masson, Mayor, F. Ezzel dalam Bob Foster (2008:51))
Menurut Sophia (2008:104), yang terkutip dari jurnal yang sama, menyatakan bahwa citra erk merupakan gambaran jiwa, yang dimiliki oleh produsen berusaha disampaikan kepada pelanggan melalui produk yang dikeluarkan.
Secara umum, strategi bauran pemasaran yang dijalankan oleh PT TELKOM untuk produknya "SPEEDY" adalah sebagai berikut:
- Strategi Product, meliputi :
Konfigurasi SPEEDY di terminal pelanggan. Teknologi ADSL membawa sinyal data dan suara dalam kabel tembaga, kemudian xDSL splitter (Splitter dari DSL-series) memisahkan sinyal suara dan data. Sinyal suara dihubungkan ke pesawat telepon biasa, sedangkan sinyal data disalurkan ke modem ADSL untuk selanjutnya dihubungkan ke komputer. ADSL memberikan privasi serta dedicated bandwidth bagi setiap pengguna, karena setiap pengguna dalam jaringan ADSL mempunyai saluran tersendiri sampai ke perangkat multiplexer di sisi Telkom.
Dunia Broadband
Layanan broadband access memungkinkan berbagai aplikasi multimedia masa depan dapat dinikmati dengan kualitas serta kenyamanan yang optimal. Broadband access sering disebut dengan akses internet kecepatan tinggi (high speed internet access), karena biasanya mempunyai data kecepatan tinggi. Anda bisa mulai menjelajahi dunia Internet masa depan dengan internet 3 dimensi (3D). Aplikasi 3D merupakan layanan terintegrasi yang padat dengan animasi-video-musik.
Siapa yang sebaiknya memilih layanan akses SPEEDY?
SPEEDY tepat digunakan oleh pemakai internet yang sering mengakses data dalam volume besar dengan kecepatan tinggi, serta membutuhkan koneksi internet yang lebih stabil.
SPEEDY juga sesuai untuk kawasan perumahan (households) yang merupakan pengguna internet secara aktif, termasuk SOHO (small office - home office), medium-scale enterprises, sekolah, dan institusi lainnya.
SPEEDY sangat sesuai untuk aplikasi-aplikasi dalam bentuk video interaktif dan kecepatan yang tinggi, seperti aplikasi permainan secara online (game-online) yang memadukan aliran audio dan video (audio and video streaming) hingga menjadi sangat smooth dan jernih.
Aplikasi-aplikasi lainnya dalam dunia broadband internet di antaranya, adalah:
• Akses internet kecepatan tinggi.
• Multitask, download file, browsing, akses ke web-mail pada saat yang bersamaan tetap dengan kecepatan yang nyaman.
• Streaming media, Anda dapat menonton high quality streaming media di PC seperti video musik, movie traillers, konser musik, siaran televisi, siaran radio dan lain-lain.
• Mengoperasikan PC (personal computer) dari lokasi jauh (remote), sampai dengan 24 jam sehari 7 hari seminggu tanpa henti.
• Mengoperasikan PC yang tersambung ke akses LAN (local area network), misalnya untuk teleworking, SOHO. Aplikasi yang mendukung program belajar jarak jauh (distance learning).
• Aplikasi untuk video conference.
• Aplikasi untuk online game, home shopping, video on demand, dll.
- Strategi Price, meliputi:
Speedy menyediakan berbagai pilihan paket layanan sesuai dengan kebutuhan di rumah maupun bisnis Anda, baik paket berjenis time-based maupun paket unlimited dengan pilihan kecepatan yang bervariasi.
Paket Mail (Limited 15 Jam 1 Mb/s)
Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s upstream dan harga yang murah, paket ini ditujukan untuk pengenalan Internet, atau untuk pengguna yang jarang menggunakan Internet tetapi menginginkan koneksi yang cepat.
Paket Chat (Limited 50 Jam 1 Mb/s)
Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s upstream dan harga yang terjangkau, Anda dapat melakukan koneksi internet dengan kecepatan tinggi dengan durasi yang lebih panjang.
Paket Socialia (Unlimited 384 kb/s)
Dengan kecepatan 384 kb/s downstream dan 96 kb/s upstream tanpa batas waktu, Anda dapat berinternet sepuasnya untuk browsing maupun chatting.
Paket Load (Unlimited 512 kb/s)
Dengan kecepatan 512 kb/s downstream dan 128 kb/s upstream tanpa batas waktu, Anda dapat berinternet sepuasnya untuk browsing yang lebih cepat, download, maupun chatting.
Paket Familia (Unlimited 1 Mb/s)
Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s upstream, serta alokasi kapasitas ke gateway internasional yang lebih besar, paket ini ditargetkan bagi para profesional, atau bagi penggunaan internet rumah tangga yang dishare hingga ke 10 pengguna.
Paket Executive (Unlimited 2 Mb/s)
Dengan kecepatan 2 Mb/s downstream dan 512 kb/s upstream, serta alokasi kapasitas ke gateway internasional yang lebih besar, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis dan perkantoran dengan penggunaan Internet yang dishare hingga ke 20 pengguna.
Paket Biz (Unlimited 3 Mb/s)
Dengan kecepatan 3 Mb/s downstream dan 512 kb/s upstream, serta alokasi kapasitas ke gateway internasional yang lebih besar, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis dan perkantoran dengan penggunaan internet yang dishare hingga lebih dari 30 pengguna.
- Strategi Place, meliputi:
Pada saat ini SPEEDY telah masuk ke berbagai kota besar dan kecil di seluruh indonesia. Adapun target SPEEDY adalah pelajar dan mahasiswa , kalangan menengah dan menengah atas yang membutuhkan koneksi internet super cepat. Calon pelanggan SPEEDY dapat mendatangi PLAZA TELKOM untuk berlangganan SPEEDY.
- Strategi Promotion, meliputi:
Promosi produk SPEEDY dilakukan melalui media massa dan media elektronik . Selain itu, banner-banner di tempat-tempat publik juga dimanfaatkan untuk mengenalkan produk SPEEDY kepada masyarakat. Website dan Customer call dimanfaatkan untuk membantu calon pelanggan yang ingin mendapatkan informasi yang lebih detail.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas, maka permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:
- Apakah karakteristik produk SPEEDY yang ditawarkan berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY ?
- Apakah harga produk SPEEDY yang ditawarkan memberikan pengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY?
- Apakah metode distribusi perangkat dan layanan SPEEDY memberikan pengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY?
- Apakah promosi yang dilakukan untuk produk SPEEDY memberikan pengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY?
- Apakah karakteristik produk, harga yang ditetapkan, distribusi dan promosi secara bersama-sama mempengaruhi secara positif keputusan pembelian produk SPEEDY ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Dengan permasalahan penelitian sebagaimana dirumuskan di atas, maka penelitian ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh strategi bauran pemasaran 4P yang dilaksanakan oleh PT TELKOM untuk produk layanan internet SPEEDY terhadap keputusan pembelian. Pengaruh bauran pemasaran ini dilihat dalam pandangan strategi yang bekerja sendiri-sendiri (parsial) maupun pandangan bahwa strategi bekerja secara simultan (bersama-sama).
MANFAAT PENELITIAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah deskripsi tentang pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY. Informasi yang didapat dari penelitian ini dapat digunakan oleh manajemen PT TELKOM untuk menganalisa lebih detil mengenai strategi bauran pemasarannya, dalam rangka meningkatkan volume penjualan produk SPEEDY.
Jika disimpulkan bahwa strategi bauran pemasaran sudah memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk SPEEDY, maka kesimpulan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi perusahaan untuk meneliti lebih lanjut bila terjadi tidak terpenuhinya target penjualan produk SPEEDY.
KERANGKA KONSEPTUAL
Sebenarnya, teori tentang keputusan pembelian telah sangat banyak dirumuskan oleh para peneliti dewasa ini. Akan tetapi, pada penelitian ini, keputusan pembelian akan dianalisa berdasarkan strategi bauran pemasaran karena bauran pemasaran adalah tahapan yang paling mendasar untuk mengenalkan produk baru di pasar, sebagaimana tahapan yang sekarang dilalui oleh produk SPEEDY.
Bauran Pemasaran 4P diperkenalkan pertama kali oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management (1994). Ada empat pilar yang mesti diperhatikan oleh manajemen dalam memasarkan produknya, yaitu karakteristik produk yang ingin dibuat (product), harga yang ingin ditetapkan (price), cara pendistribusian produk ke pelanggan (place) dan cara merangsang calon pelanggan untuk membeli produk (promotion).
2. LANDASAN TEORI
2.1 TEORI-TEORI
Teori tentang "PRODUCT"
Ada banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yang membahasas tentang konsumen dan keputusan yang diambil olehnya dalam pemenuhan kebutuhan. Salah satunya adalah teori kepuasan pelanggan (Customer Satifaction) atau sering disebut juga dengan Total Customer Satisfaction yang dikemukakan oleh Barkelay dan Saylor (1994:82). Begitu juga definisi singkat tentang kualitas yang dinyatakan oleh Juran (1993:3) bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan.
Menurut Porter (1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan di pasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk lain yang ada di pasar.
O’Conner (1994) menyebutkan bahwa karakteristik kualitas produk yang menentukan kelebihannya dalam pandangan pengguna atau pelanggan.
Inovasi produk juga merupakan salah satu pendorong daya saing bagi produk dan perusahaan. Menurut Everett M. Rogers (1961), inovasi dapat dilakukan dengan penciptaan gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang.
Teori tentang "PRICE"
Philip Kotler dan Gary Armstrong (2010), strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya: harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis, dll.
Penggunaan strategi harga sangat bergantung dengan kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan. Dalam kasus produk SPEEDY, perusahaan menggunakan strategi berbasis kompetisi yang dikombinasikan dengan harga berorientasi pasar. Harga layanan SPEEDY ditetapkan bersaing dengan produk lain dalam rangka memenangkan kompetisi dengan para pesaing. Harga yang bersaing ini juga digagas untuk memenuhi kebutuhan sasaran pelanggan yang menghendaki layanan internet super cepat.
Teori tentang "PLACE"
Yang paling mendasar dalam strategi placing adalah metode yang paling memungkinkan produk dapat diakses oleh calon pelanggan (Kotler, 1994). Pada kasus produk SPEEDY, manajemen memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada untuk membangun skala ekonomis dibanding jika harus membangun infrastruktur baru.
Menurut Losch, Lokasi penjualan sangat berpengaruh lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin malas membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar.
Teori tentang "PROMOTION"
Menurut Philip Kotler (1997 : 153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
Menurut Schoell (1993:424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan.
2.2 HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka konseptual yang telah dibangun, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan menjadi sebagai berikut:
Ada pengaruh signifikan secara bersama-sama variabel-variabel bauran pemasaran yaitu PRODUK , PRICE , PLACE , dan PROMOSI terhadap keputusan pelanggan untuk membeli atau tidak membeli produk SPEEDY.
2.3 Pengembangan Hipotesis
Pengaruh yang signifkan dari variabel-variabel bauran pemasaran akan diketahui apabila hasil analisis terhadap beberapa pelanggan telah diketahui besarannya. Variabel itu sendiri berhubungan satu sama lain untuk pembentukan citra yang baik dari produk SPEEDY. Pencitraan itulah yang kemudian membangun loyalitas pelanggan dan pada akhirnya memberikan kepuasan tersendiri bagi masing-masing konsumen.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada analisis ini adalah PLAZA TELKOM, yang beralamatkan di jalan srengseng raya , kelurahan meruya utara , kecamatan kebon jeruk , Jakarta Barat
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dihimpun untuk penelitian ini adalah dari para pelanggan yang datang membayar tagihan speedy ke PLAZA TELKOM. Objek yang diteliti dibatasi hanya pada tingkat kepuasan pelanggan-pelanggan tersebut terhadap variabel-variabel produk , place , price dan promotion yang dirasakan oleh pelanggan internet SPEEDY.
3.3 Identifikasi Variabel
Variabel dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel bebas ( independent ) dan variabel terikat ( dependent ). Dalam penelitian untuk analisis ini yang menjadi varabel bebas yaitu Produk, Place, Price dan Promotion. Sebaliknya, variabel dependent (terikat) adalah kepuasan konsumen terhadap segala sesuatu yang didapati dari pelayanan PT TELKOM dan produk SPEEDY.
STRATEGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakangnya, maka penelitian ini dirancang sebagai jenis penelitian terapan yang secara khusus membahas kasus yang dialami oleh PT TELKOM dalam menjual produk SPEEDY mereka. Berdasarkan tujuannya, maka penelitian ini dirancang sebagi penelitian deskriptif asosiatif yang ingin menguji ada atau tidaknya pengaruh bauran pemasaran terhadap volume penjualan.
Berdasarkan data yang akan diambil, maka penelitian ini akan lebih fokus kepada penelitian data kuantitatif. Proses pencarian data kualitatif mungkin diperlukan pada persiapan penelitian, terutama dalam rangka mengidentifikasi lebih detail strategi-strategi yang sudah diterapkan perusahaan termasuk juga profil pelanggan di berbagai daerah.
Berdasar teknik yang akan digunakan, penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey untuk pengambilan sampel yang diambil dari populasi pelanggan SPEEDY dalam periode September - Oktober 2011 . Penelitian dilakukan dengan pengambilan data di lapangan melalui penyebaran kuesioner.
Jenis dan Pengambilan Data
Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data yang diambil secara langsung dari responden melalui kuesioner. Sedangkan data sekunder meliputi data-data yang dimiliki oleh manajemen PT TELKOM antara lain : data penjualan, laporan rugi-laba, data pelanggan, dokumen-dokumen strategi.
Metode Penyampelan (Sampling)
Populasi dari data primer yang akan diambil melalui kuesioner adalah keseluruhan pelanggan SPEEDY di Indonesia yang terdaftar dalam periode September - Oktober 2011.
Sampel penelitian ini akan diambil dari populasi tersebut dengan menggunakan langkah sebagai berikut:
* · Sampel – Pelanggan SPEEDY
- Purposive Sampling dalam penentuan kota responden
Saat ini SPEEDY dapat melayani hampir di seluruh kota di Indonesia , seperti : Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, Jabodetabek, Denpasar, Solo, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, dll. Penelitian ini tidak akan mengambil responden yang merepresentasikan seluruh kota tersebut, tetapi responden akan diambil dari beberapa kota dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, seperti: jumlah pelanggan di kota tersebut, profil kota, rata-rata profil pelanggan, jumlah komplain di kota tersebut, dll.
- Stratified Sampling dalam pengelompokan pelanggan di masing-masing kota terpilih
Setelah penentuan kota, maka populasi pelanggan di kota-kota terpilih akan distratifikasi (stratified sampling) berdasarkan profilnya, yaitu: pelanggan perusahaan, pelanggan mahasiswa dan pelajar, pelanggan rumah tangga dan pelanggan pekerja.
- Simple Random Sampling
Berdasarkan populasi pelanggan masing-masing kota (yang terpilih), yang sudah distratifikasi, responden akan dipilih dengan metode simple random sampling untuk setiap kelompok populasi berdasarkan stratifikasi. Jumlah sampel di masing-masing kota akan ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah pelanggan.
Kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) pada Semester I/2011 memberikan indikasi terus tumbuh dibandingkan dengan Semester I/2010. Ini ditunjukkan dengan pertumbuhan pelanggan yang cukup berarti Sampai semester I/2011 dengan Jumlah pelanggan Speedy naik sebesar 41,3% dari sebelumnya 1.41 juta menjadi 2 juta pelanggan.
Sebenarnya ada banyak sekali formula untuk penentuan jumlah sampel, dan ini ditentukan oleh tingkat keakuratan penelitian yang diinginkan. Jumlah sampel berlatar belakang sebagai pelanggan (n), yang akan diambil dalam penelitian ini, akan ditentukan berdasarkan formula sampling yang disusun sebagai berikut (Zigmund, 2000):
n = [Z.S / E]^2
(dimana Z adalah nilai standard sesuai dengan tingkat keyakinan, S adalah standar deviasi sampel atau estimasi standar deviasi populasi dan E adalah tingkat kesalahan yang dapat diterima).
Dengan metode ini, maka sampel diharapkan mampu mengarahkan hasil penelitian sesuai dengan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan di awal penelitian.
Model Kuesioner
Kuesioner akan disiapkan dalam bentuk terstruktur dan tidak disembunyikan. Pertanyaan akan dibuat berurutan dalam masing-masing kategori bauran pemasaran dan memungkinkan responden memahami maksud dari pertanyaan yang diajukan.
Semua variabel-variabel ( product , place , price , promotion ) di atas akan diukur dengan skala Likert, seperti yang dilakukan Ni Nyoman Yuliarmi , Lia Wilyarti dan Putu Riyasa di dalam jurnalnya . Kuesioner akan disiapkan dalam skala likert 1-5, dari sikap “tidak setuju” menuju “setuju”.
Uji Validitas dan Reliabilitas (Keandalan) Kuesioner
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, rancangan kuesioner akan diujicobakan dulu kepada 40 responden diluar sampel yang akan diambil untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut. Kuesioner yang valid dan reliable akan mengarahkan kepada terciptanya hasil penelitian yang valid dan reliable pula.
Validitas kuesioner mengandung pengertian bahwa kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang memang ingin diukur dalam penelitian ini. Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi hasil kuesioner atas 40 sampel uji coba. Untuk menguji signifikansi dari korelasi ini, maka akan diuji lanjut dengan rumus t-test. Jika nilai t hitung pada hasil sampel uji coba ini lebih besar dari t tabel maka kuesioner dianggap telah valid.
Keandalan kuesioner mengandung pengertian bahwa kuesioner sebagai alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten jika diujikan pada orang yang sama berulang-ulang tetapi dengan waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, keandalan kuesioner akan diuji dengan mengecek konsistensi internal-nya; yaitu dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja kemudia data yang diperoleh dianalisa dengan formula tertentu. Formula yang akan digunakan untuk menguji keandalan kuesioner penelitian ini adalah dengan formula Kuder Richardson 20 (KR. 20), sebagai berikut:
Ri = [k / (k-1)] [(s^2 – ∑p.q.) / s^2]
(Dimana k adalah jumlah item dalam instrumen, p adalah proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1, q = 1 – p, dan s adalah total varians).
Analisa Data
Rumusan Hipotesis penelitian ini adalah:
Ho: b1, b2, b3, b4 = 0, yaitu bauran pemasaran produk SPEEDY tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berlangganan SPEEDY
H alternatif: bi,b2,b3,b4 ≠ 0, yaitu bauran pemasaran produk SPEEDY berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berlangganan SPEEDY
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa regresi logistik, yaitu analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependennya (responden) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1, dalam hal ini berlangganan atau tidak berlangganan
Dengan standar rumusan sebagai berikut:
Log (P / 1 – P) = b0.0 + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4
Dimana:
P : kemungkinan bahwa Y (keputusan berlangganan) =1
b : koefisien regresi
X1 : nilai product (produk) dalam penilaian responden
X2 : nilai tempat (place) dalam penilaian responden
X3 : nilai harga (price) dalam penilaian responden
X4 : nilai promosi ( promotion) dalam penilaian responden
Setelah regresi didapatkan, maka pengaruh korelasi diukur dengan uji t dan uji F, sebagai berikut:
- Uji t dilakukan untuk mengukur pengaruh X terhadap Y dengan secara individual/parsial. Misalnya pengaruh X1 terhadap Y dengan asumsi X yang lain konstan. Hipotesisnya:
* Ho: b1 = 0, produk tidak mempengaruhi secara positif keputusan berlangganan
* Ha: b1 > 0, produk mempengaruhi secara positif keputusan berlangganan
Dengan tingkat keyakinan 95%, jika t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima.
Jika
- Uji F dilakukan untuk mengukur pengaruh X dan Y secara bersama-sama/simultan. Hipotesisnya:
* Ho: b1,b2,b3.b4 = 0, keseluruhan bauran pemasaran secara bersama-sama tidak berpengaruh secara positif terhadap keputusan berlangganan
* Ha: b1, b2, b3, b4 > 0, keseluruhan bauran pemasaran secara bersama-sama berpengaruh secara positif terhadap keputusan berlangganan
Saran dan Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas, maka peneliti menarik kesimpulan atas penelitan yang telah dilakukan kepada pelanggan SPEEDY , semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berkepentingan dalam meningkatkan upaya persepsi citra merek SPEEDY di masa yang akan datang.
5.1 Saran
- Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel X1 lebih dominan mempengaruhi citra merek SPEEDY maka , peneliti menyarankan kepada PT TELKOM untuk meningkatkan kualitas produk nya yaitu SPEEDY dengan menambah fitur , aplikasi, agar para pelanggan SPEEDY setia untuk berlangganan. Dan agar SPEEDY dapat lebih berkembang dan mampu bersaing dengan produk sejenis di masa yang akan datang.
5.2 Kesimpulan
- Dari hasil pengamatan yang telah diteliti menggunakan regresi logistik Log (P / 1 – P) = b0.0 + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 dengan uji t dan uji F yang diperoleh untuk variabel produk.
- Dari hasil hipotesis sementara yang didapat oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa produk SPEEDY yang mengutamakan kualitas berpengaruh signifikan yang positif dalam meningkatkan citra merek SPEEDY di kalangan pelanggan internet.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno, Metodology Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989
Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004
Nur Indriantoro, Supomo, B., (1999), Metodologi Penelitian Bisnis,
Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta
Liawillyarti.wordpress.com
Mariozefanya.blogspot.com
Selasa, 11 Oktober 2011
Tugas PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Berikut ini adalah beberapa konsep yang ada pada perilaku konsumen :
1. Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.
2. Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
3. Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
4. Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.
5. Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
6. Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
7. Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalam pikiran konsumen.
Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Etika pasar dan tanggung jawab social
Konsep pemasaran social mewajibkan semua pemasar wapada terhadap prinsip tanggung jawab social dalam memasarkan barang atau jasa mereka, oleh sebab itu pemasar harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan dari targt pasar mereka. Praktek etika dan tangung jawab social dalah bisnis yang bagus, tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi menghasilkan kesan yang baik.
Model sederana dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh pelanggan :
- Input stage mempengaruhi pengakuan konsumen dari sebuah kebutuhan produk dan terdiri dari dua (2) sumber informasi, yaitu usaha pemasaran perusahaan dan pengaruh sosiologi dari luar pelanggan.
- Output stage terdiri dari dua (2) pendekatan yang erat hubungannya dengan aktivitas pengambilan keputusan yang sudah diambil.
The Traditional Marketing Concept Value and Retention Focused Marketing
- Hanya membuat sesuatu yang dapat dijual selaindari mencoba untuk menjual apa yang telah dibuat.
- Jangan memfokuskan kepada produk, fokuskan pada kebutuhan yang memuaskan.
- Menyesuaikan produk pasar dan jasa dengan konsumen daripada melihat penawaran dari pesaing.
- Meneliti kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti proses perilaku pembelian dan keuntungannya terhadap perilaku konsumen.
- Segmentasi pasar berdasrkan kebutuhan konsumen dari segi geografi, demografi, psikologi, sosiokultural, gaya hidup dan karakteristik lainnya. o Menggunakan teknologi yang dapat membantu konsumen untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang kita buat.
- Focus pada nilai suatu produk, sebanding dengan kebutuhan yang telah dipuaskan.
- Memanfaatkan dan mengerti kebutuhan konsumen untuk meningkatkan penawaran yang diterima konsumen lebih baik dari penawaran pesaing.
- Meneliti tingkat keuntungan disertai dengan bermacam-macam kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti perilaku konsumen dalam hubungannya dengan produk perusahaan.
- Menggunakan segmentasi hybrid yang mengkombinasikan sementasi tradisional dengan data pada tingkat pembelian konsumen dan pola penggunaan pada produk.
RISET KONSUMEN
Bidang riset konsumen dikembangkan sebagai perluasan bidang riset pemasaran, hampir semata-mata memfokuskan perhatiannya pada perilaku konsumen bukannya pada aspek-aspek lain dalam proses pemasaran. Hasil-hasil riset pasar dan juga hasil riset konsumen digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan manajerial. Alasan pertama mempelajari perilaku konsumen adalah untuk memungkinkan para pemasar meramalkan bagaimana para konsumen akan bereaksi terhadap berbagai pesan promosi dan untuk memahami cara mereka mengambil keputusan membelinya
PARADIGMA RISET KONSUMEN
Para peneliti konsumen periode pertama hanya sedikit memikirkan pengaruh suasana hati, emosi, atau situasi terhadap keputusan konsumen. Mereka percaya bahwa pemasaran hanya merupakan ilmu ekonomi terapan, dan bahwa para konsumen adalah pengambil keputusan yang rasional, yang secara obyektif menilai barang dan jasa yang tersedia bagi mereka dan hanya memilih yang memberikan manfaat tertinggi dengan harga yang terendah.
Para peneliti konsumen sekarang ini menggunakan dua macam metodologi riset yang berbeda untuk mempelajari perilaku konsumen, yaitu :
- Riset Kuantitatif
Bersifat desktiptif dan digunakan oleh para peneliti untuk memahami pengaruh berbagai masukan promosi terhadap konsumen, sehingga memungkinkan para marketer meramalkan perilaku konsumen.
- Riset Kualitatif
Terdiri dari wawancara, kelompok focus, analisis kiasan, riset kolase, dan teknik proyeksi. Teknik-teknik ini terutama digunakan untuk memperoleh gagasan baru untuk kampanye promosi.
Perbandingan antara Positivisme dan Interpretivisme :
TUJUAN
Positivisme Peramalan tindakan konsumen
Interpretivisme Memahami berbagai praktik konsumsi
METODOLOGI
Positivisme Kuantitatif
Interpretivisme Kualitatif
ASUMSI
Positivisme
• Rasionalitas
• Sebab dan akibat perilaku dapat dikenali dan dipisahkan
• Penyebab perilaku dapat dikenali
• Peristiwa dapat diukur secara obyektif
• Hasil riset dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar
Interpretivisme
• Tidak ada kebenaran tunggal dan obyektif
• Realitas adalah subyektif
• Sebab dan akibat tidak dapat dipisahkan
• Interaksi peneliti/responden mempengaruhi hasil riset
• Hasil riset sering tidak digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar
PROSES RISET KONSUMEN
1) Menentukan tujuan riset
2) Mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder
3) Merancang studi riset primer
4) Mengumpulkan data primer
5) Menganalisis data
6) Mempersiapkan laporan hasil riset
MODEL PROSES RISET KONSUMEN
MENYUSUN TUJUAN RISET
Langkah pertama dalam proses riset konsumen adalah menentukan tujuan studi. Menentukan tujuan studi merupakan hal penting bagi para manajer pemasaran dan peneliti untuk menentukan maksud dan tujuan studi, serta untuk menjamin agar rancangan riset itu tepat. Pernyataan tujuan yang dipertimbangkan secara teliti membantu menentukan jenis dan mutu informasi yang dibutuhkan.
MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER
Pencarian data sekunder biasanya mengiringi pernyataan tujuan. Informasi sekunder adalah setiap data yang dihasilkan oleh organisasi dari luar, data dari dalam perusahaan untuk studi sebelumnya. Hasil riset sekunder terkadang sudah memberikan pengertian yang cukup mengenai masalah yang ada sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan riset primer. Sering data sekunder menjadi petunjuk dan pengaruh bagi rancangan riset primer.
MERANCANG RISET PRIMER
Rancangan studi riset didasarkan pada tujuan studinya. Jika informasi deskriptif dibutuhkan, maka studi kuantitatif yang dilakukan; jika tujuannya adalah memperoleh gagasan baru, maka studi kualitatif yang dilakukan. Karena pendekatan untuk tiap-tiap jenis riset berbeda dari sudut metode pengumpulan data, rancangan sampel, dan macam alat pengumpulan data yang digunakan, tiap-tiap pendekatan riset dibahas secara terpisah sebagai berikut.
RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF
Metode Pengumpulan Data
Ada tiga cara untuk mengumpulkan data primer dalam riset kuantitatif :
- Penelitian Observasi
- Eksperimentasi
- Survei
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dikembangkan sebagai bagian dari desain riset untuk mengatur pengumpulan data dan untuk menjamin agar semua responden ditanya dengan pertanyaan yang sama dan dengan urutan yang sama.
Instrumen pengumpulan data meliputi :
- Daftar Pertanyaan
- Daftar Pernyataan Pandangan Pribadi
- Skala Sikap
RANCANGAN PENELITIAN KUALITATIF
Metode Pengumpulan Data
Pilihan teknik pengumpulan data untuk studi kualitatif meliputi :
- Wawancara yang Mendalam
- Kelompok Fokus
- Teknik Proyektif
- Analisis Kiasan
Penentuan Sampel
SAMPEL PROBABILITAS
• Sampel acak sederhana
• Sampel acak sistematis
• Sampel acak bertingkat
• Sampel kelompok (daerah)
SAMPEL NONPROBABILITAS
• Sampel yang memudahkan
• Sampel yang ditentukan
• Sampel kuota
PENGUMPULAN DATA
Sebagaimana sudah dinyatakan sebelumnya, studi kualitatif biasanya memerlukan para pakar ilmu pengetahuan soaial yang sangat terlatih untuk mengumpulkan data. Studi kuantitatif biasanya memerlukan staf lapangan yang dipekerjakan dan dilatih langsung oleh peneliti atau dikontrak dari perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menyelenggarakan wawancara lapangan.
ANALISIS
Pada riset kualitatif, moderator atau pelaksana tes biasanya menganalisis semua jawaban yang diterima. Pada riset kuantitatif, peneliti mengawasi analisis tersebut. Semua jawaban terbuka pertama-tama diubah menjadi kode dan diukur, kemudian ditabulasikan dan dianalisis dengan menggunakan program analisis canggih yang menghubungkan data menurut berbagai variabel yang dipilih dan mengelompokkan data menurut ciri-ciri demografis yang dipilih.
PERSIAPAN LAPORAN
Pada riset kualitatif maupun kuantitatif, laporan riset memuat juga kesimpulan singkat mengenai hasil-hasil riset. Tergantung kepada penugasan dari manajemen pemasaran, laporan riset mungkin perlu atau tidak perlu memasukkan rekomendasi mengenai tindakan pemasaran. Isi laporan memuat uraian lengkap mengenai metodologi yang digunakan, dan, untuk riset kuantitatif, juga memuat berbagai tabel dan grafik untuk mendukung berbagai temuannya.
CONTOH KASUS
Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang , yaitu A dan B. kepuasan total (utilitas total) yang diperoleh dari mengkonsumsi kedua macam barang tersebut ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:
TU = A1/3 B2/3
Harga barang A(Pa) = 8, harga barang B(Pb) = 16. Kepuasan total maksimum yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi barang A dan barang B adalah 10. Tentukan jumlah barang A dan jumlah barang B yang harus dikonsumsi agar diperoleh kepuasan maksimum.
Jawaban kasus 4.3
Pa = 8 ; Pb = 16 ; TU = 10
TU = A1/3 B2/3
10 = A1/3 B2/3
A1/3 = 10/B2/3
(A1/3) 3 = (10/B2/3)3
A = 103/B2
A = 103/ B-2
B3 = 103 B = 10
A = 103 B3 = 103(10)-2 = 10
Jadi , Konsumen akan memperoleh kepuasan total sebesar 10 (kepuasan total maksimum) dengan mengkonsumsi barang A dan barang B masing-masing sebanyak 10 unit.
DAFTAR PUSTAKA
-Bagus nur cahyo , oktober , 2006 ( http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9999/Kasus_Bab_IV.doc )
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Berikut ini adalah beberapa konsep yang ada pada perilaku konsumen :
1. Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.
2. Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
3. Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
4. Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.
5. Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
6. Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
7. Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalam pikiran konsumen.
Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Etika pasar dan tanggung jawab social
Konsep pemasaran social mewajibkan semua pemasar wapada terhadap prinsip tanggung jawab social dalam memasarkan barang atau jasa mereka, oleh sebab itu pemasar harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan dari targt pasar mereka. Praktek etika dan tangung jawab social dalah bisnis yang bagus, tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi menghasilkan kesan yang baik.
Model sederana dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh pelanggan :
- Input stage mempengaruhi pengakuan konsumen dari sebuah kebutuhan produk dan terdiri dari dua (2) sumber informasi, yaitu usaha pemasaran perusahaan dan pengaruh sosiologi dari luar pelanggan.
- Output stage terdiri dari dua (2) pendekatan yang erat hubungannya dengan aktivitas pengambilan keputusan yang sudah diambil.
The Traditional Marketing Concept Value and Retention Focused Marketing
- Hanya membuat sesuatu yang dapat dijual selaindari mencoba untuk menjual apa yang telah dibuat.
- Jangan memfokuskan kepada produk, fokuskan pada kebutuhan yang memuaskan.
- Menyesuaikan produk pasar dan jasa dengan konsumen daripada melihat penawaran dari pesaing.
- Meneliti kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti proses perilaku pembelian dan keuntungannya terhadap perilaku konsumen.
- Segmentasi pasar berdasrkan kebutuhan konsumen dari segi geografi, demografi, psikologi, sosiokultural, gaya hidup dan karakteristik lainnya. o Menggunakan teknologi yang dapat membantu konsumen untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang kita buat.
- Focus pada nilai suatu produk, sebanding dengan kebutuhan yang telah dipuaskan.
- Memanfaatkan dan mengerti kebutuhan konsumen untuk meningkatkan penawaran yang diterima konsumen lebih baik dari penawaran pesaing.
- Meneliti tingkat keuntungan disertai dengan bermacam-macam kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti perilaku konsumen dalam hubungannya dengan produk perusahaan.
- Menggunakan segmentasi hybrid yang mengkombinasikan sementasi tradisional dengan data pada tingkat pembelian konsumen dan pola penggunaan pada produk.
RISET KONSUMEN
Bidang riset konsumen dikembangkan sebagai perluasan bidang riset pemasaran, hampir semata-mata memfokuskan perhatiannya pada perilaku konsumen bukannya pada aspek-aspek lain dalam proses pemasaran. Hasil-hasil riset pasar dan juga hasil riset konsumen digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan manajerial. Alasan pertama mempelajari perilaku konsumen adalah untuk memungkinkan para pemasar meramalkan bagaimana para konsumen akan bereaksi terhadap berbagai pesan promosi dan untuk memahami cara mereka mengambil keputusan membelinya
PARADIGMA RISET KONSUMEN
Para peneliti konsumen periode pertama hanya sedikit memikirkan pengaruh suasana hati, emosi, atau situasi terhadap keputusan konsumen. Mereka percaya bahwa pemasaran hanya merupakan ilmu ekonomi terapan, dan bahwa para konsumen adalah pengambil keputusan yang rasional, yang secara obyektif menilai barang dan jasa yang tersedia bagi mereka dan hanya memilih yang memberikan manfaat tertinggi dengan harga yang terendah.
Para peneliti konsumen sekarang ini menggunakan dua macam metodologi riset yang berbeda untuk mempelajari perilaku konsumen, yaitu :
- Riset Kuantitatif
Bersifat desktiptif dan digunakan oleh para peneliti untuk memahami pengaruh berbagai masukan promosi terhadap konsumen, sehingga memungkinkan para marketer meramalkan perilaku konsumen.
- Riset Kualitatif
Terdiri dari wawancara, kelompok focus, analisis kiasan, riset kolase, dan teknik proyeksi. Teknik-teknik ini terutama digunakan untuk memperoleh gagasan baru untuk kampanye promosi.
Perbandingan antara Positivisme dan Interpretivisme :
TUJUAN
Positivisme Peramalan tindakan konsumen
Interpretivisme Memahami berbagai praktik konsumsi
METODOLOGI
Positivisme Kuantitatif
Interpretivisme Kualitatif
ASUMSI
Positivisme
• Rasionalitas
• Sebab dan akibat perilaku dapat dikenali dan dipisahkan
• Penyebab perilaku dapat dikenali
• Peristiwa dapat diukur secara obyektif
• Hasil riset dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar
Interpretivisme
• Tidak ada kebenaran tunggal dan obyektif
• Realitas adalah subyektif
• Sebab dan akibat tidak dapat dipisahkan
• Interaksi peneliti/responden mempengaruhi hasil riset
• Hasil riset sering tidak digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar
PROSES RISET KONSUMEN
1) Menentukan tujuan riset
2) Mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder
3) Merancang studi riset primer
4) Mengumpulkan data primer
5) Menganalisis data
6) Mempersiapkan laporan hasil riset
MODEL PROSES RISET KONSUMEN
MENYUSUN TUJUAN RISET
Langkah pertama dalam proses riset konsumen adalah menentukan tujuan studi. Menentukan tujuan studi merupakan hal penting bagi para manajer pemasaran dan peneliti untuk menentukan maksud dan tujuan studi, serta untuk menjamin agar rancangan riset itu tepat. Pernyataan tujuan yang dipertimbangkan secara teliti membantu menentukan jenis dan mutu informasi yang dibutuhkan.
MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER
Pencarian data sekunder biasanya mengiringi pernyataan tujuan. Informasi sekunder adalah setiap data yang dihasilkan oleh organisasi dari luar, data dari dalam perusahaan untuk studi sebelumnya. Hasil riset sekunder terkadang sudah memberikan pengertian yang cukup mengenai masalah yang ada sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan riset primer. Sering data sekunder menjadi petunjuk dan pengaruh bagi rancangan riset primer.
MERANCANG RISET PRIMER
Rancangan studi riset didasarkan pada tujuan studinya. Jika informasi deskriptif dibutuhkan, maka studi kuantitatif yang dilakukan; jika tujuannya adalah memperoleh gagasan baru, maka studi kualitatif yang dilakukan. Karena pendekatan untuk tiap-tiap jenis riset berbeda dari sudut metode pengumpulan data, rancangan sampel, dan macam alat pengumpulan data yang digunakan, tiap-tiap pendekatan riset dibahas secara terpisah sebagai berikut.
RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF
Metode Pengumpulan Data
Ada tiga cara untuk mengumpulkan data primer dalam riset kuantitatif :
- Penelitian Observasi
- Eksperimentasi
- Survei
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dikembangkan sebagai bagian dari desain riset untuk mengatur pengumpulan data dan untuk menjamin agar semua responden ditanya dengan pertanyaan yang sama dan dengan urutan yang sama.
Instrumen pengumpulan data meliputi :
- Daftar Pertanyaan
- Daftar Pernyataan Pandangan Pribadi
- Skala Sikap
RANCANGAN PENELITIAN KUALITATIF
Metode Pengumpulan Data
Pilihan teknik pengumpulan data untuk studi kualitatif meliputi :
- Wawancara yang Mendalam
- Kelompok Fokus
- Teknik Proyektif
- Analisis Kiasan
Penentuan Sampel
SAMPEL PROBABILITAS
• Sampel acak sederhana
• Sampel acak sistematis
• Sampel acak bertingkat
• Sampel kelompok (daerah)
SAMPEL NONPROBABILITAS
• Sampel yang memudahkan
• Sampel yang ditentukan
• Sampel kuota
PENGUMPULAN DATA
Sebagaimana sudah dinyatakan sebelumnya, studi kualitatif biasanya memerlukan para pakar ilmu pengetahuan soaial yang sangat terlatih untuk mengumpulkan data. Studi kuantitatif biasanya memerlukan staf lapangan yang dipekerjakan dan dilatih langsung oleh peneliti atau dikontrak dari perusahaan yang mengkhususkan diri dalam menyelenggarakan wawancara lapangan.
ANALISIS
Pada riset kualitatif, moderator atau pelaksana tes biasanya menganalisis semua jawaban yang diterima. Pada riset kuantitatif, peneliti mengawasi analisis tersebut. Semua jawaban terbuka pertama-tama diubah menjadi kode dan diukur, kemudian ditabulasikan dan dianalisis dengan menggunakan program analisis canggih yang menghubungkan data menurut berbagai variabel yang dipilih dan mengelompokkan data menurut ciri-ciri demografis yang dipilih.
PERSIAPAN LAPORAN
Pada riset kualitatif maupun kuantitatif, laporan riset memuat juga kesimpulan singkat mengenai hasil-hasil riset. Tergantung kepada penugasan dari manajemen pemasaran, laporan riset mungkin perlu atau tidak perlu memasukkan rekomendasi mengenai tindakan pemasaran. Isi laporan memuat uraian lengkap mengenai metodologi yang digunakan, dan, untuk riset kuantitatif, juga memuat berbagai tabel dan grafik untuk mendukung berbagai temuannya.
CONTOH KASUS
Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang , yaitu A dan B. kepuasan total (utilitas total) yang diperoleh dari mengkonsumsi kedua macam barang tersebut ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:
TU = A1/3 B2/3
Harga barang A(Pa) = 8, harga barang B(Pb) = 16. Kepuasan total maksimum yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi barang A dan barang B adalah 10. Tentukan jumlah barang A dan jumlah barang B yang harus dikonsumsi agar diperoleh kepuasan maksimum.
Jawaban kasus 4.3
Pa = 8 ; Pb = 16 ; TU = 10
TU = A1/3 B2/3
10 = A1/3 B2/3
A1/3 = 10/B2/3
(A1/3) 3 = (10/B2/3)3
A = 103/B2
A = 103/ B-2
B3 = 103 B = 10
A = 103 B3 = 103(10)-2 = 10
Jadi , Konsumen akan memperoleh kepuasan total sebesar 10 (kepuasan total maksimum) dengan mengkonsumsi barang A dan barang B masing-masing sebanyak 10 unit.
DAFTAR PUSTAKA
-Bagus nur cahyo , oktober , 2006 ( http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9999/Kasus_Bab_IV.doc )
Minggu, 09 Oktober 2011
ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT INDONESIA dan DUNIA TERHADAP WORLD CUP 2010
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada abad ke-21 ini , animo masyarakat indonesia terhadap olahraga sepakbola terus meningkat dengan signifikan. Bahkan tidak jarang , akibat dari sebuah pertandingan sepakbola , tidak jarang seseorang sampai rela begadang bahkan meninggalkan aktivitas mereka demi menonton club / negara favorite mereka bertanding. Dengan dukungan pelayanan yang baik dari media elektronik untuk menyiarkan pertandingan-pertandingan bertaraf internasional seperti " WORLD CUP SOUTH AFRICA 2010 " yang telah lalu , masyarakat Indonesia sangat menyambut dengan hati gembira karena disuguhi pertandingan sepakbola antar negara di dunia tersebut.
Bagi para penggila bola, momen tersebut tentunya tidak akan dilewatkan begitu saja, banyak yang sudah jauh hari mempersiapkan diri. Bagi mereka yang berduit alias berkocek tebal, mereka dengan mudah bisa membeli tiket pertandingan untuk piala dunia nanti. Sementara buat yang berkantong pas-pasan, atau berminat tapi sudah kehabisan tiket…, toh gak ada salahnya bila cukup menonton di televisi.
Piala Dunia pertama yang diselenggarakan oleh negara Afrika telah berakhir pada 10 juli 2010 kemarin dengan Spanyol keluar sebagai juaranya. Namun pertandingan-pertandingan dalam turnamen world cup kali ini dianggap kurang seru dan gagal menghadirkan sebuah tontonan menarik. Stadion yang didesain super modern, antusiasme yang besar dari masyarakat serta uniknya mendengar prediksi-prediksi para dukun setempat seputar turnamen terganggu oleh pengorganisasian acara yang kurang efektif , kriminalitas yang sering terjadi dan masalah internal seperti masalah sosial yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat salah satu kota penyelenggara, Cape Town dan masalah keuangan negara tersebut , sedikit merusak citra bangsa Afrika khususnya sang tuan rumah Afrika Selatan.
Mengutip dari tulisan yang dibuat Tony Roshan Samara dari George Mason university di Virginia mengenai World Cup South Africa 2010 , mengemukakan bahwa penyelenggaraan world cup kali ini kurang menarik dikarenakan berbagai faktor seperti Miskin gol, cuaca dingin, dan kurangnya momen-momen seru yang tak terlupakan serta jarangnya pemain-pemain menampilkan performa kelas dunia membuat Piala Dunia tahun ini dinilai mengecewakan , jelas samara
James Stewart , seorang pengamat dan pakar sepakbola dari amerika mengatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan degradasi kepuasan masyarakat terhadap world cup 2010 di afrika selatan dikarenakan faktor seperti Stadion , teknik individual pemain , jumlah gol , serta kualitas gol yang sangat minim bila dibandingkan dengan world cup 2006 di jerman.
Dari dua pendapat pengamat diatas , dapat disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap World Cup dipengaruhi oleh variabel-variabel berikut :
1. STADION , yaitu kualitas dan kecanggihan stadion tersebut.
2. KUALITAS PEMAIN , yaitu kualitas seorang pemain mencetak gol , dan menggunakan skill individual serta kerjasama dengan rekan 1 tim.
3. JUMLAH GOL , Kurangnya jumlah gol yang tercipta adalah aspek terburuk dari Piala Dunia 2010. Hanya tercipta rata-rata 2,27 gol di setiap pertandingan.
4. KUALITAS GOL , Minim nya momen-momen menegangkan saat sebuah gol tercipta ,, jarang sekali terlihat di piala dunia 2010 .
5. GUGUR-nya TIM UNGGULAN , Siapa yang pernah menyangka jika pemain bintang macam Lionel Messi, Wayne Rooney, Fernando Torres dan Kaka malah tak mencetak satu gol pun? Atau siapa yang bisa percaya kalau ternyata di Piala Dunia 2010 penyerang-penyerang yang berkibar di klub masing-masing seperti Didier Drogba dan Cristiano Ronaldo tak bisa berbuat banyak untuk membela negara mereka?
Variabel-variabel itulah yang mempengaruhi kepuasan masyarakat Indonesia dan Dunia terhadap World Cup. Maka , sekarang yang menjadi pertanyaan adalah , apakah sang tuan rumah berikutnya , yaitu "BRAZIL" , sudah benar-benar belajar dari kegagalan World Cup 2010 yang lalu, dan akan menerapkan strategi yang jitu berkenaan dengan 5 faktor variabel yang mempengaruhi kepuasan masyarakat tersebut , sehingga dapat menciptakan kepuasan maksimal pada world cup Brazil 2014 mendatang. Sehubungan dengan pertanyaan tersebut maka judul tulisan ini adalah: " ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT INDONESIA dan DUNIA TERHADAP WORLD CUP 2010 "
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: " Seberapa Besar Hubungan Variabel - Variabel ( stadion , kualitas pemain , jumlah gol , kualitas gol , tim unggulan ) Terhadap Kepuasan Masyarakat Indonesia dan Dunia kepada penyelenggaraan WORLD CUP "
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui serta menganalisis hubungan antara variabel-variabel ( stadion , kualitas pemain , jumlah gol , kualitas gol , tim unggulan ) terhadap kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan WORLD CUP.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada abad ke-21 ini , animo masyarakat indonesia terhadap olahraga sepakbola terus meningkat dengan signifikan. Bahkan tidak jarang , akibat dari sebuah pertandingan sepakbola , tidak jarang seseorang sampai rela begadang bahkan meninggalkan aktivitas mereka demi menonton club / negara favorite mereka bertanding. Dengan dukungan pelayanan yang baik dari media elektronik untuk menyiarkan pertandingan-pertandingan bertaraf internasional seperti " WORLD CUP SOUTH AFRICA 2010 " yang telah lalu , masyarakat Indonesia sangat menyambut dengan hati gembira karena disuguhi pertandingan sepakbola antar negara di dunia tersebut.
Bagi para penggila bola, momen tersebut tentunya tidak akan dilewatkan begitu saja, banyak yang sudah jauh hari mempersiapkan diri. Bagi mereka yang berduit alias berkocek tebal, mereka dengan mudah bisa membeli tiket pertandingan untuk piala dunia nanti. Sementara buat yang berkantong pas-pasan, atau berminat tapi sudah kehabisan tiket…, toh gak ada salahnya bila cukup menonton di televisi.
Piala Dunia pertama yang diselenggarakan oleh negara Afrika telah berakhir pada 10 juli 2010 kemarin dengan Spanyol keluar sebagai juaranya. Namun pertandingan-pertandingan dalam turnamen world cup kali ini dianggap kurang seru dan gagal menghadirkan sebuah tontonan menarik. Stadion yang didesain super modern, antusiasme yang besar dari masyarakat serta uniknya mendengar prediksi-prediksi para dukun setempat seputar turnamen terganggu oleh pengorganisasian acara yang kurang efektif , kriminalitas yang sering terjadi dan masalah internal seperti masalah sosial yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat salah satu kota penyelenggara, Cape Town dan masalah keuangan negara tersebut , sedikit merusak citra bangsa Afrika khususnya sang tuan rumah Afrika Selatan.
Mengutip dari tulisan yang dibuat Tony Roshan Samara dari George Mason university di Virginia mengenai World Cup South Africa 2010 , mengemukakan bahwa penyelenggaraan world cup kali ini kurang menarik dikarenakan berbagai faktor seperti Miskin gol, cuaca dingin, dan kurangnya momen-momen seru yang tak terlupakan serta jarangnya pemain-pemain menampilkan performa kelas dunia membuat Piala Dunia tahun ini dinilai mengecewakan , jelas samara
James Stewart , seorang pengamat dan pakar sepakbola dari amerika mengatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan degradasi kepuasan masyarakat terhadap world cup 2010 di afrika selatan dikarenakan faktor seperti Stadion , teknik individual pemain , jumlah gol , serta kualitas gol yang sangat minim bila dibandingkan dengan world cup 2006 di jerman.
Dari dua pendapat pengamat diatas , dapat disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap World Cup dipengaruhi oleh variabel-variabel berikut :
1. STADION , yaitu kualitas dan kecanggihan stadion tersebut.
2. KUALITAS PEMAIN , yaitu kualitas seorang pemain mencetak gol , dan menggunakan skill individual serta kerjasama dengan rekan 1 tim.
3. JUMLAH GOL , Kurangnya jumlah gol yang tercipta adalah aspek terburuk dari Piala Dunia 2010. Hanya tercipta rata-rata 2,27 gol di setiap pertandingan.
4. KUALITAS GOL , Minim nya momen-momen menegangkan saat sebuah gol tercipta ,, jarang sekali terlihat di piala dunia 2010 .
5. GUGUR-nya TIM UNGGULAN , Siapa yang pernah menyangka jika pemain bintang macam Lionel Messi, Wayne Rooney, Fernando Torres dan Kaka malah tak mencetak satu gol pun? Atau siapa yang bisa percaya kalau ternyata di Piala Dunia 2010 penyerang-penyerang yang berkibar di klub masing-masing seperti Didier Drogba dan Cristiano Ronaldo tak bisa berbuat banyak untuk membela negara mereka?
Variabel-variabel itulah yang mempengaruhi kepuasan masyarakat Indonesia dan Dunia terhadap World Cup. Maka , sekarang yang menjadi pertanyaan adalah , apakah sang tuan rumah berikutnya , yaitu "BRAZIL" , sudah benar-benar belajar dari kegagalan World Cup 2010 yang lalu, dan akan menerapkan strategi yang jitu berkenaan dengan 5 faktor variabel yang mempengaruhi kepuasan masyarakat tersebut , sehingga dapat menciptakan kepuasan maksimal pada world cup Brazil 2014 mendatang. Sehubungan dengan pertanyaan tersebut maka judul tulisan ini adalah: " ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT INDONESIA dan DUNIA TERHADAP WORLD CUP 2010 "
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: " Seberapa Besar Hubungan Variabel - Variabel ( stadion , kualitas pemain , jumlah gol , kualitas gol , tim unggulan ) Terhadap Kepuasan Masyarakat Indonesia dan Dunia kepada penyelenggaraan WORLD CUP "
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui serta menganalisis hubungan antara variabel-variabel ( stadion , kualitas pemain , jumlah gol , kualitas gol , tim unggulan ) terhadap kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan WORLD CUP.
Jumat, 30 September 2011
Analisis jurnal 3 ( Tugas metode riset 2 )
Judul : KEPUASAN PELANGGAN: RIVIU DAN PENGEMBANGANNYA DALAM MELAKUKAN
PENELITIAN. ( CUSTOMER SATISFACTION: RIVIEW AND ITS DEVELOPMENT IN DOING RESEARCH).
Tahun : 1 juli 2009
Pengarang : Johannes
Tema : Kepuasan terhadap hasil penelitian
Latar Belakang masalah:
Kepuasan adalah hal yang umum diucapkan, didiskusikan dan dipublikasikan. Mulanya konsep kepuasan dekat dengan kegiatan pemasaran karena adanya orientasi pemasaran terhadap kebutuhan pelanggan. Sekarang, konsep kepuasan telah merasuk ke seluruh jajaran organisasi karena keyakinan bahwa tanpa dapat membangun kepuasan pelanggan niscaya satu organisasi dapat bertahan dan berkembang. Sehingga diyakini bahwa seluruh bagian dalam organisasi mempunyai misi memberikan kepuasan terbaik kepada pelanggan internal maupun eksternal.
Kepuasan tidak saja sebagai tujuan organisasi, akan tetapi juga menjadi strategi (instrumen)perusahaan. Sebagai strategi, kepuasan berkaitan dengan penyusunan konsep, metode, dan evaluasi untuk dapat memenangkan persaingan. Selanjutnya diyakini adanya hubungan terpola bersifat positif antara kepuasan dengan berbagai hal yaitu word of mouth, menahan pelanggan, loyalitas, dll. Pelanggan yang memperoleh tingkat kepuasan tinggi diyakini akan menjadi pelanggan yang loyal, dan pelanggan loyal tidak akan berpindah sehingga memungkinkan perusahaan memperoleh laba sepanjang masa.
Perumusan Masalah :
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1.Bagaimanakah kepuasan penulis dan pembaca terhadap penelitian yang dihasilkan.
2.Apakah ada kesamaan factor antara kepuasan penulis dan pembaca .
Tujuan Penulisan
a)Menjelaskan perkembangan konsep kepuasan pelanggan terkini secara akademis dalam melakukan penelitian.
b)Menjelaskan pengelolaan kepuasan sebagai bagian strategi perusahaan
METODOLOGI
Definisi kepuasan opersional yang banyak digunakan termasuk yang dikemukakan oleh
Kotler. Kotler dan Keller (2006) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa yang berasal dari perbandingan antara persepsi (perception) terhadap hasil (perfomance) suatu produk dengan harapannya (expectation). Bila kinerja produk dari pengalaman mengkonsumsi berada di bawah harapannya, kondisi ini menunjukan hal tidak puas (dissatisfied), bila sama puas (satisfied), dan bila di atas sangat puas (higly satisfied).
Konsekuensi daripada definisi ini yaitu pengukuran kepuasan didasarkan kepada kesenjangan antar harapan dan pengalaman, tanpa harus mempermasalahkan dulu dimensi maupun indikator yang dijadikan ukuran kepuasan pelanggan. Secara implisit konsep ini harus memenuhi asumsi bahwa responden sudah lebih dahulu mempunyai harapan atas barang dan jasa yang akan dikonsumsi, dan asumsi ini tidak selalu terpenuhi. Lebih jauh, bila definisi di atas disimak, kondisi puas dapat diketahui dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah mengkonsumsi. Posisi sebelum yang ditunjukkan oleh harapan terkait dengan kecenderungan, reaksi, atas berbagai atribut produk terkait. Sementara itu, dalam rentang waktu tertentu, konsumen dapat mengalami perubahan kondisi kepuasan, sebagai akibat perubahan persepsi terhadap atribut kepuasan itu sendiri. Sementara itu kondisi setelah ditunjukkan oleh keadaan
konsumen mengkonsumsi, apakah yang dialami dapat memenuhi yang diharapkan.
Dalam kaitannya dengan kepuasan, Kotler dan Keller (2006) secara implisit meyakini tiga hal: Nilai Pelanggan, Kepuasan dan Loyalitas. Semakin tinggi nilai yang diterima pelanggan, akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan, dan sebagai akibatnya pelanggan akan semakin loyal. Dalam kaitan ini, nilai pelanggan didefinisikan sebagai perbandingan antara Nilai Total yang diterima dengan Biaya Total. Oleh karena itu, peningkatan harga tidak bisa dilihat akan mengurangi kepuasan, bilamana pemasar dapat memberikan nilai lebih dibanding dengan biaya yang muncul karena peningkatan harga tersebut.
Atribut kepuasan
Bagaimanapun pengukuran kepuasan pelanggan berkaitan dengan atribut, dimensi, maupun
indikator yang secara akademis menjadi gambaran objek penelitian. Secara teknis atribut ini yang dinilai konsumen yang kemudian dikalkulasikan. Atribut ini sendiri tunduk kepada konsep maupun teori. DAlam hal ini, Giesse dan Cote (2002) menjelaskan bahwa definisi apapun tentang kepuasan harus mempertimbangkan tiga hal:
i. kerangka definisi yang digunakan harus didasarkan yang berlaku umum di mata konsumen.
ii. diskusikan bagaimana kerangka ini dapat dikembangkan dalam satu operasionalisasi sehingga sesuai dengan konteks, dan
iii. pastikan bahwa definisi ini konsisten dengan pandangan konsumen, sehingga bilamana dinyatakan puas maka konsumen akan setuju dengan peneliti tentang apa yang dimaksud dengan puas.
Langsung vs Tak Langsung
Mengukur kepuasan dapat dilakukan secara langsung atau tak langsung.. Secara langsung
dilakukan dengan cara memperoleh gambaran kepuasan sebagai satu konsep ataupun variabel, sementara secara tidak langsung dilakukan melalui konsep atau variabel lain. Hal demikian dapat diperiksa melalui konsep yang disampaikan Kotler, (2006) yang menunjukkan hubungan antara Customer Value (CS), Satisfaction dan Loyalty. CS dalam hal ini ditentukan oleh perbandingan antara Total Customer Value (TCV) dan Total Customer Cost (TCC). Bila TCV melebihi TCC akan menunjukkan bahwa pelanggan
akan merasa puas, karena nilai yang diterima melebihi dari pengorbanan yang dilakukan. Artinya lebih banyak nilai yang diterima, lebih puas pelanggan. Cara seperti ini dapat juga dapat ditunjukkan kepada penanganaan keluhan. Bila pelanggan merasa puas terhadap penanganan keluhannya, hal ini juga menunjukkan didapatnya kepuasan. Selain itu, melalui importance and performance analysis dapat juga diketahui keadaan puas atau tidak. Bilamana performance dapat memenuhi importance, kondisi ini juga menunjukkan keadaan puas. Penjelasan ini menunjukkan bahwa kepuasan dapat dilihat dari ukuran lain.
Mengelola Kepuasan pelanggan
Dari sisi perusahaan , ada dua hal penting yang mengharuskan mereka peduli terhadap
kepuasan pelanggan 1) memberikan pemahaman tentang bagaimana konsumen mendefinisikan kualtias barang dan jasa, dan 2) fasilitas yang disediakan perusahaan sehingga dapat tercipta kepuasan. Kepuasan pelanggan adalah kondisi atau keadaan yang dapat bermakna bagi seluruh organisasi ataupun perusahaan. Perkembangan terhadap kepedulian pelanggan telah menjelma menjadi bagian tersendiri dalam bidang manajemen dengan berkembangnya Customer Relationship Marketing (CRM). Konsep ini sebagaimana dinyatkan oleh Lucas (2005) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan harus fokus
kepada organisasi perusahaan. Artinya organisasi perusahaanlah yang pada akhirnya menjadikan kepuasan pelanggan sebagai bagian perusahaan yang mutlak. Sehingga disimpulkannya bahwa yang lebih penting perusahaan harus membangun kultur yang peduli kepada kepuasan. Dijelaskan bahwa upaya membangun kultur kepuasan meliputi dimensi falsafah dan misi daripada pelayanan, peran dan harapan daripada karyawan, kebijakan dan posedur, dukungan manajemen, barang dan jasa, motivator dan imbalan,
pelatihan, dan sistem pengiriman. Sejalan dengan ini Vranesevic (2002) menjelaskan bahwa yang penting dalam hubungannya dengan kepuasan pelanggan adalah bagaimana membenahinya melalui kultur perusahaan. Kepuasan pelanggan hanya dapat muncul dari perusahaan yang menjadikan kepuasan bagian dari kultur perusahaan. Kinsey dalam Vranesevic (2002) mengurai bagaimana kepuasan dapat diterjemahkan menjadi operasional dengan urutan berikut: 1) strategy, 2) structure, 3) system, 4) style, 5)
staff, 6) shared value, and 7) skills. Hal ini searah dengan model kesenjangan dan sumber kesenjangan seperti dijelaskan di atas, dimana permasalahan kepuasan pelanggan juga ditentukan oleh pemahaman karyawan, rancangan jasa yang disampaikan, dan bagaimana itu dikominikasikan ke pelanggan.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, agar dapat merancang satu studi pengukuran kepuasan pelanggan harus mempertimbangkan hal berikut :
1. Secara konseptual didapat perbedaan konstruksi teoritis antara deteminan kepuasan yang masing-masingnya secara empiris mempunyai kebenaran ilmiah sesuai dengan situasi penelitian. Konsep demikian pada dasarnya menunjukkan bahwa kondisi objek dan lingkungan sosialnya akan menentukan konstruksi yang paling sesuai .
2. Selalu ada kesempatan untuk tidak mengikuti atribut yang digunakan oleh peneliti terdahulu
sepanjang atribut yang diajukan berorientasi kepada pemahaman pelanggan. Atribut ini
tergantung kepada pemahamam responden atas barang dan jasa yang dikonsumsi dan pentingnya
atribut ini kepada responden.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of
Management, http://seam.pascafe.ui.ac.id.
Yuskel, A. And Rimmington, M. 1998. Customer Satisfaction Measurement, Perfomace Account., cornel
University.
Zeithaml, V.A, Bitner, M.J, dan Gremler.D.D. 2006. Service Marketing: Integrating Customer focus
PENELITIAN. ( CUSTOMER SATISFACTION: RIVIEW AND ITS DEVELOPMENT IN DOING RESEARCH).
Tahun : 1 juli 2009
Pengarang : Johannes
Tema : Kepuasan terhadap hasil penelitian
Latar Belakang masalah:
Kepuasan adalah hal yang umum diucapkan, didiskusikan dan dipublikasikan. Mulanya konsep kepuasan dekat dengan kegiatan pemasaran karena adanya orientasi pemasaran terhadap kebutuhan pelanggan. Sekarang, konsep kepuasan telah merasuk ke seluruh jajaran organisasi karena keyakinan bahwa tanpa dapat membangun kepuasan pelanggan niscaya satu organisasi dapat bertahan dan berkembang. Sehingga diyakini bahwa seluruh bagian dalam organisasi mempunyai misi memberikan kepuasan terbaik kepada pelanggan internal maupun eksternal.
Kepuasan tidak saja sebagai tujuan organisasi, akan tetapi juga menjadi strategi (instrumen)perusahaan. Sebagai strategi, kepuasan berkaitan dengan penyusunan konsep, metode, dan evaluasi untuk dapat memenangkan persaingan. Selanjutnya diyakini adanya hubungan terpola bersifat positif antara kepuasan dengan berbagai hal yaitu word of mouth, menahan pelanggan, loyalitas, dll. Pelanggan yang memperoleh tingkat kepuasan tinggi diyakini akan menjadi pelanggan yang loyal, dan pelanggan loyal tidak akan berpindah sehingga memungkinkan perusahaan memperoleh laba sepanjang masa.
Perumusan Masalah :
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1.Bagaimanakah kepuasan penulis dan pembaca terhadap penelitian yang dihasilkan.
2.Apakah ada kesamaan factor antara kepuasan penulis dan pembaca .
Tujuan Penulisan
a)Menjelaskan perkembangan konsep kepuasan pelanggan terkini secara akademis dalam melakukan penelitian.
b)Menjelaskan pengelolaan kepuasan sebagai bagian strategi perusahaan
METODOLOGI
Definisi kepuasan opersional yang banyak digunakan termasuk yang dikemukakan oleh
Kotler. Kotler dan Keller (2006) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa yang berasal dari perbandingan antara persepsi (perception) terhadap hasil (perfomance) suatu produk dengan harapannya (expectation). Bila kinerja produk dari pengalaman mengkonsumsi berada di bawah harapannya, kondisi ini menunjukan hal tidak puas (dissatisfied), bila sama puas (satisfied), dan bila di atas sangat puas (higly satisfied).
Konsekuensi daripada definisi ini yaitu pengukuran kepuasan didasarkan kepada kesenjangan antar harapan dan pengalaman, tanpa harus mempermasalahkan dulu dimensi maupun indikator yang dijadikan ukuran kepuasan pelanggan. Secara implisit konsep ini harus memenuhi asumsi bahwa responden sudah lebih dahulu mempunyai harapan atas barang dan jasa yang akan dikonsumsi, dan asumsi ini tidak selalu terpenuhi. Lebih jauh, bila definisi di atas disimak, kondisi puas dapat diketahui dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah mengkonsumsi. Posisi sebelum yang ditunjukkan oleh harapan terkait dengan kecenderungan, reaksi, atas berbagai atribut produk terkait. Sementara itu, dalam rentang waktu tertentu, konsumen dapat mengalami perubahan kondisi kepuasan, sebagai akibat perubahan persepsi terhadap atribut kepuasan itu sendiri. Sementara itu kondisi setelah ditunjukkan oleh keadaan
konsumen mengkonsumsi, apakah yang dialami dapat memenuhi yang diharapkan.
Dalam kaitannya dengan kepuasan, Kotler dan Keller (2006) secara implisit meyakini tiga hal: Nilai Pelanggan, Kepuasan dan Loyalitas. Semakin tinggi nilai yang diterima pelanggan, akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan, dan sebagai akibatnya pelanggan akan semakin loyal. Dalam kaitan ini, nilai pelanggan didefinisikan sebagai perbandingan antara Nilai Total yang diterima dengan Biaya Total. Oleh karena itu, peningkatan harga tidak bisa dilihat akan mengurangi kepuasan, bilamana pemasar dapat memberikan nilai lebih dibanding dengan biaya yang muncul karena peningkatan harga tersebut.
Atribut kepuasan
Bagaimanapun pengukuran kepuasan pelanggan berkaitan dengan atribut, dimensi, maupun
indikator yang secara akademis menjadi gambaran objek penelitian. Secara teknis atribut ini yang dinilai konsumen yang kemudian dikalkulasikan. Atribut ini sendiri tunduk kepada konsep maupun teori. DAlam hal ini, Giesse dan Cote (2002) menjelaskan bahwa definisi apapun tentang kepuasan harus mempertimbangkan tiga hal:
i. kerangka definisi yang digunakan harus didasarkan yang berlaku umum di mata konsumen.
ii. diskusikan bagaimana kerangka ini dapat dikembangkan dalam satu operasionalisasi sehingga sesuai dengan konteks, dan
iii. pastikan bahwa definisi ini konsisten dengan pandangan konsumen, sehingga bilamana dinyatakan puas maka konsumen akan setuju dengan peneliti tentang apa yang dimaksud dengan puas.
Langsung vs Tak Langsung
Mengukur kepuasan dapat dilakukan secara langsung atau tak langsung.. Secara langsung
dilakukan dengan cara memperoleh gambaran kepuasan sebagai satu konsep ataupun variabel, sementara secara tidak langsung dilakukan melalui konsep atau variabel lain. Hal demikian dapat diperiksa melalui konsep yang disampaikan Kotler, (2006) yang menunjukkan hubungan antara Customer Value (CS), Satisfaction dan Loyalty. CS dalam hal ini ditentukan oleh perbandingan antara Total Customer Value (TCV) dan Total Customer Cost (TCC). Bila TCV melebihi TCC akan menunjukkan bahwa pelanggan
akan merasa puas, karena nilai yang diterima melebihi dari pengorbanan yang dilakukan. Artinya lebih banyak nilai yang diterima, lebih puas pelanggan. Cara seperti ini dapat juga dapat ditunjukkan kepada penanganaan keluhan. Bila pelanggan merasa puas terhadap penanganan keluhannya, hal ini juga menunjukkan didapatnya kepuasan. Selain itu, melalui importance and performance analysis dapat juga diketahui keadaan puas atau tidak. Bilamana performance dapat memenuhi importance, kondisi ini juga menunjukkan keadaan puas. Penjelasan ini menunjukkan bahwa kepuasan dapat dilihat dari ukuran lain.
Mengelola Kepuasan pelanggan
Dari sisi perusahaan , ada dua hal penting yang mengharuskan mereka peduli terhadap
kepuasan pelanggan 1) memberikan pemahaman tentang bagaimana konsumen mendefinisikan kualtias barang dan jasa, dan 2) fasilitas yang disediakan perusahaan sehingga dapat tercipta kepuasan. Kepuasan pelanggan adalah kondisi atau keadaan yang dapat bermakna bagi seluruh organisasi ataupun perusahaan. Perkembangan terhadap kepedulian pelanggan telah menjelma menjadi bagian tersendiri dalam bidang manajemen dengan berkembangnya Customer Relationship Marketing (CRM). Konsep ini sebagaimana dinyatkan oleh Lucas (2005) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan harus fokus
kepada organisasi perusahaan. Artinya organisasi perusahaanlah yang pada akhirnya menjadikan kepuasan pelanggan sebagai bagian perusahaan yang mutlak. Sehingga disimpulkannya bahwa yang lebih penting perusahaan harus membangun kultur yang peduli kepada kepuasan. Dijelaskan bahwa upaya membangun kultur kepuasan meliputi dimensi falsafah dan misi daripada pelayanan, peran dan harapan daripada karyawan, kebijakan dan posedur, dukungan manajemen, barang dan jasa, motivator dan imbalan,
pelatihan, dan sistem pengiriman. Sejalan dengan ini Vranesevic (2002) menjelaskan bahwa yang penting dalam hubungannya dengan kepuasan pelanggan adalah bagaimana membenahinya melalui kultur perusahaan. Kepuasan pelanggan hanya dapat muncul dari perusahaan yang menjadikan kepuasan bagian dari kultur perusahaan. Kinsey dalam Vranesevic (2002) mengurai bagaimana kepuasan dapat diterjemahkan menjadi operasional dengan urutan berikut: 1) strategy, 2) structure, 3) system, 4) style, 5)
staff, 6) shared value, and 7) skills. Hal ini searah dengan model kesenjangan dan sumber kesenjangan seperti dijelaskan di atas, dimana permasalahan kepuasan pelanggan juga ditentukan oleh pemahaman karyawan, rancangan jasa yang disampaikan, dan bagaimana itu dikominikasikan ke pelanggan.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, agar dapat merancang satu studi pengukuran kepuasan pelanggan harus mempertimbangkan hal berikut :
1. Secara konseptual didapat perbedaan konstruksi teoritis antara deteminan kepuasan yang masing-masingnya secara empiris mempunyai kebenaran ilmiah sesuai dengan situasi penelitian. Konsep demikian pada dasarnya menunjukkan bahwa kondisi objek dan lingkungan sosialnya akan menentukan konstruksi yang paling sesuai .
2. Selalu ada kesempatan untuk tidak mengikuti atribut yang digunakan oleh peneliti terdahulu
sepanjang atribut yang diajukan berorientasi kepada pemahaman pelanggan. Atribut ini
tergantung kepada pemahamam responden atas barang dan jasa yang dikonsumsi dan pentingnya
atribut ini kepada responden.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of
Management, http://seam.pascafe.ui.ac.id.
Yuskel, A. And Rimmington, M. 1998. Customer Satisfaction Measurement, Perfomace Account., cornel
University.
Zeithaml, V.A, Bitner, M.J, dan Gremler.D.D. 2006. Service Marketing: Integrating Customer focus
Analisis jurnal 2 (tugas metode riset 2)
Judul : ANALISIS KEPUASAN NASABAH PRIORITAS BERDASARKAN BAURAN PEMASARAN (THE ANAYLISIS OF PRIORITY CUSTOMER SATISFACTION BASED ON THE MARKETING MIX ATTRIBUTE)
Tahun : 17 juni 2009
Pengarang : Johannes , Mulyadi Raf , M. Lukman
TEMA : KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN BANK BCA
Latar Belakang masalah
Masa suram perbankan yang bersamaan dengan terjadinya krisis sejak Tahun 1997 perlahan-lahan
pulih. BCA, salah satu Bank yang diterpa krisis, berangsur-angsur memasuki fase pertumbuhan. Fase ini
juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri perbankan untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk
itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi
ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi (Kaplan dan Norton, 1996).
Menghadapi kondisi pentingnya nasabah, Perbankan mengenali dengan baik nasabah yang potensial yang diharapkan dapat memberi keuntungan sepanjang masa. Untuk itu, produk yang ditawarkan harus mengandung pelayanan (service) sebagai tambahan produk inti atas produk yang dihasilkan. Artinya adapun konsep produk yang dikembangkan tidak akan dapat berhasil tanpa diiringi oleh penambahan jasa.
Dalam kaitan ini, PT.Bank Central Asia,Tbk. mengeluarkan Layanan BCA Prioritas, bentuk
layanan yang diberikan kepada pangsa pasar premium. Segmen nasabah demikian sangat penting bagi
perusahaan, karena dana yang ditanamkan di perusahaan sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi kepuasan nasabah ini sekaligus menjadikannya sebagai bagian daripada
strategi perusahaan . Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Sebagaimana jasa perbankan sesungguhnya tidak berbentuk jasa.
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan Nasabah Prioritas terhadap bauran pemasaran yang diterapkan
BCA.
2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan Nasabah Prioritas berdasarkan
kategori nasabah individu, nasabah pinjaman dan nasabah kemitraan.
Tujuan
Penelitian bertujuan untuk:
1) Mejelaskan tingkat kepuasan Nasabah Prioritas atas pelaksanaan bauran pemasaran di PT.BCA
2) Menjelaskan perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan antarnasabah Prioritas. Sedangkan manfaat penelitian berkontribusi dalam perkayaan khasanah kepuasan pelanggan khususnya terhadap bauran pemasaran
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah nasabah prioritas BCA Cabang Utama Jambi. Dengan menggunakan formula
penentuan sampel (n) dan tingkat kesalahan maksimal 10 persen (e) diperoleh jumlah sampel adalah 78
unit (Cooper, 2003) Adapun pemilihan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling sesuai dengan daftar nasabah, selanjutnya jumlah sampel dialokasikan ke setiap kecamatan secara proporsional.
Analisis Data
Data diolah secara deskriptif, dimana hasil tabulasi kuesioner dimuat dalam analisis pentingnya dan kinerja (Importance-Performance Analysis). Untuk itu variabel diukur dalam skala ordinal yang selanjutnya dikategorikan baik bila nilai rata-rata antara 3,5 sampai dengan 4,5; dan kurang baik bila nilai rata-rata yang diperoleh antara 1,5 sampai dengan 2,5 (Supranto, 2003). Untuk memperoleh kedalaman
analisis, kategori jawaban dimuat dalam satu Diagram Kartesius yang menginformasikan kesesuaian antara apa yang dialami (kinerja atribut pemasaran ) dan pentingnya terhadap nasabah Untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas data, maka digunakan fasilitas SPSS (Cronbach’s Alpha), dengan ketentuan bahwa penelitian dinyatakan valid apabila item pertanyaan untuk variabel nilai korelasinya (r) lebih besar
dari 0,5. Sedangkan instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila koefisien keandalannya (Cronbach’s Alpha) lebih besar dari 0,6 (Sekaran, 2003).
Variabel Penelitian
Variabel penelitian utamanya diturunkan dari 7P dengan indikator sebagai berikut.
1. Produk: Indikatornya adalah besarnya syarat saldo minimal/plafon pinjaman dan jangka waktu kartu
prioritas.
2. Harga: indikatornya pembebasan biaya layanan dan pembebasan biaya penalti
3. Tempat. Indikatornya adalah kemudahan menjangkau ruang pelayanan dan fasilitas yang tersedia untuk melakukan pelayanan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sejarah Bank BCA
NV Perseroan Dagang dan Industri Semarang Limiting Factory yang berdiri Tanggal 10 Agustus 1955 merupakan cikal bakal berdirinya PT. Bank Central Asia,Tbk. Pada Tahun 1957, perseroan ini memperluas usahanya dan merubah salah satu anak perusahaan menjadi NV Bank Central Asia dan resmi beroperasi pada tanggal 21 Februari 1957 dan nama ini yang kemudian menjadi Bank Central Asia.
BCA terus berkembang menjadi bank swasta besar, pada tahun 1977 BCA menyandang predikat sebagai bank devisa sesuai SK Bank Indonesia No. 9/110/KEP/DIR/UD. BCA kemudian terus berkembang dan lingkup operasionalnya juga merambah hingga ke luar negeri dengan membuka kantor perwakilan di Singapura dan Hongkong. Pada dekade 1990-an, BCA juga mengembangkan delivery channel alternatifnya berupa jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kemudian diakui menjadi salah satu penentu
keberhasilannya dalam memenangkan persaingan di industri perbankan.
Kondisi yang harus dikonsentrasikan maknanya adalah bahwa BCA harus konsentrasi karena tingkat kepentingnannya tinggi sementara BCA belum mampu memberikan kinerja yang sesuai.Atribut proses dalam hal ini tingkat kepentingannya tinggi, akan tetapi belum terpenuhi oleh BCA. Proses sesungguhnya merupakan interaksi antara orang dan aturan yang lebih dikenal sebagai (standard operating procedure) yang harus diterapkan. Bilamana nasabah prioritas merasakan bahwa proses belum berkinerja di atas kepentingannya, maka hal yang harus diperhatikan adalah aturan yang digunakan. Apakah aturan tentang mekanisme pelayanan, pengenaan penalty kepada nasabah sudah dilakukan sesuai dengan aturan.
Kondisi yang harus dipertahankan menunjukkan bahwa atribut pemasaran tingkat kepentingannya tinggi dan kinerja BCA dalam hal ini mampu mememnuhinya. Atribut yang termasuk ke dalam hal ini adalah orang, tempat, dan bukti fisik. Selain hal di atas didapat kondisi dengan kepentingan rendah dan tingkat pemenuhan kinerjanya rendah. Secara konseptual kondisi ini tidak menjadi perhatian karena rendahnya tingkat kepentingan kepada nasabah dan belum terpenuhi.
Implikasi Penelitian
Hal penting yang harus diperhatikan dari analisis kepentingan dan kinerja yang dirasakan nasabah bahwa kepuasan terhadap atribut pemasaran bersifat dinamis. Nasabah sesaat diketahui merasa puas, akan tetapi akan dapat berbeda pada masa yang akan datang. Wahyuningsih (2007) menjelaskan adanya perbedaan perilaku nasabah yang merasa puas terhadap pencarian informasi, artinya pelanggan yang tidak
puas akan selalu mencari informasi yang dibutuhkan guna memperoleh sesuatu yang dapat menciptakan kepuasannya. Selanjutnya, dari presfektif manajerial persoalannya adalah bagaimana mengelola kepuasan menjadi modal untuk program loyalitas BCA. Untuk kepentingan manajemen Barley (2006) menjelaskan akan pentingnya pengelolaan kepuasan sebagai bagian dari komitmen manajemen sehingga seluruh lapisan manajemen komitment terhadap penciptaan kepuasan.
Mencatat penjelasan lanjutan tentang pengelolaan kepuasan, dibutuhkan informasi tuntas tentang kesenjangan yang terjadi dalam pelayanan sehingga bisa diidentifikasi penyebabnya. Dengan demikian akan diperoleh tindakan manajerial yang efektif guna
membangun kepuasan pelanggan. Kegiatan demikian dapat dilakukan menjadi kegiatan survey yang sifatnya dalam kurun waktu tertentu ataupun kegiatan rutin, merupakan kegiatan satu devisi di BCA.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian atas tiga jenis Nasabah dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Nasabah telah merasa puas akan penerapan bauran pemasaran pada atribut Product,
Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence.
b. Penerapan Price khususnya pembebanan biaya penalti belum cukup memuaskan nasabah,
sehingga perlu konsentrasi untuk perbaikan pada penerapan variabel tersebut.
Saran
1. Untuk meningkatkan kepuasan para Nasabah Prioritasnya, maka BCA perlu untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan variabel-variabel bauran pemasaran yang sudah
dinilai baik oleh nasabah yaitu: People, Place dan Physical Evidence agar perbaikan variabel bauran pemasaran yang lainnya tidak menggeser atau menurunkan tingkat kepuasan nasabah atas variabel tersebut. Peningkatan ini utamanya dilakukan oleh pegawai yang berhubungan langsung dengan pelanggan prioritas dimana interaksi dan proses sangat menentukan kualitas pelayanan.
2. Memperbaiki dan terus mengembangkan pelayanan kepada Nasabah Prioritas agar lebih
memenuhi harapan nasabah, dengan meningkatkan sistem informasi pemasaran khususnya
marketing intelegen. Dimana proses pelayanan dapat dijadikan dasar membangun
keunggulan BCA atas pesaingnya.
DAFTAR PUSTAKA
Parker, C dan Mathews B.P. (2001). Marketing Intelligence & Planning, MCB University Press. Hal 38-44.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT.Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pa
Tahun : 17 juni 2009
Pengarang : Johannes , Mulyadi Raf , M. Lukman
TEMA : KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN BANK BCA
Latar Belakang masalah
Masa suram perbankan yang bersamaan dengan terjadinya krisis sejak Tahun 1997 perlahan-lahan
pulih. BCA, salah satu Bank yang diterpa krisis, berangsur-angsur memasuki fase pertumbuhan. Fase ini
juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri perbankan untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk
itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi
ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi (Kaplan dan Norton, 1996).
Menghadapi kondisi pentingnya nasabah, Perbankan mengenali dengan baik nasabah yang potensial yang diharapkan dapat memberi keuntungan sepanjang masa. Untuk itu, produk yang ditawarkan harus mengandung pelayanan (service) sebagai tambahan produk inti atas produk yang dihasilkan. Artinya adapun konsep produk yang dikembangkan tidak akan dapat berhasil tanpa diiringi oleh penambahan jasa.
Dalam kaitan ini, PT.Bank Central Asia,Tbk. mengeluarkan Layanan BCA Prioritas, bentuk
layanan yang diberikan kepada pangsa pasar premium. Segmen nasabah demikian sangat penting bagi
perusahaan, karena dana yang ditanamkan di perusahaan sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi kepuasan nasabah ini sekaligus menjadikannya sebagai bagian daripada
strategi perusahaan . Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Sebagaimana jasa perbankan sesungguhnya tidak berbentuk jasa.
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan Nasabah Prioritas terhadap bauran pemasaran yang diterapkan
BCA.
2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan Nasabah Prioritas berdasarkan
kategori nasabah individu, nasabah pinjaman dan nasabah kemitraan.
Tujuan
Penelitian bertujuan untuk:
1) Mejelaskan tingkat kepuasan Nasabah Prioritas atas pelaksanaan bauran pemasaran di PT.BCA
2) Menjelaskan perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan antarnasabah Prioritas. Sedangkan manfaat penelitian berkontribusi dalam perkayaan khasanah kepuasan pelanggan khususnya terhadap bauran pemasaran
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah nasabah prioritas BCA Cabang Utama Jambi. Dengan menggunakan formula
penentuan sampel (n) dan tingkat kesalahan maksimal 10 persen (e) diperoleh jumlah sampel adalah 78
unit (Cooper, 2003) Adapun pemilihan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling sesuai dengan daftar nasabah, selanjutnya jumlah sampel dialokasikan ke setiap kecamatan secara proporsional.
Analisis Data
Data diolah secara deskriptif, dimana hasil tabulasi kuesioner dimuat dalam analisis pentingnya dan kinerja (Importance-Performance Analysis). Untuk itu variabel diukur dalam skala ordinal yang selanjutnya dikategorikan baik bila nilai rata-rata antara 3,5 sampai dengan 4,5; dan kurang baik bila nilai rata-rata yang diperoleh antara 1,5 sampai dengan 2,5 (Supranto, 2003). Untuk memperoleh kedalaman
analisis, kategori jawaban dimuat dalam satu Diagram Kartesius yang menginformasikan kesesuaian antara apa yang dialami (kinerja atribut pemasaran ) dan pentingnya terhadap nasabah Untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas data, maka digunakan fasilitas SPSS (Cronbach’s Alpha), dengan ketentuan bahwa penelitian dinyatakan valid apabila item pertanyaan untuk variabel nilai korelasinya (r) lebih besar
dari 0,5. Sedangkan instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila koefisien keandalannya (Cronbach’s Alpha) lebih besar dari 0,6 (Sekaran, 2003).
Variabel Penelitian
Variabel penelitian utamanya diturunkan dari 7P dengan indikator sebagai berikut.
1. Produk: Indikatornya adalah besarnya syarat saldo minimal/plafon pinjaman dan jangka waktu kartu
prioritas.
2. Harga: indikatornya pembebasan biaya layanan dan pembebasan biaya penalti
3. Tempat. Indikatornya adalah kemudahan menjangkau ruang pelayanan dan fasilitas yang tersedia untuk melakukan pelayanan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sejarah Bank BCA
NV Perseroan Dagang dan Industri Semarang Limiting Factory yang berdiri Tanggal 10 Agustus 1955 merupakan cikal bakal berdirinya PT. Bank Central Asia,Tbk. Pada Tahun 1957, perseroan ini memperluas usahanya dan merubah salah satu anak perusahaan menjadi NV Bank Central Asia dan resmi beroperasi pada tanggal 21 Februari 1957 dan nama ini yang kemudian menjadi Bank Central Asia.
BCA terus berkembang menjadi bank swasta besar, pada tahun 1977 BCA menyandang predikat sebagai bank devisa sesuai SK Bank Indonesia No. 9/110/KEP/DIR/UD. BCA kemudian terus berkembang dan lingkup operasionalnya juga merambah hingga ke luar negeri dengan membuka kantor perwakilan di Singapura dan Hongkong. Pada dekade 1990-an, BCA juga mengembangkan delivery channel alternatifnya berupa jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang kemudian diakui menjadi salah satu penentu
keberhasilannya dalam memenangkan persaingan di industri perbankan.
Kondisi yang harus dikonsentrasikan maknanya adalah bahwa BCA harus konsentrasi karena tingkat kepentingnannya tinggi sementara BCA belum mampu memberikan kinerja yang sesuai.Atribut proses dalam hal ini tingkat kepentingannya tinggi, akan tetapi belum terpenuhi oleh BCA. Proses sesungguhnya merupakan interaksi antara orang dan aturan yang lebih dikenal sebagai (standard operating procedure) yang harus diterapkan. Bilamana nasabah prioritas merasakan bahwa proses belum berkinerja di atas kepentingannya, maka hal yang harus diperhatikan adalah aturan yang digunakan. Apakah aturan tentang mekanisme pelayanan, pengenaan penalty kepada nasabah sudah dilakukan sesuai dengan aturan.
Kondisi yang harus dipertahankan menunjukkan bahwa atribut pemasaran tingkat kepentingannya tinggi dan kinerja BCA dalam hal ini mampu mememnuhinya. Atribut yang termasuk ke dalam hal ini adalah orang, tempat, dan bukti fisik. Selain hal di atas didapat kondisi dengan kepentingan rendah dan tingkat pemenuhan kinerjanya rendah. Secara konseptual kondisi ini tidak menjadi perhatian karena rendahnya tingkat kepentingan kepada nasabah dan belum terpenuhi.
Implikasi Penelitian
Hal penting yang harus diperhatikan dari analisis kepentingan dan kinerja yang dirasakan nasabah bahwa kepuasan terhadap atribut pemasaran bersifat dinamis. Nasabah sesaat diketahui merasa puas, akan tetapi akan dapat berbeda pada masa yang akan datang. Wahyuningsih (2007) menjelaskan adanya perbedaan perilaku nasabah yang merasa puas terhadap pencarian informasi, artinya pelanggan yang tidak
puas akan selalu mencari informasi yang dibutuhkan guna memperoleh sesuatu yang dapat menciptakan kepuasannya. Selanjutnya, dari presfektif manajerial persoalannya adalah bagaimana mengelola kepuasan menjadi modal untuk program loyalitas BCA. Untuk kepentingan manajemen Barley (2006) menjelaskan akan pentingnya pengelolaan kepuasan sebagai bagian dari komitmen manajemen sehingga seluruh lapisan manajemen komitment terhadap penciptaan kepuasan.
Mencatat penjelasan lanjutan tentang pengelolaan kepuasan, dibutuhkan informasi tuntas tentang kesenjangan yang terjadi dalam pelayanan sehingga bisa diidentifikasi penyebabnya. Dengan demikian akan diperoleh tindakan manajerial yang efektif guna
membangun kepuasan pelanggan. Kegiatan demikian dapat dilakukan menjadi kegiatan survey yang sifatnya dalam kurun waktu tertentu ataupun kegiatan rutin, merupakan kegiatan satu devisi di BCA.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian atas tiga jenis Nasabah dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Nasabah telah merasa puas akan penerapan bauran pemasaran pada atribut Product,
Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence.
b. Penerapan Price khususnya pembebanan biaya penalti belum cukup memuaskan nasabah,
sehingga perlu konsentrasi untuk perbaikan pada penerapan variabel tersebut.
Saran
1. Untuk meningkatkan kepuasan para Nasabah Prioritasnya, maka BCA perlu untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan variabel-variabel bauran pemasaran yang sudah
dinilai baik oleh nasabah yaitu: People, Place dan Physical Evidence agar perbaikan variabel bauran pemasaran yang lainnya tidak menggeser atau menurunkan tingkat kepuasan nasabah atas variabel tersebut. Peningkatan ini utamanya dilakukan oleh pegawai yang berhubungan langsung dengan pelanggan prioritas dimana interaksi dan proses sangat menentukan kualitas pelayanan.
2. Memperbaiki dan terus mengembangkan pelayanan kepada Nasabah Prioritas agar lebih
memenuhi harapan nasabah, dengan meningkatkan sistem informasi pemasaran khususnya
marketing intelegen. Dimana proses pelayanan dapat dijadikan dasar membangun
keunggulan BCA atas pesaingnya.
DAFTAR PUSTAKA
Parker, C dan Mathews B.P. (2001). Marketing Intelligence & Planning, MCB University Press. Hal 38-44.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT.Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pa
Analisis jurnal 1 ( tugas metode riset 2 )
Judul : PENGARUH BESARAN GAJI TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN ( MAJOR INFLUENCE ON THE SATISFACTION OF THE COMPANY’S EMPLOYEES SALARIES )
Tahun : -
Pengarang : Erida
Tema : KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN “A” ( Company employees satisfaction )
1.1. Latar Belakang masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu
perusahan disamping sumber daya yang lain . Misalnya modal, material, mesin,sehingga menjadi bermanfaat . Tanpa adanya sumber daya manusia , perusahaan tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya teknologi dan sumber daya lain nya untuk mendukung kinerja perusahaan.. Hal ini karena manusia lah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam
perusahaan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut salah satunya adalah kepuasan kerja para karyawan.
Bekerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material, seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya.
Dalam hal kesejahteraan karyawan, PT.A telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalanya dengan memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan system rotasi dan mutasi yang baik antar
bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam kenyatannya masih timbul
ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demonstrasi karyawan dengan salah satu
tuntutannya adalah perbaikan sistem pemberian upah/gaji. Berdasarkan pemikiran inilah, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konpensasi dan karateristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan PT A di Palembang
1.2 Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1. Apakah variabel-variabel yang ada dalam kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan ?
2. Variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan manakah yang merupakan variabel
paling dominan dalam menentukan kepuasan kerja karyawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit produksi PT.A
secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah karateristik pekerjaan diunit produksi PT.A secara parsial
maupun simultan mepengaruhi kepuasan kerja karyawan?
3. Untuk mengetahui variabel- variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominan.
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas, dimana penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi yang diberikan perusahan dan karakteristik
yang ditetapakan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan diunit Produksi PT.A Palembang. Sedangkan Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan diUnit Produksi PT. A
Palembang, baik yang menduduki jabatan struktural maupun fungsional dan level pimpinan/
Staf samapai dengan pelaksana / non staf.
Kelompok Jumlah
-Pimpinan /Staf 491 orang
-Pelaksana 734 orang
Jumlah Karyawan 1.225 orang
Ukuran dari sampel yang akan dijadikan obyek penelitian ditentukan dengan pendekatan rumusan Slovin dengan persentase sampling error yang ditolerir 10 %.
Rumusan Slovin adalah sebagai berikut :
n = N / 1 + N. e2
n = Ukuran sampel
e = Sampling error yang ditolerir atau diinginkan
N = Ukuran populasi
Berdasarkan pendekatan tersebut ,maka jumlah sampel ditetapkan sebanyak 93 ( 37
karyawan staf dan 56 karyawan non staf) karyawan. Sedangkan jumlah sampel pada masing masing kelompok ditetapkan proposional sesuai dengan jumlah karyawan pada masing- masing kelompok (sub populasi).
3.3. Variabel Penelitian.
Berdasarkan penjelasan- penjelasan diatas , terdapat 2 variabel yang termasuk dalam
penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen meliputi :
1. Kompensasi terdiri dari :
a. Kompensasi finansial (X1), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang gaji, upah, bonus dan Tunjangan.
b. Kompensasi non finansial (X2), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
non-finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang promosi jabatan dan penghargaan
3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisi butiran-butiran pertanyaan yang berkaitan dengan indikator-indikator yang ada pada variabel-variabel. Selain itu juga dilakukan studi dokumen, laporan dan data tertulis lainnya.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian sebagaian besar adalah data primer
serta beberapa data sekunder. Data primer yang merupakan data utama yang akan digunakan untuk analissis, diperoleh langsung dengan menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh oleh responden yang dituju ( target subject). Sedangkan data sekunder lainnya yang ada di unit Produksi PT. A Palembang
IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Reliabilitas
Data yang diperoleh telah terlebih dahulu diuji dengan uji Reliabilitas.
Hasil Pengujian data-data tersebut memperhatikan bahwa kesempatan penelitian adalah valid dan reliabel seperti disajikan pada data berikut :
Tabel.4.1. Hasil Uji Reliabilitas
No Kode Variabel Hasil Pengukuran(x) Reliabilitas
1. Kompensasi finansial 0,7519 Reliabel
2. Kompensasi non finansial 0,7984 Reliabel
3. Otonomi 0,7321 Reliabel
4. variasi pekerjaan 0,8343 Reliabel
5. Identitas Tugas 0,8109 Reliabel
6. Signifikansi tugas 0,7964 Reliabel
7. Umpan balik 0,7919 Reliabel
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Variabel-variabel Kompensasi financial, kompensasi non-finansial, otonomi, variasi
pekerjaan, identitas tugas, signifikansi tugas dan umpan balik, secara bersama-sama/
serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Kesimpulan ini
didasarkan pada hasil analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi linier berganda pada tingkat kemaknaan p=0,000 (p<0,05), F hitung = 7,230 yang lebih besar dari F tabel (2,703) dan nilai koefisien korelasi secara keseluruhan (R) sebesar 0,611 atau 61,1%, yang menunjukkan bahwa kompensasi dan karakteristik pekerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
2. Koefisien determinasi (Adj R2)= 0,322, menunjukkan bahwa variabel kompensasi dan
karakteristik pekerjaan hanya mampu menjelaskan variabel terikat kepuasan kerja karyawan sebesar 32,2%. Ini berarti bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Unit Produksi PT. A sebesar 67,8%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka terdapat beberapa hal yang dapat
disarankan antara lain:
1. Dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan unit produksi PT. A, maka
manajemen unit produksi PT. A harus benar-benar memperhatikan variabel-variabel
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan penelitian secara berkala, sehingga dengan demikian
perusahaan dapat dengan cepat mengantisipasi dan memperbaiki factor-faktor yang
diketahui sebagai penyebab penurunan kepuasan kerja karyawan unit produksi.
2. Variabel otonomi dan umpan balik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. Bredasarkan hal tersebut, maka
manajemen unit produksi PT. A perlu lebih memberikan keleluasaan / kebebasan
kepada para karyawan dalam hal merencanakan dan mengendalikan sendiri
pelaksanaan tugasnya, sepanjang sesuai dengan uraian dan spesifikasi pekerjaan
yang dibebankan kepadanya serta tujuan perusahaan tercapai. Selain itu manajemen
unit produksi PT. A, Khususnya para pemimpin, juga perlu lebih memberikan umpan
balik terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah selesai dilakukan. Hal ini dapat
berupa bimbingan, petunjuk, pengarahan, perhatian, tanggapan dan mungkin juga
pujian terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto (1998). Prosedur Penelitian. Cetakan kesebelas, penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
As’ad, Moh. (1998). Psikologi Industri. Edisi kelima, liberty, Yogyakarta.
Davis, K. & Newstrom, J.W. (1996). Perilaku dalam organisasi. Ahli bahasa Agus Dharma, Edisi
kedua, jilid -1, Erlangga, Jakarta.
Dessler, G. (2000). Human Resource Management. Eighth Edition, Prentice Hall International
Inc., USA.
Gomolski, B.C. (1998). Technies Want More Than Pay. Journal of Computerworld, 11, 49-50.
Tahun : -
Pengarang : Erida
Tema : KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN “A” ( Company employees satisfaction )
1.1. Latar Belakang masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu
perusahan disamping sumber daya yang lain . Misalnya modal, material, mesin,sehingga menjadi bermanfaat . Tanpa adanya sumber daya manusia , perusahaan tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya teknologi dan sumber daya lain nya untuk mendukung kinerja perusahaan.. Hal ini karena manusia lah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam
perusahaan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut salah satunya adalah kepuasan kerja para karyawan.
Bekerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material, seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya.
Dalam hal kesejahteraan karyawan, PT.A telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalanya dengan memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan system rotasi dan mutasi yang baik antar
bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam kenyatannya masih timbul
ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demonstrasi karyawan dengan salah satu
tuntutannya adalah perbaikan sistem pemberian upah/gaji. Berdasarkan pemikiran inilah, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konpensasi dan karateristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan PT A di Palembang
1.2 Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1. Apakah variabel-variabel yang ada dalam kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan ?
2. Variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan manakah yang merupakan variabel
paling dominan dalam menentukan kepuasan kerja karyawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit produksi PT.A
secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah karateristik pekerjaan diunit produksi PT.A secara parsial
maupun simultan mepengaruhi kepuasan kerja karyawan?
3. Untuk mengetahui variabel- variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominan.
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas, dimana penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi yang diberikan perusahan dan karakteristik
yang ditetapakan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan diunit Produksi PT.A Palembang. Sedangkan Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan diUnit Produksi PT. A
Palembang, baik yang menduduki jabatan struktural maupun fungsional dan level pimpinan/
Staf samapai dengan pelaksana / non staf.
Kelompok Jumlah
-Pimpinan /Staf 491 orang
-Pelaksana 734 orang
Jumlah Karyawan 1.225 orang
Ukuran dari sampel yang akan dijadikan obyek penelitian ditentukan dengan pendekatan rumusan Slovin dengan persentase sampling error yang ditolerir 10 %.
Rumusan Slovin adalah sebagai berikut :
n = N / 1 + N. e2
n = Ukuran sampel
e = Sampling error yang ditolerir atau diinginkan
N = Ukuran populasi
Berdasarkan pendekatan tersebut ,maka jumlah sampel ditetapkan sebanyak 93 ( 37
karyawan staf dan 56 karyawan non staf) karyawan. Sedangkan jumlah sampel pada masing masing kelompok ditetapkan proposional sesuai dengan jumlah karyawan pada masing- masing kelompok (sub populasi).
3.3. Variabel Penelitian.
Berdasarkan penjelasan- penjelasan diatas , terdapat 2 variabel yang termasuk dalam
penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen meliputi :
1. Kompensasi terdiri dari :
a. Kompensasi finansial (X1), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang gaji, upah, bonus dan Tunjangan.
b. Kompensasi non finansial (X2), yaitu kompensasi yang diterima karyawan dalam bentuk
non-finansial, dengan indikator persepsi karyawan tentang promosi jabatan dan penghargaan
3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisi butiran-butiran pertanyaan yang berkaitan dengan indikator-indikator yang ada pada variabel-variabel. Selain itu juga dilakukan studi dokumen, laporan dan data tertulis lainnya.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian sebagaian besar adalah data primer
serta beberapa data sekunder. Data primer yang merupakan data utama yang akan digunakan untuk analissis, diperoleh langsung dengan menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh oleh responden yang dituju ( target subject). Sedangkan data sekunder lainnya yang ada di unit Produksi PT. A Palembang
IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Reliabilitas
Data yang diperoleh telah terlebih dahulu diuji dengan uji Reliabilitas.
Hasil Pengujian data-data tersebut memperhatikan bahwa kesempatan penelitian adalah valid dan reliabel seperti disajikan pada data berikut :
Tabel.4.1. Hasil Uji Reliabilitas
No Kode Variabel Hasil Pengukuran(x) Reliabilitas
1. Kompensasi finansial 0,7519 Reliabel
2. Kompensasi non finansial 0,7984 Reliabel
3. Otonomi 0,7321 Reliabel
4. variasi pekerjaan 0,8343 Reliabel
5. Identitas Tugas 0,8109 Reliabel
6. Signifikansi tugas 0,7964 Reliabel
7. Umpan balik 0,7919 Reliabel
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Variabel-variabel Kompensasi financial, kompensasi non-finansial, otonomi, variasi
pekerjaan, identitas tugas, signifikansi tugas dan umpan balik, secara bersama-sama/
serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Kesimpulan ini
didasarkan pada hasil analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi linier berganda pada tingkat kemaknaan p=0,000 (p<0,05), F hitung = 7,230 yang lebih besar dari F tabel (2,703) dan nilai koefisien korelasi secara keseluruhan (R) sebesar 0,611 atau 61,1%, yang menunjukkan bahwa kompensasi dan karakteristik pekerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.
2. Koefisien determinasi (Adj R2)= 0,322, menunjukkan bahwa variabel kompensasi dan
karakteristik pekerjaan hanya mampu menjelaskan variabel terikat kepuasan kerja karyawan sebesar 32,2%. Ini berarti bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Unit Produksi PT. A sebesar 67,8%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka terdapat beberapa hal yang dapat
disarankan antara lain:
1. Dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan unit produksi PT. A, maka
manajemen unit produksi PT. A harus benar-benar memperhatikan variabel-variabel
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan penelitian secara berkala, sehingga dengan demikian
perusahaan dapat dengan cepat mengantisipasi dan memperbaiki factor-faktor yang
diketahui sebagai penyebab penurunan kepuasan kerja karyawan unit produksi.
2. Variabel otonomi dan umpan balik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan di unit produksi PT. A. Bredasarkan hal tersebut, maka
manajemen unit produksi PT. A perlu lebih memberikan keleluasaan / kebebasan
kepada para karyawan dalam hal merencanakan dan mengendalikan sendiri
pelaksanaan tugasnya, sepanjang sesuai dengan uraian dan spesifikasi pekerjaan
yang dibebankan kepadanya serta tujuan perusahaan tercapai. Selain itu manajemen
unit produksi PT. A, Khususnya para pemimpin, juga perlu lebih memberikan umpan
balik terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah selesai dilakukan. Hal ini dapat
berupa bimbingan, petunjuk, pengarahan, perhatian, tanggapan dan mungkin juga
pujian terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto (1998). Prosedur Penelitian. Cetakan kesebelas, penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
As’ad, Moh. (1998). Psikologi Industri. Edisi kelima, liberty, Yogyakarta.
Davis, K. & Newstrom, J.W. (1996). Perilaku dalam organisasi. Ahli bahasa Agus Dharma, Edisi
kedua, jilid -1, Erlangga, Jakarta.
Dessler, G. (2000). Human Resource Management. Eighth Edition, Prentice Hall International
Inc., USA.
Gomolski, B.C. (1998). Technies Want More Than Pay. Journal of Computerworld, 11, 49-50.
Jumat, 23 September 2011
analisis jurnal ke-4 buatan aditya rian ramadhan
1.1 Judul : KUALITAS LAYANAN , KEPUASAN , KEPERCAYAAN , KESETIAAN PADA PT “KAI” MENURUT PENILAIAN PELANGGAN KRL . ( SERVICE QUALITY , SATISFACTION , TRUST , FIDELITY , to The PT “KAI” ACCORDING to CUSTOMER KRL )
Tahun : 20 september 2011
Pengarang : Mr. Aditya Rian Ramadhan
Tema : Pengaruh pelayanan PT KAI terhadap jumlah pelanggan kereta KRL ( influence of PT KAI service to total customer train KRL )
1.2 Latar belakang masalah :
Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi tertua di dunia (Wikipedia, 2008), memiliki berbagai keunggulan komparatif dan kompetetif, hemat lahan dan energi, rendah polusi, bersifat masal, dan juga adaptif dengan perubahan teknologi(www.kereta-api.com).
Industri perkeretaapian saat ini dikelola sepenuhnya oleh negara sebagai sebuah perusahaan layanan publik dengan nama PT. Kereta Api Indonesia yang disingkat dengan PT. KAI (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian Bab 3 Pasal 4). Sehingga PT. KAI memiliki tanggung jawab melayani kebutuhan transportasi seluruh lapisan masyarakat dengan produk dan layanan dan biaya yang terjangkau. Saat ini PT KAI mempunyai KRL sebagai terobosan untuk mengurai kemacetan di ibukota . KRL memiliki daya angkut hingga 200 orang / gerbong , dan waktu tembuh nya pun relative singkat , serta harga nya pun murah. Hal inilah yang menjadikan KRL diminati sebagai moda transportasi massal.
1.3 Perumusan masalah
1. Seberapa besar kepuasan masyarakat terhadap KRL
2. Peningkatan pelayanan yang diberikan PT KAI untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.
1.4 Tujuan
1. Menjelaskan tingkat kepuasan masyarakat terhadap KRL dan PT KAI
2. Mengetahui pelayanan seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
WWW.KERETA-API.COM
WWW.GOOGLE.COM
Tahun : 20 september 2011
Pengarang : Mr. Aditya Rian Ramadhan
Tema : Pengaruh pelayanan PT KAI terhadap jumlah pelanggan kereta KRL ( influence of PT KAI service to total customer train KRL )
1.2 Latar belakang masalah :
Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi tertua di dunia (Wikipedia, 2008), memiliki berbagai keunggulan komparatif dan kompetetif, hemat lahan dan energi, rendah polusi, bersifat masal, dan juga adaptif dengan perubahan teknologi(www.kereta-api.com).
Industri perkeretaapian saat ini dikelola sepenuhnya oleh negara sebagai sebuah perusahaan layanan publik dengan nama PT. Kereta Api Indonesia yang disingkat dengan PT. KAI (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian Bab 3 Pasal 4). Sehingga PT. KAI memiliki tanggung jawab melayani kebutuhan transportasi seluruh lapisan masyarakat dengan produk dan layanan dan biaya yang terjangkau. Saat ini PT KAI mempunyai KRL sebagai terobosan untuk mengurai kemacetan di ibukota . KRL memiliki daya angkut hingga 200 orang / gerbong , dan waktu tembuh nya pun relative singkat , serta harga nya pun murah. Hal inilah yang menjadikan KRL diminati sebagai moda transportasi massal.
1.3 Perumusan masalah
1. Seberapa besar kepuasan masyarakat terhadap KRL
2. Peningkatan pelayanan yang diberikan PT KAI untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.
1.4 Tujuan
1. Menjelaskan tingkat kepuasan masyarakat terhadap KRL dan PT KAI
2. Mengetahui pelayanan seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
WWW.KERETA-API.COM
WWW.GOOGLE.COM
Analisis jurnal 3
Judul : KEPUASAN PELANGGAN: RIVIU DAN PENGEMBANGANNYA DALAM MELAKUKAN
PENELITIAN. ( CUSTOMER SATISFACTION: RIVIEW AND ITS DEVELOPMENT IN DOING RESEARCH).
Tahun : 1 juli 2009
Pengarang : Johannes
Tema : Kepuasan terhadap hasil penelitian
Latar Belakang masalah:
Kepuasan adalah hal yang umum diucapkan, didiskusikan dan dipublikasikan. Mulanya konsep kepuasan dekat dengan kegiatan pemasaran karena adanya orientasi pemasaran terhadap kebutuhan pelanggan. Sekarang, konsep kepuasan telah merasuk ke seluruh jajaran organisasi karena keyakinan bahwa tanpa dapat membangun kepuasan pelanggan niscaya satu organisasi dapat bertahan dan berkembang. Sehingga diyakini bahwa seluruh bagian dalam organisasi mempunyai misi memberikan kepuasan terbaik kepada pelanggan internal maupun eksternal.
Kepuasan tidak saja sebagai tujuan organisasi, akan tetapi juga menjadi strategi (instrumen)perusahaan. Sebagai strategi, kepuasan berkaitan dengan penyusunan konsep, metode, dan evaluasi untuk dapat memenangkan persaingan. Selanjutnya diyakini adanya hubungan terpola bersifat positif antara kepuasan dengan berbagai hal yaitu word of mouth, menahan pelanggan, loyalitas, dll. Pelanggan yang memperoleh tingkat kepuasan tinggi diyakini akan menjadi pelanggan yang loyal, dan pelanggan loyal tidak akan berpindah sehingga memungkinkan perusahaan memperoleh laba sepanjang masa.
Perumusan Masalah :
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1.Bagaimanakah kepuasan penulis dan pembaca terhadap penelitian yang dihasilkan.
2.Apakah ada kesamaan factor antara kepuasan penulis dan pembaca .
Tujuan Penulisan
a)Menjelaskan perkembangan konsep kepuasan pelanggan terkini secara akademis dalam melakukan penelitian.
b)Menjelaskan pengelolaan kepuasan sebagai bagian strategi perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of
Management, http://seam.pascafe.ui.ac.id.
Yuskel, A. And Rimmington, M. 1998. Customer Satisfaction Measurement, Perfomace Account., cornel
University.
Zeithaml, V.A, Bitner, M.J, dan Gremler.D.D. 2006. Service Marketing: Integrating Customer focus
PENELITIAN. ( CUSTOMER SATISFACTION: RIVIEW AND ITS DEVELOPMENT IN DOING RESEARCH).
Tahun : 1 juli 2009
Pengarang : Johannes
Tema : Kepuasan terhadap hasil penelitian
Latar Belakang masalah:
Kepuasan adalah hal yang umum diucapkan, didiskusikan dan dipublikasikan. Mulanya konsep kepuasan dekat dengan kegiatan pemasaran karena adanya orientasi pemasaran terhadap kebutuhan pelanggan. Sekarang, konsep kepuasan telah merasuk ke seluruh jajaran organisasi karena keyakinan bahwa tanpa dapat membangun kepuasan pelanggan niscaya satu organisasi dapat bertahan dan berkembang. Sehingga diyakini bahwa seluruh bagian dalam organisasi mempunyai misi memberikan kepuasan terbaik kepada pelanggan internal maupun eksternal.
Kepuasan tidak saja sebagai tujuan organisasi, akan tetapi juga menjadi strategi (instrumen)perusahaan. Sebagai strategi, kepuasan berkaitan dengan penyusunan konsep, metode, dan evaluasi untuk dapat memenangkan persaingan. Selanjutnya diyakini adanya hubungan terpola bersifat positif antara kepuasan dengan berbagai hal yaitu word of mouth, menahan pelanggan, loyalitas, dll. Pelanggan yang memperoleh tingkat kepuasan tinggi diyakini akan menjadi pelanggan yang loyal, dan pelanggan loyal tidak akan berpindah sehingga memungkinkan perusahaan memperoleh laba sepanjang masa.
Perumusan Masalah :
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1.Bagaimanakah kepuasan penulis dan pembaca terhadap penelitian yang dihasilkan.
2.Apakah ada kesamaan factor antara kepuasan penulis dan pembaca .
Tujuan Penulisan
a)Menjelaskan perkembangan konsep kepuasan pelanggan terkini secara akademis dalam melakukan penelitian.
b)Menjelaskan pengelolaan kepuasan sebagai bagian strategi perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of
Management, http://seam.pascafe.ui.ac.id.
Yuskel, A. And Rimmington, M. 1998. Customer Satisfaction Measurement, Perfomace Account., cornel
University.
Zeithaml, V.A, Bitner, M.J, dan Gremler.D.D. 2006. Service Marketing: Integrating Customer focus
analisis jurnal 2
Judul : ANALISIS KEPUASAN NASABAH PRIORITAS BERDASARKAN BAURAN PEMASARAN (THE ANAYLISIS OF PRIORITY CUSTOMER SATISFACTION BASED ON THE MARKETING MIX ATTRIBUTE)
Tahun : 17 juni 2009
Pengarang : Johannes , Mulyadi Raf , M. Lukman
TEMA : KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN BANK BCA
Latar Belakang masalah
Masa suram perbankan yang bersamaan dengan terjadinya krisis sejak Tahun 1997 perlahan-lahan
pulih. BCA, salah satu Bank yang diterpa krisis, berangsur-angsur memasuki fase pertumbuhan. Fase ini
juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri perbankan untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk
itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi
ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi (Kaplan dan Norton, 1996).
Menghadapi kondisi pentingnya nasabah, Perbankan mengenali dengan baik nasabah yang potensial yang diharapkan dapat memberi keuntungan sepanjang masa. Untuk itu, produk yang ditawarkan harus mengandung pelayanan (service) sebagai tambahan produk inti atas produk yang dihasilkan. Artinya adapun konsep produk yang dikembangkan tidak akan dapat berhasil tanpa diiringi oleh penambahan jasa.
Dalam kaitan ini, PT.Bank Central Asia,Tbk. mengeluarkan Layanan BCA Prioritas, bentuk
layanan yang diberikan kepada pangsa pasar premium. Segmen nasabah demikian sangat penting bagi
perusahaan, karena dana yang ditanamkan di perusahaan sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi kepuasan nasabah ini sekaligus menjadikannya sebagai bagian daripada
strategi perusahaan . Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Sebagaimana jasa perbankan sesungguhnya tidak berbentuk jasa.
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan Nasabah Prioritas terhadap bauran pemasaran yang diterapkan
BCA.
2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan Nasabah Prioritas berdasarkan
kategori nasabah individu, nasabah pinjaman dan nasabah kemitraan.
Tujuan
Penelitian bertujuan untuk:
1) Mejelaskan tingkat kepuasan Nasabah Prioritas atas pelaksanaan bauran pemasaran di PT.BCA
2) Menjelaskan perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan antarnasabah Prioritas. Sedangkan manfaat penelitian berkontribusi dalam perkayaan khasanah kepuasan pelanggan khususnya terhadap bauran pemasaran
DAFTAR PUSTAKA
Parker, C dan Mathews B.P. (2001). Marketing Intelligence & Planning, MCB University Press. Hal 38-44.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT.Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pa
Tahun : 17 juni 2009
Pengarang : Johannes , Mulyadi Raf , M. Lukman
TEMA : KEPUASAN NASABAH TERHADAP PELAYANAN BANK BCA
Latar Belakang masalah
Masa suram perbankan yang bersamaan dengan terjadinya krisis sejak Tahun 1997 perlahan-lahan
pulih. BCA, salah satu Bank yang diterpa krisis, berangsur-angsur memasuki fase pertumbuhan. Fase ini
juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri perbankan untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk
itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi
ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi (Kaplan dan Norton, 1996).
Menghadapi kondisi pentingnya nasabah, Perbankan mengenali dengan baik nasabah yang potensial yang diharapkan dapat memberi keuntungan sepanjang masa. Untuk itu, produk yang ditawarkan harus mengandung pelayanan (service) sebagai tambahan produk inti atas produk yang dihasilkan. Artinya adapun konsep produk yang dikembangkan tidak akan dapat berhasil tanpa diiringi oleh penambahan jasa.
Dalam kaitan ini, PT.Bank Central Asia,Tbk. mengeluarkan Layanan BCA Prioritas, bentuk
layanan yang diberikan kepada pangsa pasar premium. Segmen nasabah demikian sangat penting bagi
perusahaan, karena dana yang ditanamkan di perusahaan sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi kepuasan nasabah ini sekaligus menjadikannya sebagai bagian daripada
strategi perusahaan . Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Sebagaimana jasa perbankan sesungguhnya tidak berbentuk jasa.
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan Nasabah Prioritas terhadap bauran pemasaran yang diterapkan
BCA.
2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan Nasabah Prioritas berdasarkan
kategori nasabah individu, nasabah pinjaman dan nasabah kemitraan.
Tujuan
Penelitian bertujuan untuk:
1) Mejelaskan tingkat kepuasan Nasabah Prioritas atas pelaksanaan bauran pemasaran di PT.BCA
2) Menjelaskan perbedaan tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan antarnasabah Prioritas. Sedangkan manfaat penelitian berkontribusi dalam perkayaan khasanah kepuasan pelanggan khususnya terhadap bauran pemasaran
DAFTAR PUSTAKA
Parker, C dan Mathews B.P. (2001). Marketing Intelligence & Planning, MCB University Press. Hal 38-44.
Supranto, J. 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, PT.Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between
Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-81. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pa
Analisis jurnal 1
Judul : PENGARUH BESARAN GAJI TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN ( MAJOR INFLUENCE ON THE SATISFACTION OF THE COMPANY’S EMPLOYEES SALARIES )
Tahun : -
Pengarang : Erida
Tema : KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN “A” ( Company employees satisfaction )
1.1. Latar Belakang masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu
perusahan disamping sumber daya yang lain . Misalnya modal, material, mesin,sehingga menjadi bermanfaat . Tanpa adanya sumber daya manusia , perusahaan tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya teknologi dan sumber daya lain nya untuk mendukung kinerja perusahaan.. Hal ini karena manusia lah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam
perusahaan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut salah satunya adalah kepuasan kerja para karyawan.
Bekerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material, seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya.
Dalam hal kesejahteraan karyawan, PT.A telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalanya dengan memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan system rotasi dan mutasi yang baik antar
bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam kenyatannya masih timbul
ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demonstrasi karyawan dengan salah satu
tuntutannya adalah perbaikan sistem pemberian upah/gaji. Berdasarkan pemikiran inilah, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konpensasi dan karateristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan PT A di Palembang
1.2 Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1. Apakah variabel-variabel yang ada dalam kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan ?
2. Variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan manakah yang merupakan variabel
paling dominan dalam menentukan kepuasan kerja karyawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit produksi PT.A
secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah karateristik pekerjaan diunit produksi PT.A secara parsial
maupun simultan mepengaruhi kepuasan kerja karyawan?
3. Untuk mengetahui variabel- variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominant.
Tahun : -
Pengarang : Erida
Tema : KEPUASAN KARYAWAN PERUSAHAAN “A” ( Company employees satisfaction )
1.1. Latar Belakang masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu
perusahan disamping sumber daya yang lain . Misalnya modal, material, mesin,sehingga menjadi bermanfaat . Tanpa adanya sumber daya manusia , perusahaan tidak akan bisa memanfaatkan sumber daya teknologi dan sumber daya lain nya untuk mendukung kinerja perusahaan.. Hal ini karena manusia lah yang mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam
perusahaan. Hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut salah satunya adalah kepuasan kerja para karyawan.
Bekerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material, seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya.
Dalam hal kesejahteraan karyawan, PT.A telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalanya dengan memperhatikan kompetensi yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan system rotasi dan mutasi yang baik antar
bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam kenyatannya masih timbul
ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demonstrasi karyawan dengan salah satu
tuntutannya adalah perbaikan sistem pemberian upah/gaji. Berdasarkan pemikiran inilah, saya tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konpensasi dan karateristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan PT A di Palembang
1.2 Perumusan Masalah
Adapun Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah :
1. Apakah variabel-variabel yang ada dalam kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan ?
2. Variabel kompensasi dan karakteristik pekerjaan manakah yang merupakan variabel
paling dominan dalam menentukan kepuasan kerja karyawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit produksi PT.A
secara parsial maupun simultan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah karateristik pekerjaan diunit produksi PT.A secara parsial
maupun simultan mepengaruhi kepuasan kerja karyawan?
3. Untuk mengetahui variabel- variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominant.
Selasa, 20 September 2011
persaingan industri kerajinan (just example)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya dalam menjalankan usahanya, kondisi industri rumah tangga, industri kecil dan menengah di Indonesia ini tengah menghadapi persaingan dari berbagai pihak. Tidak hanya dengan sesama industriawan yang mempunyai skala yang sama tetapi juga dengan pengusaha-pengusaha besar. Bahkan dengan diberlakukannya Association South East Asian Nation Free Trade Area (AFTA) pada awal tahun 2003 sebagai persiapan untuk menuju pada era pasar global pada tahun 2020 bagi Negara berkembang, tingkat persaingan yang mereka hadapi akan menjadi semakin berat dengan makin mudahnya produk-produk buatan Negara-negara asing untuk beredar di Indonesia. Karena konsekuensi bagi Negara-negara yang turut serta menandatangani kesepakatan tersebut, harus menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan diantara mereka. Konkritnya hambatan non-tarif harus dihilangkan, serta tarif atau pajak impor yang terlalu tinggi harus diturunkan bahkan dihapus (Suwandi, dalam kompas 17 februari 2003).
Berdasarkan pendapat Lisk (dalam Tambunan 2002:44), perubahan dari proteksi ke liberalisasi yang cepat bisa mengakibatkan banyak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mengalami penurunan pangsa pasar. Hal ini terjadi karena produk mereka tidak mampu bersaing dengan barang-barang impor yang harganya relatif lebih murah dan kualitasnya lebih baik. Hal ini juga diramalkan akan menimpa UKM di banyak Negara berkembang lainnya. Dimana dampak negatifnya bisa berdampak pada pangsa pasar domestik maupun pasar ekspornya.
Menurut Firdausy (dalam Thoha, 1998:20) untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Industri rumah tangga, industri kecil dan menengah tersebut, diperlukan adanya berbagai terobosan pasar baru, penetapan strategi pasar yang jitu, peningkatan kualitas produk, dan daya saing produk yang dihasilkan. Hal–hal tersebut dapat dirangkum dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai keunggulan bersaing, yang dirumuskan dengan menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya. Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan sosial sebagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah lingkungan industri dalam mana perusahaan tersebut bersaing (Porter, 1992:3)
Pada dasarnya persaingan dalam suatu industri tidak hanya disebabkan oleh adanya pesaing-pesaing yang ada, namun ada beberapa kekuatan lain yang turut membantu struktur persaingan. Kekuatan-kekuatan tersebut, yaitu ancaman pendatang baru, pesaing yang ada, adanya produk pengganti (substitution), besarnya kekuatan tawar-menawar pembeli dan kekuatan tawar-menawar pemasok. Sebagai contoh, suatu perusahaan dengan posisi pasar yang sangat kuat dalam industri dimana tidak ada ancaman pendatang baru akan mendapatkan laba yang rendah apabila berhadapan dengan produk pengganti yang lebih murah dan berkualitas. Contoh ekstrim dari intensitas persaingan adalah industri yang dinamakan industri persaingan sempurna, dimana pendatang baru dapat masuk dengan bebas, perusahaan yang ada tidak mempunyai daya tawar menawar yang baik terhadap pemasok dan pelanggan, serta persaingan menjadi tidak terkendali karena sejumlah besar perusahaan dan produk yang ada serupa (Porter, 1992:6). Lemahnya posisi perusahaan dalam lingkungan industrinya dapat menimbulkan kesulitan dalam memasarkan produk dengan harga dan kualitas yang sesuai, hal ini seperti yang dialami oleh industri kerajinan mebel di Pasuruan.
Kekuatan-kekuatan yang paling besar dalam persaingan industri akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi (Porter,1992:6) hal tersebut pada akhirnya juga akan menentukan kegiatan yang perlu bagi suatu perusahaan untuk berprestasi, seperti inovasi, budaya yang kohesif atau implementasi strategi pemasaran yang baik. Akan tetapi, faktor-faktor persaingan tersebut dapat juga menjadi sumber kegagalan apabila perusahaan tidak berhasil mengatasi kekuatan-kekuatan persaingan yang ada dalam industri tersebut.
Hal yang sama juga dapat terjadi pada pengusaha-pengusaha berskala industri rumah tangga, industri kecil dan menengah yang ada di sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Apabila para pelaku usaha yang ada tidak dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan persaingan ini, maka dikhawatirkan produk-produk mereka tidak akan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan dengan produk lain, sehingga akan berdampak pada kelangsungan usaha mereka di masa yang akan datang. Akan terus mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya sebagai salah satu sentra yang diunggulkan untuk mencerminkan citra kota pasuruan sebagai kota industri, atau akan makin tenggelam dan menghilang di tengah-tengah ketatnya persaingan. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji secara mendalam industri tersebut dan pengaruhnya terhadap strategi pemasaran pada industri rumah tangga, kecil dan menengah di sentra kerajinan mebel tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Faktor-faktor Apa saja yang mempengaruhi persaingan dalam industri yang ada pada sentra kerajinan mebel di kelurahan bukir, Kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan?
2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor persaingan dalam industri tersebut terhadap strategi pemasaran industri rumah tangga, industri kecil dan menengah pada sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan dalam industri yang ada pada sentra kerajinan mebel di kelurahan bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan
2. Untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor persaingan dalam industri tersebut terhadap strategi pemasaran industri rumah tangga, kecil dan menengah pada sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan, serta lembaga terkait dalam mempertimbangkan kekuatan faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan sebagai bagian dari perumusan strategi pemberdayaan UKM.
2. Bagi Fakultas Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana untuk penelitian selanjutnya dan menambah wawasan tentang faktor-faktor persaingan yang mempengaruhi kemampulabaan dalam industri.
Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan, pengetahuan, ketrampilan menulis yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, ketrampilan, kecerdasan intelektual, dan emosional.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya dalam menjalankan usahanya, kondisi industri rumah tangga, industri kecil dan menengah di Indonesia ini tengah menghadapi persaingan dari berbagai pihak. Tidak hanya dengan sesama industriawan yang mempunyai skala yang sama tetapi juga dengan pengusaha-pengusaha besar. Bahkan dengan diberlakukannya Association South East Asian Nation Free Trade Area (AFTA) pada awal tahun 2003 sebagai persiapan untuk menuju pada era pasar global pada tahun 2020 bagi Negara berkembang, tingkat persaingan yang mereka hadapi akan menjadi semakin berat dengan makin mudahnya produk-produk buatan Negara-negara asing untuk beredar di Indonesia. Karena konsekuensi bagi Negara-negara yang turut serta menandatangani kesepakatan tersebut, harus menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan diantara mereka. Konkritnya hambatan non-tarif harus dihilangkan, serta tarif atau pajak impor yang terlalu tinggi harus diturunkan bahkan dihapus (Suwandi, dalam kompas 17 februari 2003).
Berdasarkan pendapat Lisk (dalam Tambunan 2002:44), perubahan dari proteksi ke liberalisasi yang cepat bisa mengakibatkan banyak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mengalami penurunan pangsa pasar. Hal ini terjadi karena produk mereka tidak mampu bersaing dengan barang-barang impor yang harganya relatif lebih murah dan kualitasnya lebih baik. Hal ini juga diramalkan akan menimpa UKM di banyak Negara berkembang lainnya. Dimana dampak negatifnya bisa berdampak pada pangsa pasar domestik maupun pasar ekspornya.
Menurut Firdausy (dalam Thoha, 1998:20) untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Industri rumah tangga, industri kecil dan menengah tersebut, diperlukan adanya berbagai terobosan pasar baru, penetapan strategi pasar yang jitu, peningkatan kualitas produk, dan daya saing produk yang dihasilkan. Hal–hal tersebut dapat dirangkum dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai keunggulan bersaing, yang dirumuskan dengan menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya. Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan sosial sebagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah lingkungan industri dalam mana perusahaan tersebut bersaing (Porter, 1992:3)
Pada dasarnya persaingan dalam suatu industri tidak hanya disebabkan oleh adanya pesaing-pesaing yang ada, namun ada beberapa kekuatan lain yang turut membantu struktur persaingan. Kekuatan-kekuatan tersebut, yaitu ancaman pendatang baru, pesaing yang ada, adanya produk pengganti (substitution), besarnya kekuatan tawar-menawar pembeli dan kekuatan tawar-menawar pemasok. Sebagai contoh, suatu perusahaan dengan posisi pasar yang sangat kuat dalam industri dimana tidak ada ancaman pendatang baru akan mendapatkan laba yang rendah apabila berhadapan dengan produk pengganti yang lebih murah dan berkualitas. Contoh ekstrim dari intensitas persaingan adalah industri yang dinamakan industri persaingan sempurna, dimana pendatang baru dapat masuk dengan bebas, perusahaan yang ada tidak mempunyai daya tawar menawar yang baik terhadap pemasok dan pelanggan, serta persaingan menjadi tidak terkendali karena sejumlah besar perusahaan dan produk yang ada serupa (Porter, 1992:6). Lemahnya posisi perusahaan dalam lingkungan industrinya dapat menimbulkan kesulitan dalam memasarkan produk dengan harga dan kualitas yang sesuai, hal ini seperti yang dialami oleh industri kerajinan mebel di Pasuruan.
Kekuatan-kekuatan yang paling besar dalam persaingan industri akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi (Porter,1992:6) hal tersebut pada akhirnya juga akan menentukan kegiatan yang perlu bagi suatu perusahaan untuk berprestasi, seperti inovasi, budaya yang kohesif atau implementasi strategi pemasaran yang baik. Akan tetapi, faktor-faktor persaingan tersebut dapat juga menjadi sumber kegagalan apabila perusahaan tidak berhasil mengatasi kekuatan-kekuatan persaingan yang ada dalam industri tersebut.
Hal yang sama juga dapat terjadi pada pengusaha-pengusaha berskala industri rumah tangga, industri kecil dan menengah yang ada di sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Apabila para pelaku usaha yang ada tidak dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan persaingan ini, maka dikhawatirkan produk-produk mereka tidak akan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan dengan produk lain, sehingga akan berdampak pada kelangsungan usaha mereka di masa yang akan datang. Akan terus mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya sebagai salah satu sentra yang diunggulkan untuk mencerminkan citra kota pasuruan sebagai kota industri, atau akan makin tenggelam dan menghilang di tengah-tengah ketatnya persaingan. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji secara mendalam industri tersebut dan pengaruhnya terhadap strategi pemasaran pada industri rumah tangga, kecil dan menengah di sentra kerajinan mebel tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Faktor-faktor Apa saja yang mempengaruhi persaingan dalam industri yang ada pada sentra kerajinan mebel di kelurahan bukir, Kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan?
2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor persaingan dalam industri tersebut terhadap strategi pemasaran industri rumah tangga, industri kecil dan menengah pada sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan dalam industri yang ada pada sentra kerajinan mebel di kelurahan bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan
2. Untuk menjelaskan pengaruh faktor-faktor persaingan dalam industri tersebut terhadap strategi pemasaran industri rumah tangga, kecil dan menengah pada sentra kerajinan mebel di kelurahan Bukir, kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan, serta lembaga terkait dalam mempertimbangkan kekuatan faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan sebagai bagian dari perumusan strategi pemberdayaan UKM.
2. Bagi Fakultas Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana untuk penelitian selanjutnya dan menambah wawasan tentang faktor-faktor persaingan yang mempengaruhi kemampulabaan dalam industri.
Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan, pengetahuan, ketrampilan menulis yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, ketrampilan, kecerdasan intelektual, dan emosional.
Minggu, 05 Juni 2011
strategy dalam pembangunan nasional
Hal-Hal Pokok Dalam Strategi Pembangunan Nasional
Strategi Pembangunan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009 menetapkan 2 (dua) strategi pokok,yaitu:
1.Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan system ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat,jiwa,nilai dan consensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-undang Dasar 1945(terutama pembukaan Undang-Undang Dasar 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tetap berkembangnya pluralism dan keragaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
2.Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Sedangkan Strategi Pembagunan daerah Propinsi Jawa Barat yang tertuang dalam dokumen pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2003-2007, menetapkan 15 strategi pokok sebagai berikut:
1.Meningkatkan kualitas demokrasi untuk mempercepat proses reformasi di segala bidang.
2.Meningkatkan efektifitas birokrasi melalui peningkatan kualitas aparatur dan kualitas pelayanan.
3.Memelihara ketertiban umum,ketentraman dan stabilitas keamanan.
4.Meningkatkan penegakan hukum dalam segala bidang.
5.Mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya luhur masyarakat Jawa Barat (religious, silih asih, silih asah dan silih asuh) untuk mengantisipasi masuknya budaya dari luar yang dapat mempengaruhi budaya daerah.
6.Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan ,kesehatan dan lapangan pekerjaan.
7.Meningkatkan kapasitas kemampuan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi.
8.Mengembangkan kegiatan utama ekonomi (agribisnis, pariwisata, SDM kelautan, industri manufaktur dan jasa) yang berbasis sumber daya local dengan system ekonomi kerakyatan.
9.Memperkuat keterkaitan usaha untuk memantapkan struktur ekonomi.
10.Mengurangi ketimpangan sumber daya ekonomi (SDM, teknologi, dana, pasar, dan prasarana) antar wilayah.
11.Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan untuk keseimbangan perkembangan antar wilayah.
12.Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur wilayah yang mendukung terwujudnya struktur ruang yang mantap.
13.Mewujudkan komposisi kawasan lindung 45 persen dan kawasan budidaya 55 persen pada tahun 2010 sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat.
14.Meningkatkan kualitas daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup melalui optimalisasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
15.Mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara di kawasan perkotaan dan perdesaan.
VISI DAN MISI STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
1.Visi
• Terwujudnya kehidupan masyarakat,bangsa dan Negara yang aman, bersatu, rukun, dan damai.
• Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak azasi manusia.
• Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
• Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
• Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.
• Serta mewujudkan Indonesia yang sejahtera.
1. Misi
• Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
• Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.
• Serta mewujudkan Indonesia yang sejahtera.
Sumber :
Suprapto, dkk, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA 1, Bumi Aksara, Jakarta.
Strategi Pembangunan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004-2009 menetapkan 2 (dua) strategi pokok,yaitu:
1.Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan system ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat,jiwa,nilai dan consensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-undang Dasar 1945(terutama pembukaan Undang-Undang Dasar 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tetap berkembangnya pluralism dan keragaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
2.Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Sedangkan Strategi Pembagunan daerah Propinsi Jawa Barat yang tertuang dalam dokumen pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2003-2007, menetapkan 15 strategi pokok sebagai berikut:
1.Meningkatkan kualitas demokrasi untuk mempercepat proses reformasi di segala bidang.
2.Meningkatkan efektifitas birokrasi melalui peningkatan kualitas aparatur dan kualitas pelayanan.
3.Memelihara ketertiban umum,ketentraman dan stabilitas keamanan.
4.Meningkatkan penegakan hukum dalam segala bidang.
5.Mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya luhur masyarakat Jawa Barat (religious, silih asih, silih asah dan silih asuh) untuk mengantisipasi masuknya budaya dari luar yang dapat mempengaruhi budaya daerah.
6.Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan ,kesehatan dan lapangan pekerjaan.
7.Meningkatkan kapasitas kemampuan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi.
8.Mengembangkan kegiatan utama ekonomi (agribisnis, pariwisata, SDM kelautan, industri manufaktur dan jasa) yang berbasis sumber daya local dengan system ekonomi kerakyatan.
9.Memperkuat keterkaitan usaha untuk memantapkan struktur ekonomi.
10.Mengurangi ketimpangan sumber daya ekonomi (SDM, teknologi, dana, pasar, dan prasarana) antar wilayah.
11.Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan untuk keseimbangan perkembangan antar wilayah.
12.Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur wilayah yang mendukung terwujudnya struktur ruang yang mantap.
13.Mewujudkan komposisi kawasan lindung 45 persen dan kawasan budidaya 55 persen pada tahun 2010 sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat.
14.Meningkatkan kualitas daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup melalui optimalisasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
15.Mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara di kawasan perkotaan dan perdesaan.
VISI DAN MISI STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
1.Visi
• Terwujudnya kehidupan masyarakat,bangsa dan Negara yang aman, bersatu, rukun, dan damai.
• Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak azasi manusia.
• Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
• Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
• Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.
• Serta mewujudkan Indonesia yang sejahtera.
1. Misi
• Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
• Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.
• Serta mewujudkan Indonesia yang sejahtera.
Sumber :
Suprapto, dkk, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA 1, Bumi Aksara, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)