Kamis, 11 November 2010

who is the best ????

Soekarno, Soeharto, SBY: Siapa Terhebat Menghadapi Malaysia????



Soekarno, Seoharto, dan SBY memiliki kesempatan sangat bersejarah dalam memimpin Indonesia. Dibanding misalnya Gus Dur, Habibie, dan Megawati, mereka memiliki waktu yang cukup untuk menunjukkan jati diri sebagai pemimpin sejati di negeri ini. Tiga mantan presiden yang disebut terakhir ini tidak memiliki masa pemerintahan yang cukup untuk mengukuhkan peran sejarahnya.

Nah, terkait sikap kepada Malaysia, siapa yang terbaik antara Soekarno, Seoharto, dan SBY? Bagi saya jelas sekali, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi, tampaknya salah satu di antaranya tampak kuat sekali, salah satu lainnya tampak lemah.

SOEKARNO

Presiden RI Pertama ini sungguh luar biasa karisma dan wibawanya. Tidak ada yang memungkiri kehebatannya dalam berorasi dan menggerakkan masyarakat. Dan terkait dengan Malaysia, sikapnya amat sangat tegas “GANYANG MALAYSIA!”.

Macan panggung ini saya akui berhasil membangkitkan harga diri bangsa Indonesia ke level puncaknya. Kita menjadi bangsa yang disegani sekalipun dengan segala keterbatasan armada perang dan kekuatan ekonomi waktu itu. Yang pasti, di zaman Soekarno tidak ada satu negara pun berani merendahkan Indonesia.


SOEHARTO

Presiden RI Kedua berperangi sebaliknya dari Soekarno. Dia tidak suka menunjukkan emosinya kepada publik dan lebih banyak tersenyum untuk rakyatnya. Walau begitu, dia dikenal sebagai pemimpin yang sangat efektif dan presisi. Semua pembantu/menterinya fasih sekali menerjemahkan kebijakannya sehingga tereksekusi dengan baik. Itu sebabnya Seoharto memiliki pemerintahan yang sangat kuat selama 32 tahun.

Terkait dengan Malaysia, Soeharto tetap menunjukkan jati dirinya sebagai pemimpin yang tidak banyak bicara tetapi kebijakannya tegas dan efektif. Pada eranya pula ekonomi Indonesia maju sehingga negeri ini sempat menjadi kiblat dan tempat berguru bagi Malaysia. Dengan kekuatan ekonomi dan efektivitas pemerintahan, serta ketokohannya yang disegani di level Asia, Indonesia juga tidak dipandang sebelah mata oleh Malaysia. Soeharto adalah pemimpin yang kuat dan tegas.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Presiden RI Keenam ini bukan presiden yang bisa disepelekan kinerjanya. Dia cukup ekspresif, cukup berani menumpahkan perasaan di muka publik, dan bagi orang-orang di sekelilingnya dinilai sebagai pemimpin yang tegas, konsisten, elegan, dan taat hukum. Di bawah pemerintahannya hingga periode kedua ini, Indonesia secara bertahap mulai bangkit dari keterpurukan. Fondasi ekonomi dan demokrasi mulai dikonsolidasikan, dan sesungguhnya ini merupakan bekal dan landasan yang sangat baik untuk memacu kemajuan Indonesia ke depan.

Namun sayang, di bawah kepemimpinan SBY Indonesia justru sangat sering dilecehkan oleh Malaysia. Peristiwa demi peristiwa terus membuat masyarakat gusar dan seperti hilang kesabaran. Dalam ukuran diplomatik, semua sikap dan tindakan pemerintahan SBY terkait dengan provokasi Malaysia jelas dianggap sangat memadai. Tetapi bagi masyarakat, sikap SBY dinilai tidak tegas dan mengecewakan. Tidak pernah ada satu gertakan pun yang membuat Malaysia jera. Demikian juga setiap langkah para pembantu presiden juga seperti tidak ada efek yang cukup untuk menjerakan Malaysia.

Dari pemaparan di atas jelas sekali bagi saya, siapa yang terhebat dan siapa yang bisa menjadi sosok ideal dalam membangkitkan kembali harga diri dan martabat bangsa ini. Secara kebetulan nilainya sesuai dengan urutan gambar di atas, Soekarno 9,5 Soeharto 9,0 SBY 7,0. Bagaimana Anda menilainya?

1 komentar:

  1. Setuju sekali, 3 presiden diatas (BK, P.Harto, SBY) adalah pembangun pondasi-pondasi utama kenegaraan Indonesia raya. Membangun pondasi itu adalah merupakan kebijakan jangka panjang dan tidak populis dimata masyarakat. Termasuk diantaranya dalam hal membangun hubungan bilateral dengan negara tetangga secara dewasa juga merupakan pondasi utama Indonesia raya. Tidak bisa disepelekan. Dan tidak bisa dirusak hanya karena kesalahan2 sistem atau sebab lainnya. Amerika bisa besar karena juga dukungan aliansi-nya. Malaysia dan ASEAN adalah bagian dari aliansi Indonesia. Jadi sangat tepat sekali kebijakan dari SBY yang berfikir panjang. Dan akhirnya SBY ditunjuk sebagai Ketua ASEAN.
    Untuk memilih pemimpin yang terbaik dari ketiganya, ini yang sulit, karena zaman yang berbeda otomatis akan menuntut jenis kepemimpinan yang berbeda.

    BalasHapus